06 - Festival Sekolah (3)

7.4K 1.2K 93
                                    

Halo ada yang kangen sena? Maaf banget baru sempet update lagi kemarin gak ada semangat nulis banget:'( Bahkan wp sempet instal uninstall terus hehe..

Makasih yang masih stay baca dan mau
nerusin cerita ini💕




💌



"Jadi, kamu udah baper sama aku?"

"E-eh?"

"JENO CEPET LU DICARIIN BENTAR LAGI KELAS KITA BUKA JUGA ELAH!" teriak seorang laki-laki tepat diambang pintu kelas kamu.

Jeno menyimpan sebuah tiket tepat dihadapan kamu, "Dateng ya ke kelas, free tiket buat kamu" , setelahnya ia tersenyum manis kearahmu lalu berjalan pergi meninggalkan ruang kelas.

Setelah ia pergi, kamu melihat tiketnya dengan seksama, "Rumah hantu?" gumam kamu pelan.

"(Y/n)!! Ayo bantu beres-beres!!" teriak Herin.

Setelah beres-beres, kini kamu mendapat waktu bebas untuk melakukan hal apapun. Kamu bahkan bisa berkunjung ke kelas lain ataupun sekedar duduk-duduk saja di area sekolah. Sekarang pukul 3 sore, masih sekitar 6-8 jam lagi hingga puncak acara kembang api dimulai.

Kamu memasukkan tanganmu ke saku rok sekolah dan menemukan tiket yang sempat diberikan Jeno. Kamu pun memutuskan untuk mendatangi kelasnya Jeno.

Dari bagian luar kelasnya saja sudah terlihat sangat suram. Banyak hiasan yang menyeramkan ada di bagian luar. Bahkan penjaga pun menggunakan kostum hantu, belum masuk semuanya sudah merinding. Ditambah suara teriakkan yang samar-samar terdengar dari luar.

"Hai kak (y/n)!!" sapa seseorang secara tiba-tiba. Kamu tidak bisa melihat wajahnya karena dia menggunakan topeng hantu.

"Ini Jisung!" ucapnya seraya membuka topengnya.

"Oh haii"

Jisung itu sebenarnya salah satu adik kelas kamu, tapi dia sukses akselerasi sehingga dia menjadi satu angkatan dengan kamu. Dan sekarang, ia satu kelas dengan Jeno.

"Kak, tadi ditungguin kak Jeno, dia dari kemarin maksa-maksa ga mau jadi hantu, katanya biar bisa masuk sama kakak"

"Terus Jenonya sekarang dimana?"

Jisung geleng-geleng seraya sedikit memajukan bibirnya, kamu yang melihatnya jadi gemes sendiri.

"Coba masuk dulu aja kak, good luck!" ia mendadak tersenyum lalu mengangkat ibu jarinya.

"Ahh gemeshhh wkwk"

Kamu mencubit lengan Jisung pelan lalu segera masuk ke dalam kelas Jeno. Suara teriakkan dari anak-anak mulai terdengar lebih jelas, ditambah suara musik pengiring membuat bulu kuduk semakin terangkat.

"Iya, makasih udah datang kak"

"Iya dek, nanti kakak hubungi kamu yaa"

Kamu memperhatikan gadis yang baru saja berbincang dengan Jeno. Wajahnya nampak sangat asing.

"Hai Jeno!" sapa kamu. Jeno langsung tersenyum lalu mengusak rambut kamu.

"Yang tadi siapa?" lanjut kamu.

"Kak Yiyang? Tadi aku nemuin kalung dia jatuh pas masuk, terus tadi kita sempet ngobrol doang sama tukeran kontak"

"Oh.."

"Ayo masuk!" Jeno menggenggam tangan kamu.

Setelah itu, kalian menukar tiket dan masuk ke dalam rumah hantu. Ruangannya sangat gelap, penerangannya sengaja diredupkan. Itu pun sering kali dalam keadaan nyala-mati-nyala-mati. Lalu suara-suara hantu, mulai dari tawa hingga tangis terdengar terus menerus.

Kamu melekatkan tubuh kamu pada Jeno, hawa di rumah hantu itu sangat dingin. Jeno terkekeh kecil lalu merangkul kamu erat. Ia tau kalau kamu menggigil akibat ketakutan dan kedinginan.

"Ko bisa sih ini kelas jadi horror gini jen?!"

"Iya gimana ya, anaknya kelewat pinter semua kali, kecuali aku lah"

Tring! Brakkk!!

Suara piring pecah tiba-tiba terdengar begitu jelas dan nyata, matamu terus menelusuri bagian-bagian dari tempat yang kalian lewati. Anehnya sedaritadi tidak ada satupun hantu muncul dihadapanmu dan Jeno.

"Jen hantunya ma--- AAAKKKKK!!!"

Kamu berteriak dan memukul-mukul Jeno, matamu sudah tertutup dengan rapat. Rasanya jantungmu hampir copot karena melihat sesosok hantu dengan kepala yang ia pegang di tangan kanannya, ditambah darah yang mengalir di seluruh tubuhnya membuat siapapun yang melihatnya merasa hantu itu adalah hantu sungguhan.

"Sssttt" kamu merasa ada seseorang menyentuh-nyentuh lengan kamu.

"Haaa apaan jangan sentuh hiks-"

Kamu mulai menangis, tapi seseorang itu terus saja menyentuh lengan kamu. Mungkin maksudnya agar kamu mau melihatnya.

Saat kamu membuka matamu sedikit, ternyata itu adalah hantu yang tadi. Ia memberikanmu beberapa bungkus permen kecil.

"Terima aja hantunya baik tuh" ucap Jeno yang entah apa alasannya berada di belakangmu seraya memegang erat kedua pundak kamu.

"M-makasih h-h-hantu aku pergi dulu" pamit kamu yang langsung berlari mencari jalan keluar. Jeno mengikuti dari belakang.

Setelah bertemu beberapa hantu dan akhirnya menemukan jalan keluar, kamu pun langsung terduduk lemas di lantai dengan Jeno yang berjongkok di depan kamu.

"Takut? Apa cape hm?" Jeno mengusap dahi kamu yang berkeringat lalu mengacak pelan rambut kamu.

"Takut lah gilaa ajaa, kok bisa sih kelas jadi kaya gitu? Berasa di taman bermain benerann deh"

"Hm, iya gitulah hahaha, gatau aku juga"

Kamu dan Jeno sama-sama terdiam untuk beberapa saat.

"Nanti malem, mau ngelakuin hal yang seru pas kembang api gak?" tanya Jeno.

"Mau! Apa-apa?"

"Ketemu jam 7 di deket uks, nanti aku tunjukin, jangan ajak siapa-siapa" kamu mengangguk cepat setelah mendengar ucapan Jeno.

"Sampai ketemu jam 7!"

Baper x Lee Jeno✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang