15; my friend

2.4K 724 243
                                    

scrollnya pelan-pelan.......

derap langkah yang terkesan buru-buru itu membuat guanlin mendongakkan kepalanya—karena sedaritadi fokusnya hanya pada sapu tangan bertuliskan nama itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

derap langkah yang terkesan buru-buru itu membuat guanlin mendongakkan kepalanya—karena sedaritadi fokusnya hanya pada sapu tangan bertuliskan nama itu.

dan benar saja. siluet wajah yang taka sing baginya terlihat, dari jauh sana ia bisa melihat jinyoung, jaemin, shuhua, dan hyunjin berlari ke arahnya.

disana juga jaemin melambaikan tangan padanya.

"ngapain?" tanya guanlin—pandangannya menelusuri sekelilingnya. ya, cowok itu tidak tau menahu kemana ia berjalan.

yang jelas, ia hanya menuruni anak tangga ini satu persatu sampai akhirnya bertemu dengan mereka semua.

nafas keempat teman-temannya itu tampak tersengal. tadinya, hyunjin ingin tetap meneruskan langkahnya. namun jinyoung menahan.

dan pandangan cowok itu tertuju pada sapu tangan yang dipegang guanlin.

pandangan itu pun menular ke shuhua, jaemin, hyunjin juga guanlin.

"gue dapat ini. mungkin ini clue?" tanya guanlin tidak yakin.

jinyoung mengulurkan tangannya mengambil alih sapu tangan tersebut.

"sei." baca shuhua. lagi-lagi nama sei disebut pada berbagai clue disini.

jinyoung makin yakin dengan apa yang ada di pikirannya itu. kalau sei memang berkaitan dengan pelakunya.

hal yang tidak masuk akal; sei sudah meninggal. namun semua clue seakan-akan mengarah padanya.

"lo semua mau kemana?" tanya guanlin, ia menolehkan kepalanya ke belakang begitu mendapati jaemin mengarah kesana.

dan disana, gedung serba guna yang tadinya ingin guanlin naiki.

hyunjin menilik jam tangannya lalu mendecak, guanlin pun mengerutkan dahinya melihat telapak tangan hyunjin yang terikat dengan kain. dan kain itu masih jelas mengucurkan darah.

"gak ada waktu. dikit lagi permainan bakal selesai."

tanpa ada pembicaraan tak penting lagi, mereka berlima bersama-sama menaiki tangganya, untuk menemukan pelaku aslinya.

di tengah-tengah larinya, jaemin menoleh pada jinyoung. "young, felix sama sanha gimana?"

jinyoung sontak menggeleng. itu bukan hal yang penting sekarang. jika pelakunya lebih dulu ia temui, maka kedua temannya yang entah kemana keberadaannya itu pasti aman.

jinyoung masih terpaku pada apa yang ia temukan di perpustakaan tadi. kilasan sebelum permainan ini dimulai pun mulai mendominasi pikirannya.

siyeon anak kelas sebelah yang tiba-tiba datang di jam yang sore untuk mengambil bambu—yang entah apa maksudnya.

red button ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang