"Nih,"
Indra memyodorkanku teh poci dingin yang belum ia jamah.
Aku, yang sedari tadi melamun terkantuk, menerima ragu teh poci tersebut.
"Selain tulisannya Bu Fandi, ada satu hal yang gue bisa baca dengan jelas. Muka lo,"
Indra meraih selembar tissue dari tas Dora The Explorernya dan menempelnya pada dinding plastik dari teh poci.
"Nih, buat kompres mata lo. Biar nggak tumbuh jadi kantong kangguru," katanya menunjuk mata sembabku setelah kemarin malam.
Rupanya Bram tidak memberitahunya soal perasaanku.
Aku tersenyum lega.
"Malah senyum-senyum. Nih, gue ajarin caranya nempelin tissue dingin buat ngompres mata lo,"
Indra perlahan-lahan meletakkan tissue dibawah kantung mataku, memberikan sensasi dingin di permukaan kulitku.
Ya, sensasi panasnya di hatiku.
"Gue ngerti kok rasanya putus gimana,"
"Semangat!"
"Masih banyak kok cowok perfect lainnya! Ubek-ubek aja noh, wattpad!"
"Ada yang badboy, bawa ferrari, kalah deh mini cooper!"
Aku tertawa riang, benar-benar melepaskan bebanku dari kejadian kemarin.
"Nah, gitu dong ketawa. Kan cantik,"
Indra, ada beberapa poin yang perlu kau ketahui
Poin pertama. Aku nolak Bram, bukan mutusin hubungan.
Poin kedua, cowok perfectku ada didepan mataku sendiri.
Poin ketiga, kamu tahu nggak kata 'Baper'? Iya, itu aku.
INDRA AKU BAPER.
※He, Indra!※
SAMA GUE JUGA TT
KAMU SEDANG MEMBACA
He, Indra!
Short StoryHe, Indra! Namamu Indra Tapi mengapa rangsangan perasaanku tidak pernah ditanggapi olehmu? ***************************************** Catatan kecil Nia tentang teman duduknya yang bernama Indra. Bagi kalian yang memiliki gebetan bernama Indra, selam...