Plakkk..
Mark merasakan pipinya mulai memanas dan terasa perih. Bukan, bukan karena ia terpesona, atau bahagia akan sesuatu. Tapi ini karena sebuah tamparan melayang begitu saja ke pipinya.
Siapa? Siapa yang berani menamparnya?
Tidak, bukan kamu.
"Gue... G-gue.. Hiksss" Perempuan yang baru saja menampar Mark dengan keras itu menangis. Entah karena merasa bersalah, atau karena memang ia sedih yang disebabkan oleh laki-laki dihadapannya itu.
"Gue, gak bener-bener jatuh cinta sama (y/n), apa lo pikir, gue bodoh? Hubungan 2 tahun itu, gak bisa gue lupain gitu aja.. Sekalipun gue jatuh cinta sama orang lain, bukan berarti gue gak nyimpen perasaan lagi.." Mark mengusap pipinya, sakit, tapi sesuatu di dalam dadanya jauh lebih sakit.
Yiyang, nama perempuan yang baru saja membuat pipi Mark terasa perih. Ia menatap Mark penuh dengan rasa bersalah.
"Gue s-salah gue tau.. Maafin gue Mark, h-hikssss" Yiyang menangis lebih kencang.
"Tampar lagi.."
Yiyang terkejut mendengar penuturan Mark yang memintanya untuk menamparnya lagi.
"Gue bilang tampar lagi.. Gue lebih suka lo nampar gue daripada lo nangis kaya gitu" Mark menarik tangan kanan Yiyang, lalu mengarahkannya pada pipinya.
Daripada menampar, Yiyang justru lebih memilih untuk memeluk Mark.
"Maafinn gueeee hhiikksss" Yiyang memeluk Mark erat.
"Mau ceritain semuanya?"
◆◆◆
Setelah keadaan cukup tenang, Yiyang mulai cerita.
"Inget, pas lo pamit sama gue ke Kanada? Gue sedih, tapi gue percaya sama lo.." Yiyang mulai cerita.
"Tapi apa? Belum sampe sebulan lo di sana, lo malah sama Siyeon, lo pikir gue gak tau? Gue kecewa sama lo sumpah, kecewa bangettt"
"Gue marah, dan gue cari tau soal Siyeon itu dan gue kaget, ternyata dia aslinya satu daerah sama gue, dia di kanada lagi liburan.. Gue ngehabisin dia, gue tau gue keterlaluan Mark, lo kecewa sama gue tapi gue gini karena gue juga kecewa sama lo.."
"Gue udah bilang gue gak ada apa-apa sama Siyeon, yaampun" Mark menyela.
"Tapi Siyeon nunjukkin foto dia ciuman sama lo itu gak ada apa-apa iya?" Yiyang mulai emosi.
"Makanya gue gelap mata, gue tau keterlaluan banget ngehabisin si Siyeon waktu itu.. Walau ga mati sih anaknya" lanjut Yiyang.
"Sorry," ucap Mark pelan.
"Gue minta tolong Jeno, gue jadian sama dia biar lo balik ke sini. Tapi pas di sini, lo malah langsung asik sama (y/n), gue jelas marah.. Dan kemarin pas Jeno minta buat akhirin hubungannya sama gue, gue malah bilang gue suka sama dia. Padahal engga sih, itu mah emang otak gue yang lagi susah mikir" cerita Yiyang lagi.
"Gue gak suka sama (y/n), ganggu gua sama Jeno mulu, habis gitu, deketin elu.."
"Hahaha harusnya lo minta bantuan dia juga" Mark tekekeh.
"Nggak, (y/n) jelas gak bakal mau, dia kan suka sama Jeno" ucap Yiyang.
"Gak boleh gitu, lo belom tau (y/n) orangnya kaya gimana.. Dia baik kok" Mark mengusap rambut Yiyang.
"Gue gak ngerti, kita jadi banyak salah paham gini" Yiyang rasanya ingin menangis lagi.
"Dan, lo malah jadi nyakitin anak orang yang gak tau apa-apa.. Bohong kalau gue bilang gue gak jatuh cinta sama (y/n), tapi bohong juga kalau gue bilang gue lebih sayang (y/n) daripada lo.." Mark tersenyum.
💌
"Iya halo?""Ini gue, Jeno.."
Kamu menghela nafas, "Kenapa jen?"
"Gue, deket rumah lo.. Boleh kita ngobrol?"
"Iya, dateng aja.."
"Okey"
Panggilan terputus.
Kamu melirik jam, sudah pukul 7 malam. Ada apa Jeno mau mampir ke rumah semalam ini? Lagipula, kalian sudah tidak sedekat dulu jadi rasanya agak canggung juga jika tiba-tiba Jeno datang ke rumah malam-malam.
Belum sampai 5 menit, Jeno sudah tiba di rumah kamu. Kalian duduk di ruang tamu berdua. Tanpa kalian sadari, Seulgi dan Daniel tengah mengintip dan menguping kalian berdua dari ruang lain.
"Sorry buat kaya gini, tapi gue gak tahan" ucap Jeno, ia terlihat gugup dan panik disaat yang bersamaan.
"Kenapa?" kamu bingung.
"Gue sayang sama lo, plis, lo jadi pacar gue!"
Entah apa yang kamu rasakan, tapi tiba-tiba pipi kamu terasa basah, air terus mengalir dari kedua mata milikmu.
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Baper x Lee Jeno✔
Short StoryJeno x You [END] He is so soft, He is so handsome, He is so care, And he can catch you into his heart. June, 2018 ©_Littlefox