"Kak Seul kak Niel, aku keluar dulu yaaa" pamit kamu secara teriak, karena tau bahwa kedua kakak kamu itu tengah asik dengan urusan masing-masing di kamarnya.
"Dianter gak dek?" balas Daniel seraya menghampiri adiknya itu.
Kamu menggeleng lalu memakai sepatu cepat, "Mau ke supermarket doang, bentaran yaa"
"Tiati"
Daniel mengucek matanya lalu kembali berjalan menuju kamarnya. Saat ini Daniel dalam keadaan mengantuk berat, mungkin juga tadi dia memang sedang tidur, hanya saja terbangun karena suara teriakan adiknya yang berpamitan itu.
Dibanding Daniel, sebenarnya Seulgi cenderung lebih cuek dan bersikap tidak peduli. Biasanya ia membebaskan kamu untuk melakukan apapun selama masih di dalam batas wajar. Kalau Daniel, dia benar-benar menjaga dan memperhatikan kamu.
Kamu berjalan seraya menenteng payung menuju supermarket. Payung yang kamu bawa tentunya hanya untuk berjaga-jaga saja, takutnya hujan turun secara tiba-tiba. Dan jika kamu terjebak lalu tidak bisa pulang, kakak kamu lagi yang repot.
Kamu sampai di supermarket, tetapi tidak mendapati Jeno di luar supermarket, padahal waktu telah menunjukkan pukul 07.15 malam.
Kamu menengok ke kanan dan ke kiri secara bergantian, hingga kemudian angin berhembus cukup kencang dan kamu pun berlari pelan masuk ke dalam supermarket.
"Selamat malam, selamat datang di koreamaret, nona (y/n) ya?"
Kamu memandangi seorang kasir yang bertanya padamu itu dengan bingung, bagaimana dia tau kalau namamu (y/n) ?
"Iya kenapa?"
"Ini, ada titipan"
"Hah?"
Kamu terkejut, kasir yang berjenis kelamin laki-laki dengan bibir kelebihan itu memberikan sebuah plastik dengan isi sebuah ice cream dan sebuah coklat putih.
Kamu melihat nametag nya, 'Lucas Wong'
"Oh makasih" ucap kamu seraya melihat ke plastiknya.
"Sama-sama cinta-AAWW!!"
"Eh kenapa?" kamu kebingungan karena tiba-tiba Lucas berteriak kesakitan.
"E-eh ngga itu gue digigit nyamuk hehehe, duduk dulu aja di sana makan es krimnya!" Lucas menunjuk sebuah kursi dan meja yang tersedia di dalam supermarket.
Kamu pun berjalan meninggalkan tukang kasir aneh bernama Lucas tersebut. Masa iya digigit nyamuk harus berteriak histeris seperti itu? Benar-benar orang aneh, gumam kamu.
"WOE SIALAN LO GAUSAH NYUBIT!" Ucap Lucas pada mejanya.
Lah, meja?
"Ya lo apaan genit sama dia, gak gak, benerin dulu tuh bibir baru saingan sama gue buat dapetin dia" jawab si meja.
Tiba-tiba keluarlah seorang laki-laki dari bawah meja, Lee Jeno.
Iyalah, masa iya meja diajak ngobrol, gila kali si Lucas kalau kaya gitu.
"Heeh lah berisik kamu, tuh doi lagi makan es krim. Samperin gih" ucap Lucas kesal.
"Nanti ah liatin dulu aja dari sini" jawab Jeno seraya mengintip kamu dari balik meja kasir. Kamu tengah asik memakan ice cream seraya memainkan ponsel.
Tak lama kemudian, ice cream yang kamu makan sudah habis, kamu pun memutuskan untuk pulang takutnya terlalu larut malam. Lagipula kamu harus berjalan kaki dan faktanya Jeno tidak datang. Kamu sebenarnya kesal, sedaritadi menunggu Jeno tapi tidak ada. Apa maksud dari tulisan kecil itu ia hanya menitipkan coklat pada seorang kasir? Tau begitu kamu membawa pulang saja coklat dan ice creamnya. Makan di rumah lebih tenang, bisa langsung tidur.
Jeno kembali bersembunyi begitu kamu melewati meja kasir dan keluar dari supermarket.
"Woy gue ngawal dulu yakk sekalian balik" pamit Jeno pada Lucas.
"Yoo tiati"
Jeno segera berlari keluar supermarket menyusul kamu. Dia mengikutimu dari belakang tanpa memanggil. Kenapa? Tentu saja sengaja. Dia tidak ingin kamu melihatnya sekarang.
Tapi sepertinya takdir berkata lain, kamu merasa ada yang mengikuti kamu sedaritadi. Sehingga kamu pun berbalik dan menemukan Jeno tepat hanya 10 langkah dari kamu.
'Wanjay tercyduk' gumam Jeno dalam hati.
Kamu menatap Jeno sebentar, lalu tersenyum padanya, "Makasih coklat dan ice creamnya kak!"
"E-eh iya s-sama-sama" jawab Jeno gugup.
"Tadi aku nungguin kakak gak dateng, sekarang aku pulang kakak ada" ucap kamu seraya cemberut.
"I-iya gimana aku t-telat datang hehe"
Jeno berjalan menghampiri kamu lalu merangkul pundak kamu, "Ayo pulang, di sini dingin"
Kamu dan Jeno sama-sama terdiam selama diperjanan pulang -yang lebih tepatnya menuju ke rumah kamu- . Mungkin alasan kamu diam karena agak canggung, Jeno memberi kamu dua coklat hari ini.
"Sekali lagi makasih ya kak buat makanannya" ucap kamu memecah hening.
"Iya enjoy, panggil Jeno aja, aku gak enak dengernya"
"Okey, dingin banget ya"
Jeno menghentikan langkahnya, lalu ia melepas jaket yang ia pakai dan memberikannya ke kamu.
"Eh gausah" kamu menolak.
"Gapapa, aku mah kulit badak jadi gak akan kedinginan"
"Ih apa sih"
Kamu pun memakai jaket Jeno dan melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Setelah 10 menit, akhirnya kalian berdua sampai di depan rumah kamu.
"Makasih ya jen, mau masuk dulu?"
Jeno geleng-geleng, lalu ia berlari menjauh, "Gue balik ya dahhh" ucapnya seraya melambaikan tangannya dan tersenyum hingga matanya hanya membentuk sebuah garis saja.
"Eh itu jaketnya.." baru saja kamu akan mengembalikan jaketnya, bayangan Jeno telah menghilang.
Kamu pun segera masuk ke rumah untuk menghindari cuaca dingin yang menyelimuti malam. Tiba-tiba ponsel kamu bergetar.
Jeno Lee :
I love ice cream, but I more love who's eat the ice cream.
💌
APASI INI KRIK BANGET YA GAK..
KAMU SEDANG MEMBACA
Baper x Lee Jeno✔
Short StoryJeno x You [END] He is so soft, He is so handsome, He is so care, And he can catch you into his heart. June, 2018 ©_Littlefox