FourTen

42 4 0
                                    

"Aku benci sama kamu, kenapa kamu hadir dihidup aku kalau ternyata kamu sudah memiliki kekasih? Aku benci benci benciii" ujar Naura dalam hati sambil mencoba memasukkan bola secara brutal hingga tak satupun bola yang dilempar Naura kedalam ring tidak ada yang masuk.

"Hai, kamu mainnya kok gitu. Mau aku ajari ga?" Ujar pria yang disebelah Naura bermain
"Tidak perlu!" Ujar Naura ketus
"Galak amat sih mbak, saya hanya ingin membantu anda" ujar pria itu
"Saya tidak butuh bantuan anda"
"Kalau begitu boleh kenalan dong, nama saya Haris. Kamu?" Ajak pria bernama Haris disebelah Naura berkenalan
"Jangan ganggu saya" ujar Naura saat Haris mencoba merangkul pinggulnya Naura agar mendekat ketubuhnya.

"Jangan ganggu Dia" ujar Erwin tegas dari belakang mereka. Naura dan Haris menoleh kebelakang.
"Siapa anda yang bisa mengatur saya" tantang Haris balik
"Saya hanya tidak suka anda kasar dengan perempuan itu" ujar Erwin serius pada Haris
"Itu bukan urusan anda" lantang Haris
"Anda pergi atau saya panggil security untuk mengusir anda dari sini" Pria bernama Haris pun pergi begitu saja. Dan saat Naura ingin berterimakasih pada pria yang untuk ketiga kalinya menolongnya, pria itu berjalan meninggalkan Naura tanpa sepatah katapun.

"Pak polisi aku rindu" ujar Naura menatap punggung Erwin yang berjalan kepada kekasihnya
"Kamu bilang sesuatu?" Tanya Erwin tiba tiba berbalik didepan Naura
"Emm ti..dak" jawab Naura kaku
"Tidak? Tapi tadi saya mendengar kamu sedang berucap sesuatu pada saya"
"Aku eh saya berterimakasih pada kamu eh anda, sudah menolong saya ketiga kalinya"
"Tidak, kalimat anda tidak sepanjang itu tadi"
"Saya rindu pak polisi didalam hidup saya" ujar Naura pelan sambil menunduk, tetapi masih bisa didengar oleh Erwin
"Apa Naura? Kamu rindu pak polisi, berarti kamu merindukan saya?. Ah tidak, di indonesia banyak sekali pak polisi. Mungkin saja kamu sudah memiliki pak polisi baru seperti yang kamu bilang OneDay yang lalu, saya benarkan?" Tanya Erwin mencari kebenaran dari Naura.

Mendengar itu Naura langsung mendongak bersitatap dengan pria lawan bicaranya.
"Tidak, Naura tidak pernah mencari pak polisi lain selain kamu. Saya Naura sangat merindukan kamu pak polisi yang memiliki nama Erwin Kusuma, jujur Aku tidak sanggup jauh dari mu" ujar Naura menangis histeris dan Erwin langsung memeluk Naura tanpa peduli dengan orang lain yang menatap mereka aneh.
"Sudah jangan menangis Ra, tapi sayangnya saya tidak pernah rindu kamu." Mendengar itu Naura bermonolog sendiri masih dalam pelukan Erwin.
"Naura sadar itu, Naura tak masalah kalau pak polisi tidak pernah rindu Naura karena dari Naura tidak ada yang perlu dirindukan." Monolog Naura yang terdengar oleh pendengaran Erwin.

"Aku sangat merindukanmu Naura" bisik Erwin ditelinga Naura

"Apa"tanya Naura melepas pelukan mereka
"Aku juga sangat merindukanmu Naura" ulang Erwin

"aku pak polisimu sangat merindukan dan mencintai wanita yang sedang mewek saat ini" ujar Erwin yang membuat Naura semakin menangis
"Naura kenapa menangis?"
"Naura juga sayang pak polisi"ujar Naura kembali memeluk Erwin
"Kamu menyayangi pak polisi mu ini?" Tanya Erwin tak percaya melepas pelukan mereka dan menatap mata indah Naura
"Naura, apakah kamu mau menjadi kekasihku?"
"Kamu tidak boleh begini Pak polisi, kamu sudah memiliki kekasih" ujar Naura ragu
"Kekasih? Aku tidak pernah memiliki kekasih Ra" ujar Erwin bingung
"Tapi wanita yang memeluk kamu tadi"
"Oh astaga, bidadari ku ini sedang cemburu ternyata."
"Aku tidak sedang cemburu, buat apa"
"Naura, aku jelasin ya. Orang yang kamu maksud dia? Dia itu adik aku Ra, bukan kekasihku. Ogah deh aku pacaran sama wanita seperti dia, hobinya ngomong terus. Pusing aku" ujar Erwin
"Jadi kamu mau kan"
"Mau jadi apa"
"Naura, bidadari hatiku maukah kau menjadi wanita didalam hatiku. Menjadi kekasihku?"
"Mau ga ya?" Ujarnya sambil melihat Pria didepannya menunggu dengan wajah tak bisa dimengerti Naura dan Naura mengangguk menyetujui kalau dia ingin dijadikan wanita satu satunya dihati Erwin pak polisinya.

"Yess!" Erwin memeluk erat Naura
"TerimaKasih Naura"
"Pak polisi aku tidak bisa bernafas" ujar Naura tercekik dalam pelukan Erwin
"Ma..maaf Sayang, aku terlalu senang"
"Sa...yang?" Ulang Naura dengan tersipu malu
"Kita resmi pacaran kan Ra, bolehlah sayang sayang an" goda Erwin yang membuat Naura semakin malu
"Kita jalan jalan yuk sayang" ajak Erwin sambil mengambil tangan Naura untuk digandeng, tetapi Naura tidak mau melangkah
"Ta..pi"
"Kenapa sayang?"
"Adik kamu?"
"Kita kesana yuk, biar kamu aku kenalin dengan adik ku"

My Boy PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang