Erwin
La, Naura habis digangguin preman. Jangan ditanyain banyak dulu, sepertinya dia masih shokOke Win, makasih sudah mengantar Naura
Send"ternyata kamu hanya memberitahu kondisi Naura, Win" batin Laura kecewa
Tidak ada kicauan burung, tidak ada matahari yang selalu menyilaukan mata tertutup memaksa memaksa untuk terbuka dipagi hari. Seperti cerita cerita yang pernah ada. Karena asal kalian tahu, mereka tinggal didalam kost. Ulang didalam KOST, jadi semua itu tidak ada karena ruang kost mereka tidak memiliki jendela didalam setiap kamarnya. Perlu diingat bentuk rumah kost itu sangat tertutup dan hanya memiliki jendela satu pintu yang letaknya di dapur saja.
"Naura, bangun Ra" ujar Laura dari balik pintu luar kamar Naura sambil mengetuk ngetuk daun pintu sebelah kamar tidur Laura. Tidak ada respon dari Naura, Laura membuka pintu kamar Naura dan melihat Naura yang begitu berantakannya dengan kantung mata hitam dibawah kelopak mata Naura dan Rambut yang tak teratur bentuknya acakan. Dan sipemilik rambut hanya termenung dengan tatapan kosong tak berbuat apapun hanya duduk bersender di dinding beralaskan kasur yang diduduki nya, seperti kemarin malam saat Laura memberikan waktu sendiri bagi Naura dikamarnya.
"Naura, kamu boleh cerita dengan kaka Ra. Jangan diam saja" ujar Laura yang sudah meneteskan air matanya tak tega melihat kondisi Naura berefek parah akibat preman yang mengganggunya kemarin malam. Naura tak bergeming, seperti tidak mengetahui adanya kehadiran Laura yang ada didepannya.
Panggilan masuk
Erwin"Halo Win"
"Halo Ra"
"Bagaimana keadaan Naura Ra? Sudah lebih baik" tanya Erwin dari seberang
"Masih diam dan termenung Win" jawab Laura menangis yang melihat kondisi Naura masih berdiam diri
"Jangan nangis Ra, kita bawa ke dokter ya. Lima belas menit lagi aku sampai" ujarnya memutus panggilan mereka
"Kamu beruntung Ra, bisa disukai Erwin. Aku saja sejak lama menyimpan rasa ini, tak pernah ada dihatinya" batin Laura tersenyum sinis melihat Naura yang sedang terpuruk
Tokk Tokk
"Laura" panggil Erwin dari luar kost mereka"Bentar Win" Laura segera membuka pintu kost dan Erwin langsung melihat kondisi Naura yang semakin parah
"Naura, tenang ya. Disini ada aku yang sering kamu panggil Pak polisi Ra" ujar Erwin membantu Naura tersadar dari tatapan kosongnya. Naura menatap Erwin...
"Pak polisi Naura takut" ujar Naura yang lagi lagi menangis dipelukan Erwin. Pak polisi nya.
"Naura tenang, Naura aman sama Pak polisi ya. Ayo berdiri Ra, kita jalan jalan ya" Ujar Erwin tenang dan mengajak Naura ke dokter memeriksa kejiwaannya dengan alasan jalan jalan pada Naura. Tapi Naura menurut, hingga diruang pemeriksaan dia tetap ingin berada dekat dengan Erwin. Pak polisinya. Sedangkan Laura tak bisa ikut, dengan alasan ia sudah ada janji belajar kelompok dengan temannya. Padahal tidak ada, Laura hanya tak ingin melihat Naura dan Erwin bermesraan seperti yang dilihatnya didalam kamar Naura. Mereka berpelukan
"Bagaimana kondisi teman saya dok"
"Tenang saja, teman anda hanya terkena shok sementara. Dua,tiga hari lagi ia akan kembali seperti biasa" ujar wanita berjas putih dengan wajah sangat cantik.
"TerimaKasih dok, kami pamit"
"Silahkan" dokter itu memperlihkan Naura dan Erwin keluar ruangannya
Didalam mobil Erwin merasa hati nya begitu sakit melihat Naura yang masih termenung dan menatap depan kosong.
"Naura, aku janji akan selalu menjaga mu. Tidak tahu sejak kapan aku merasakan aku sangat menyayangi mu Naura" ujarnya pada Naura yang hanya menatapnya datar dan tak tahan Erwin memeluk Naura begitu erat seraya tak ingin jauh dari wanita cinta pertama nya lalu air matanya menetes untuk kedua kalinya hanya karena seorang Naura.
Naura tersadar punggung baju nya basah, ia merenggangkan pelukan mereka dan Naura melihat Erwin pak polisinya menangis."Pak polisi engga boleh nangis" ujarnya sambil menghapus air mata Erwin, Tetapi bukan berhenti air matanya terus mengalir seolah kran air yang blong. Erwin kembali memeluk Naura ,perlahan air matanya berhenti menetes.
Wednesday,june27th
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Police
Fantasiaseorang perempuan bernama Naura lebih menyukai memanggil prianya dengan pak polisi. Dan hal itu, membuat pak polisinya bernama Erwin sangat mrncintai Naura. Tetapi dilain sisi, Naura memiliki rencana yang menurutnya sudahlah yang terbaik. Buat Erwin...