FourSix

44 3 0
                                    

"HappyAniversarryTwentyOne sayang" ujar Erwin membuka tutup mata Naura yang dihadapkan dengan pemandangan indah yang sudah dipersiapkan oleh Erwin

"Pak polisi" hanya dua kata yang bisa terucap oleh Naura dengan mata berkaca kaca.

"Suka Ra?"

Naura menoleh kearah Erwin disebelahnya
"Makasih sayang" ucapnya tanpa sadar

"Kamu bilang apa Ra, sayang?"
"Emm eng..ga ada, Naura diam aja" jawab Naura mempererat pelukan mereka ,takut Erwin melihat ia sedang tersemu malu. Padahal Erwin juga tau mengapa Bidadari hati nya semakin erat memeluk dirinya, malu dengan pipi merah merona dipipi nya.

"Sayang, terima kasih kamu sudah mengisi my days full colours yang sangat indah. Terima kasih sudah mau selalu ada di sisi ku, pak polisi mu. Jangan pernah pergi dari hidupku, aku sangat menyayangimu lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. Pak polisi Naura berjanji akan selalu menjadikan seorang Naura Maudiya sebagai bidadari hati ini, promise"

"So sweet" ujar Naura imut
"Ih bidadari pak polisi kok imut banget sih, iii makin sayang jadinya" ujar pak polisi as Erwin gemes melihat tingkah Wanita favoritnya

"Kita mau kemana sayang? Nge rayain hari jadi kita yang ke dua puluh satu bulan ini"

"Naura ga mau kemana mana"

"Kok gitu, emang kamu ga pengen kemana gitu. Kebanyakan perempuan pasti mintanya banyak kalau dibilang mau kemana, inilah itulah. Kamu?"

"Kita pulang ke kost Naura aja yuk, kita berdua aja kan lebih nikmat kalau berdua"

"Wah kita mau ngapain lebih nikmat berdua aja sayang" goda Erwin

"Ih kamu mah omes, kita berdua ya masak. Tapi kamu yang masak, Naura lihatin aja. Naura pengen lihat bisa ga ya pak polisi pacar aku ini masak" ujarnya keceplosan

"Haha, iya sayang buat kamu semua akan ku lakukan. Eitt, kamu bilang pengen lihat pak polisi pacar aku ini masak? Oh Jadi aku pacar kamu, emang kapan kita jadiannya?"

"Ia lah, emang kamu pikir kita ini apa" ujar Naura ketus

"Ia sayang, kita pacaran. Tinggal bilang dua puluh satu bulan yang lalu juga susah amat Ra, eh jangan ngambek dong. Entar kalau kamu jelek gitu, pak polisi cari perempuan lain loh" ujar Erwin santai melihat jalanan lurus. Sedangkan Naura yang tadinya padangannya ke samping arah jalanan, beralih menatap tajam Erwin yang menyetir..

"Oh gitu, tadi katanya aku bidadari dihati kamu. Sekarang bilangnya mau cari perempuan lain, aku turun disini." Ketusnya tapi Erwin tak juga meminggirkan mobilnya dan berpura pura tak mendengar ucapan Naura

"Pak polisi Erwin Kusuma, saya berhenti disini. Berhentiin mobilnya" ujar Naura menekan empat kata awal ucapannya. Dan kalau Naura sudah menyebut nama lengkap seorang Erwin itu berarti kekasih disebelahnya benar benar sudah marah, Erwin memberhentikan mobilnya tapi tidak mau membuka lock door car her. Erwin berputar melihat perempuan yang ia jadikan bidadari hatinya, dilihatnya...

"Kamu mau turun? Silahkan, mungkin itu mau kamu. Aku tidak bisa menahan kamu untuk selalu ada didekatku, tapi sebelum kamu benar benar turun. Aku ingin kamu mendengar ucapanku, kalau aku pak polisi mu akan selalu menyayangi dan mencintai gadis pemilik nama Naura Maudiya Tapi tidak untuk mengekang mu jika kamu sendiri tidak ingin ada didekatku." Ujar Erwin serius dan mengalihkan penglihatannya lurus kedepan motor berlalu lalang tanpa sadar air matanya menetes tetapi ia membiarkan kesedihannya mengalir dengan sendirinya. Mendengar semua itu, Naura juga meneteskan air matanya dalam diam. Tidak ada tanda kalau Naura ingin turun, Erwinpun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dalam suasana yang hening saling berbicara dalam hati.

"Maafkan aku, lagi lagi sifatku masih kekanankan sekali padamu. Mungkin kita sudah tidak cocok..."ucap Naura terputus

"Maksud kamu apa Ra, aku tidak mengerti"

"Mungkin untuk saat ini kita break saja dulu, sampai kita bisa saling memperbaiki diri sendiri..."

"Naura, aku tidak percaya. kamu bilang kita break? kurang baik apalagi aku Ra, selama ini aku selalu berusaha untuk membuat mu bahagia Dan ku lihat kamu juga bahagia saat kita bersama."

"Ya kamu benar, akulah yang harus memperbaiki diri. Kamu selalu menunjukkan rasa sayangmu dengan membahagiakan Naura, sedangkan aku selalu bertingkah kekanakan. Maafkan aku, kita break" putus Naura pergi berlari memasuki rumahnya. Dilihatnya dari jendela kamar Naura yang bernuansa hijau muda, mobil Erwin meninggalkan pagar rumah Naura.
.
.
.
.
"Aku tidak pantas menjadi bidadari dihatimu pak polisi" Naurapun menangis hingga ia terlelap dalam tidurnya

My Boy PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang