2; the rules

4.5K 893 297
                                    

sebenarnya mereka semua juga gak tau kenapa mereka malah nurutin suara itu buat kumpul membuat lingkaran di tengah lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sebenarnya mereka semua juga gak tau kenapa mereka malah nurutin suara itu buat kumpul membuat lingkaran di tengah lapangan.

bukan, bukan masalah harus keluar atau engga.

tapi suara itu bilang,

"kalau kalian nyerah sebelum bermain, itu artinya kalian gugur. dan dalam permainan ini, gugur berarti mati." kata suara itu.

jadilah mereka semua mengikuti intruksi tersebut.

dari sekelompok remaja tersebut, tidak ada yang mengenali suara tersebut. karena suaranya cukup berat tapi bisa ditebak juga seumur dengan mereka.

jeno—yang biasanya peka terhadap suara pun tidak tau. atau lebih tepatnya, tidak tau pemilik suara tersebut.

hanya saja, suara itu berasal dari speaker yang ada di atas gedung sekolah—gedung serba guna, yang membutuhkan akses khusus kesana.

"gue akan menjelaskan peraturan main ini—" ucapan suara itu terhenti saat eunbin sontak berdiri.

"woy! jangan main-main lah! lo siapa?!" teriaknya dengan pandangan yang menyeluruh ke seluruh penjuru sekolah.

jinyoung langsung dengan cepat menyuruh eunbin duduk. "bin, kita lagi dalam bahaya." tegurnya.

"sebaiknya lo nurut aja," desis jaemin.

suara itu memberi jeda, namun sedetik kemudian tertawa. "gak ada yang ngajak kalian, kalian sendiri yang memulai." jawabnya.

"maksud lo?" teriak haechan, sama frustrasinya dengan eunbin.

suara itu membalas lagi. "tombol merah. kalian sendiri yang menekannya, dan permainan otomatis dimulai."

pernyataan suara itu membuat semuanya berpaling pada bomin yang sudah gemetar.

"lo min?" tanya haechan lagi.

bomin tidak menjawab, cewek itu hanya menundukkan kepalanya. melihat itu, guanlin pun merangkul bahu cewek itu dan berbisik. "bukan karena lo."

"jadi, permainan ini gue beri nama 'game of trust'. dimana permainan ini akan menguji seberapa kepercayaan kalian dengan sahabat kalian."

"sumpah! gue gak ngerti kenapa harus main ini!" kesal daehwi.

"permainan ini dimulai dengan pengambilan kartu, sekarang satu dari kalian ambil tumpukan kartu yang ada di laci meja bekas yang ada di kantin.

tanpa menunggu yang lain, felix yang sudah penasaran itu pun beranjak dari duduknya dan kembali dengan kartu-kartu berwarna merah.

"kocok kartu tersebut, dan masing-masing dari kalian harus memilih satu."

felix menyerahkan kartu tersebut ke jaemin, jaemin pun dengan malas mengocok kartu itu dan menaruh 12 kartu, masing-masing dari mereka pun mengambilnya walau sedikit ragu.

red button ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang