Jihoon menyandarkan kepalanya dibahu Jinyoung. Ia menikmati waktu yang ia habiskan sekarang. Pikiran Jihoon mengingat awal mula kisahnya dengan psikopat disampingnya ini. Seorang psikopat yang dengan tak bisa dipercaya bisa menjaganya bagaikan dirinya adalah benda yang sangat rapuh dan berharga. Jihoon mengangkat kepalanya dari bahu Jinyoung. Ia menatap wajah Jinyoung yang sedang sibuk dengan pikirannya sambil memandang bulan di luar jendela. Jihoon menempelkan bibir pinknya pada pipi tirus Jinyoung. Jinyoung yang diperlakukan seperti itu oleh Jihoon nge-blank sesaat lalu ia tersenyum. "Kau sudah mulai berani eohh..." Ucap Jinyoung lalu menyentil pelan hidung Jihoon. "Mmm... Tidak hanya ingin saja, ohh iya, kenapa kau terlihat tambah kurus?" Tanya Jihoon sambil mengelus pelan pipi tirus Jinyoung. "Mmm aku tak tahu, mungkin karna aku sibuk mengurusmu?" Jawab Jinyoung yang dihadiahi pukulan pelan dari Jihoon. "Aku tak semerepotkan itu" ucap Jihoon.
"Kalau gitu aku harus memakan vitaminku supaya aku bisa kembali gemuk" ucap Jinyoung. Jihoon menyerngitkan dahinya. Seingatnua Jinyoung tak pernah meminum vitamin. "Vitamin? Seingatku kau tidak minum vitamin" ucap Jihoon. Jinyoung menarik ujung bibirnya sehingga membentuk seringaian. "Iya vitaminku sekarang berada didepanku" ucap Jinyoung. Pipi gembul Jihoon kembali merona untuk kesekian kalinya karna ia berhasil luluh oleh gombalan seorang Jinyoung. "Jadi bolehkah?" Tanya Jinyoung sambil menempelkan dahinya dan dahi Jihoon sehingga membuat jarak diantara mereka menipis. Bahkan mereka bisa merasakan nafas satu sama lain. Jihoon melingkarkan tangannya pada leher Jinyoung lalu mengganguk pelan. Jinyoung tersenyum penuh kemenangan lalu ia melumat bibir pink Jihoon. Jihoon juga membalas perbuatan Jinyoung.
Lampu meja yang menyala diatas meja nakas membuat siluet erotis yang menampakkan Jinyoung dan Jihoon sedang melakukan itu. Bulan dan seisi kamar itu menjadi saksi bisu kisah cinta Jihoon dan Jinyoung.
/Skip/
Jihoon membuka matanya karna ia merasa terusik dengan cahaya matahari yang tembus melewati jendela. Saat hendak mengambil posisi duduk, bagian belakang tubuhnya terasa sangat sakit. Jihoob kembali terbaring. Ia tersenyum mengingat kejadian yang kemarin ia lakukan bersama Jinyoung. Ia tahu ia salah karna mereka berdua belum cukup umur. Tapi sayangnya Bae Jinyoung adalah seorang psikopat yang kelebihan hormon yang jadinya seperti ini. "Jinyoung bangunlah" ucap Jihoon sambil mengelus pipi Jinyoung. Jinyoung pun terbangun karna sentuhan yang diberikan oleh Jihoon.
Jinyoung tersenyum saat ia membuka mata. Bagaimana kau tidak tersenyum jika ada bidadari bangun di sampingmu sambil tersenyum kearahmu. "Apakah sakit?" Tanya Jinyoung. *Dugh* Jinyoung terjatuh dari kasur. "Yak! Jangan bicarakan itu lagi" ucap Jihoon dengan wajah antara marah dan malu. "Baiklah baiklah maafkan aku, bisa tidak berdiri? Atau perlu aku gendong?" Tanya Jinyoung bertubi tubi. Jihoon bungkam sejenak. "Iya a-aku tak bisa berdiri" jawab Jihoon. Jinyoung tersenyum lalu menggendong Jihoon ala bridal menuju kamar mandi.
Jinyoung memandikan Jihoon dengan telaten. Ia dengan tulus hanya memandikan Jihoon tidak mempedulikan 'kebanggaannya' yang sudah menegang dibawah sana. Sesudah mandi Jinyoung juga memakaikan baju pada Jihoon. "Mau makan apa?" Tanya Jinyoung pada Jihoon. Jihoon berpikir sejenak. "Mmm... Pancake" jawab Jihoon. Jinyoung menarik tangan Jihoon lalu mereka turun ke dapur. Jinyoung duduk di meja makan yang langsung menjadi satu dengan dapurnya. Jihoon memperhatikan Jinyoung yang sedang membuat pancake untuk sarapan mereka. Tak lama kemudian 2 piring pancake sudah tersaji di depan mereka. Jihoon makan pancake dengan lahap. Mungkin efek lapar karna kemarin mereka melakukan itu. Jinyoung mengangkat tangannya, menghapus noda madu yang menodai pipi gembul Jihoon. "Makan seperti anak kecil saja" ucap Jinyoung sambil tersenyum lalu kembali ke acara makannya yang tadi sempat tertunda. "Ohh iya Jinyoung, kapan kita kembali sekolah?" Tanya Jihoon.
"Sesudah kau sembuh" jawab Jinyoung. "Aku sudah sembuh" ucap Jihoon. "Baiklah besok kita kembali sekolah" ucap Jinyoung. "Tapi apakah eomma appa mencariku? Nanti kalau mereka marah bagaimana?" Tanya Jihoon bertubi tubi. Mendadak Jinyoung menghentikan makannya. "Eomma dan appamu tahu kau bersamaku, sekarang mereka ada urusan kerja di luar negeri jadi kau dititipkan bersamaku untuk sementara" jawab Jinyoung. 'Coret kita akan bersama untuk selama lamanya, karna orang tuamu tak akan menganggu kita lagi' lanjut Jinyoung dalam hati. Tanpa Jihoon sadari Jinyoung berseringai jahat mengingat perlakuannya pada orang tua Jihoon.Tbcc
Sesuai janji author up hari ini. Sorry late banget updatenya...
Hayo kenapa ortunya Jihoon? Diapain Jinyoung?Sekian
YOU ARE READING
You're (Mine)
KurzgeschichtenDEEPWINK -BAE JINYOUNG -PARK JIHOON 18pluss WARNING MATURE CONTENT & PSYCHO SCENE