sahur part 1

483 31 2
                                    

Drrrrrrrrtttt.....

Panggilan
Senior bule Jawa

Reihan menggeliatkan badannya di atas kursi, meraih ponselnya di atas meja, diliriknya layar ponsel memastikan siapa si penelpon.

"Halo, kak ada apa?"
Reihan duduk, mengerjap ngerjapkan matanya yang masih mengantuk.
'Saaaaaaaaahuuuuuuuur reeeeeiiiiii'
Bejo teriak keras banget di telfon, membuat reihan reflek menjauhkan hp nya....
"Astagfirullah kak, selow aja dooong, hoaaaam"
Reihan menguap, menyenderkan penggungnya ke kursi.
' bukain pintu gih, mas sam mas juna di depan pintu nih'
Reihan terlonjak kaget, matanya langsung melek.
"Haaaaaaah, gak kasih tahu dulu ih..."
Bejo terkikik.
'makanya nih d telfon bejo lu. Di kasih tau. Cepet gih buka. Kalo gak lu buka 5 menit gue dobrak'
Juna mengancam, bejo tertawa.
"Jangan dobrak kk rumah orang. Ok wait ya"
Reihan ngacir ke bawah buat buka pintu.
Di sisi lain, kamar dirga, ia menggeliat mencoba membuka mata. Kemudian keluar kamar menyelidiki berisik apa yang terjadi.

Cklek

Dirga membuka kemudian menutup pintu.
"Berisik amat, hoaaaam. Jam brp ini?"
Ia melirik jam diding, baru jam 3 pagi.
"Loh reihan ngilang, d bawah kali ya lagi bikin sahur"
Dirga beranjak ke tangga untuk ke bawah, sayup sayup ia mendengar percakapan di bawah.

'horor lu kak jam segini namu ke rumah orang'
'ini namanya beramal, bangunin orang puasa rei'
'yee, emang kak bejo puasa?'
'hehe, enggak sih. Mas di ajakin mas juna tuh. Hehe'
'bersyukur lu gua bangunin, bisa sahur'
'hehe, iya sih biasanya reihan jarang sahur'

Dirga menajamkan penglihatannya.
"Loh kak bejo sama kak juna"
Gumamnya sembari berjalan ngedekatin mereka.
"Hai kak!"
Dirga melambaikan tangannya.
Reihan, juna dan bejo meboleh ke arah reihan.
"Rrreeei, lu kagak pernah sholat?"
"Sho sholat kak, lilima waktu"
"Dididia makin deket, ya tuhan tolong hamba......"
"Setaaaaaan...."
Juna, reihan dan bejo teriak bersamaan.
"Waaaaaaaaaaa....."
Dirga yang tadinya berjalan santai, lari sekencang kencangnya sehingga nubruk tiga pemuda yabg saling berpelukan itu.
"Sonoh lu pegi setan laknat"
"Jangan ganggu saya, jangan ganggu"
"Awas lu reihan bacain ayat kursi..."
"Dirga takut setaaaaan. Tolong jangan dorong dorong reihan uwaaaaaaaaa"

Ctik...

Lampu cafe menyala,
"Kok teriak teriak, ada apa ini?"
Ke empat pemuda itu menoleh ke sumber suara.
"Aaaa ada setan tante"
Reihan angkat bicara, tante mira melongo
"Mana ada setan..?"
"Iii itu tante..."
Bejo menunjuk ke tengah tengah mereka. Tante mira mengamati dirga yang berdiri di tengah2 ke tiga cowok tersebut, kemudian ia tertawa.
"Hah, enak aja di bilang setan. Ganteng ganteng gini di katai setan"
Dirga marah marah, reihan bejo dan juna melongo mengamati dirga.
"Kalian ini ada ada aja"
Tante mira berjalan mendekati mereka.
"Kamu dirga?"
"Mukamu kenapa jadi ijo gitu?"
"Lagi drama kolor ijo lu?"
"Iish, katrok ya kalian ini, ini tuh masker namanya, biar tambah kinclong nih wajah ganteng dirga"
"Dirga masih ada stok lho, kita maskeran sama sama hohoho"
Dirga menyilangkan tangannya di dada dengan lirikan sinis ke ketiga sohibnya, reihan, bejo dan juna melirik dirga eelfil.
"Reihan ke dapur dulu deh nyiapin sahur"
Reihan ngacir ke dapur
"Mas bantuin rei"
Bejo ikut ngacir, juna mengekor d belakang bejo, tapi di tahan oleh dirga.
"Bisa ngilangin mata panda loh kak"
Dirga menyeringai, juna menoleh ke dirga kayaknya tertarik.
"Gimana?"
Juna berfikir sesaat kemudian mengangguk. Dirga menyeringai lagi.
"Yuk cus ke kamar dirga"
Dirga melangkah ke kamarnya, juna ngekor di belakang.
Tante mira geleng geleng kepala.
____________

Kenapa ceritanya dikit?
Yah namanya juga slice of life, hehehe
Maaf ya agak gaje, sekedar mengisi kekosongan doang.
Dan menumpahkan isi otak wkwkwkwk.
Trimakasih yang udah nyempetin mampir. Hehe

slice of life 304 SR CruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang