Budayakan vote sebelum membaca:v
Part flashback kemungkinan akan sampai 4 chapter karena panjangnya kisah mereka dulu:*
jangan lupa comment juga jika terdapat typo, happy reading guys:*
¤¤¤
Hari ini sandra tidak pergi sekolah dan rinna pun tidak memiliki jadwal kemotrapi jadi mereka memutuskan untuk bermain bersama di taman belakang rumah.
Mereka duduk di sebuah gazebo yang memang disediakan untuk waktu bersantai keluarga "sandra liat barbieku, bunda baru membelikanya kemaren setelah kemo" rinna tersenyum lebar memperkenalkan barbie barunya.
Sandra yang melihat itu juga tersenyum, ia tau kondisi kakaknya tidak baik dan ia diberitahu ayahnya akan hal itu "iya bagus, cantik juga" sandra tersenyum.
"Aku bosen nih dirumah, sekarang boleh ya aku main sama dion gantiin kamu? Dion pasti ada dirumah kan?" Tanya rinna semangat.
"Iya boleh, tapi nanti sebelum bunda pulang kamu udah harus ada dirumah, soalnya kan bunda bisa bedain kita" sandra memperingati.
"Iya iya, aku janji" rinna langsung berlari keluar rumah.
Sandra merapikan barbie-barbie yang baru saja mereka mainkan ke dalam sebuah kotak dan membawanya masuk ke dalam rumah. Sandra berjalan pelan menaiki tangga, kamar mereka terletak di lantai atas.
Setelah meletakkan kotak mainan itu ditempatnya, sandra berjalan ke arah jendela memandangi bagunan megah disamping rumahnya yang hanya dibatasi sebuah jalan. Ia melihat rinna yang di boncengi sepeda oleh dion "harusnya kan aku yang berada disana saat ini, apa kalau aku yang sakit ayah juga akan menyuruh rinna untuk terus mengalah pada apa yang aku inginkan?" Batin sandra.
Sandra terus melihat kegiatan mereka "daripada melihat mereka bermain lebih baik aku tidur nanti kalau bunda pulang dan rinna belum pulang aku pasti kena marah karena mengizinkanya bertukar tempat"
¤¤¤
"Sun apa kau mau membeli es cream? Ditaman ada yang menjual es cream yang rasanya sangaaaaat enak, kau mau?"
"Mau! Aku rasa suka rasa vanilla pasti sangat enak" jawab rinna antusias. "Kalau dion tau aku bukan sandra apa dia akan marah? Apa dia akan membenciku? Tapikan kami sangat mirip pasti ia tidak akan tau" rinna tersenyum dalam hati.
"Sudah sampai, ayo turun sun" rinna turun sedangkan dion meletakkan sepedanya ditempat khusus sepeda. "Kau duduk saja dulu disini, aku akan membelikanya untuk mu, kau suka vanilla bukan?" Tanya dion terkekeh sambil mencubit kecil hidung rinna "baiklah, kau jangan lama-lama" rinna pun duduk dan memandangi suasana taman yang lumayan ramai.
"Tumben sekali dia tidak marah aku mencubit hidungnya, biasanya saja langsung seperti macan" kekeh dion.
"Pak es cream rasa vanilla satu ya" sambil menunggu es creamnya dion melihat sandra yang tersenyum melihat anak-anak lain yang sedang bermain pasir "dasar bocah, apa dia masih ingin main pasir?" keleh dion.
Setelah mendapatkan es cream dan membayarnya dion berjalan cepat ke arah sandra "nih es creamnya, dan berhenti menatap anak itu apa kau masih ingin main pasir?" Dion terkekeh.
"Tidak, aku hanya senang melihat mereka bisa bermain dengan bebas tampa merasakan rasa sakit yang sangat amat menyakitkan pasti sangat menyenangkan, aku jadi ingin seperti mereka bermain dengan bebas"
"Hei kau juga bisa sun, bahkan setiap hari kau bermain dan apa yang kau maksud dengan rasa sakit? Apa kau sakit? Dan kau tidak cerita padaku?" Ucap dion penasaran selama ini sunnya baik-baik saja dan sekarang kenapa berbicara seperti itu?
"Eh bu..bu..bukan itu maksudku" rinna cengengesan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mau jawab apa ini.
"Maksudku kan ada anak-anak yang sakit parah, pasti mereka tidak bisa bermain dengan bebas seperti mereka, nah i..itu maksudku" lanjut rinna dan memakan es creamnya.
Dion hanya mengangukan kepalanya tanda mengerti "oiya terima kasih ya sun kemaren kau memberiku kue, kuenya sangat enak"
Aku tidak memberinya kue apa sandra yang memberinya? Ah biarkan saja toh sandra dan aku sama saja "ah iya sama-sama" .
Setelah es cream rinna habis dion mengajak rinna untuk berkeliling komplek dengan sepeda "ayo pulang yon hari sudah sore nanti kalau bunda sudah pulang dan aku belum berada dirumah, bunda pasti marah" ia takut nanti bundanya sudah pulang, dan kalau bundanya sudah pulang dan tau ia bertukar tempat lagi dengan sandra sudah pasti hukuman menanti sandra. Padahal tadi sandra sudah memperingatkan.
"Baiklah, lagipun sun kalau bunda tau kau bersamaku ia takkan marah" kekeh dion.
Dion mempercepat laju sepedanya sedangkan rinna memegang erat baju dion "yon jangan terlalu kencang nanati jatoh"
"Iya iya bawel" dion tetap melajukan sepedanya dengat cepat dan tak menyadari ada lubang di depanya, dion yang tidak dapat menghindari lubang itupun jatuh dengan siku yang menahan agar sepeda tidak menimpa tubuh sandra yang lebih kecil darinya.
"Diooooooon apa tadi kubilang! Jatoh kan!" Omel rinna sedangakan dion berusaha berdiri dan menegakkan kembali sepedanya.
"Kamu ya pokoknya aku gamau lagi boncengan sepeda sama kamu, udah ngebut gatau aturan lagi! Lihat tu siku berdarah enak kan!" Rinna terus saja mengomel dan membantu dion menepikan sepedanya dan duduk di depan taman rumah orang yang tidak jauh dari rumah mereka.
"Sini liat lukanya parah gak? Makanya kalo dibilangin itu dengerin jangan ngeyel liat kan hasilnya" Rinna menarik tangan dion "aduh pelan-pelan sun sakit nih" dio meringis.
"Untung aku bawa sapu tangan terus, berguna kan sekarang buat ngobatin luka kamu" rinna meniup pelan luka dion dan mulai mengikatkan saputanganya ke siku dion.
"Tuh selesai jangan banyak digerakin dulu, nanti kalo udah nyampe rumah lukanya dibersihin trus kasih obat merah ngerti?!"
"Ngerti sun ngerti, tumben banget sih baik biasanya aja jutek galak kek singa" canda dion.
Rinna tidak menggubris ucapan dion ia berdiri dan membantu dion yang mengiring sepeda dengan satu tangan "kasian juga sih tapi kan salah dia".
Mereka tiba di depan rumah rinna "Udah masuk gih nanti bunda keburu pulang" ucap dion memperingati "gak ah aku mau anter sepeda kamu pulang dulu, kamu kan susah bawanya kalo sendirian"
"Mau nganterin sepedanya apa mau nganterin aku" jawab dion sambil tersenyum jail.
"Ih pede banget aku mau nolongin juga, yaudah kalo gamau aku masuk dulu yah makasih es cream sama pengalaman jatoh dari sepedanya kamu itu terbaik" ucap rinna dengan wajah datar dan berlalu memasuki rumah.
"Yaelah ngambek" kekeh dion dan dengan susah payah mengiring sepedanya kerumah "kalo aja tadi sun nolongin gabakal sesakit ini nih siku" batin dion.
¤¤¤
Sesampainya rinna dirumah ia tidak menemukan bundanya "huft untung saja bunda belum pulang" rinna bernafas lega saat tidak melihat mobil bundanya di garasi.
"Sandra...sandra kamu dimana? Aku tadi lupa minum obat" teriak rinna dari lantai bawah ia segera menaiki tangga dan masuk ke kamarnya, melihat sandra yang tertidur ia memilih untuk mengambil obatnya sendiri. Kepala rinna sudah mulai pusing ia segera mengambil obatnya dan meminum semuanya dalam sekali teguk.
Setelah ia meminum obat ia naik ke atas ranjang dan memeluk sandra "makasih ya kamu udah izinin aku main sama dion, dia baik banget aku suka" gumam rinna dan segera menyusul sandra ke alam mimpi.
.
.
.
.
.
I love you.... But
you don't know that
And why i stay?
Like crazy people waiting the impossible things
Back again at the 3 words
I Love You6juni2018
Bysriii

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurt
ChickLitCerita ini sempat aku unpublish dan di Publish ulang pada 191018 ON-GOING Walaupun dia banyak menyakitiku, dia akan selalu jadi cinta pertama dan terakhirku. Selalu Aurelie Cassandra 18tahun, baru selesai mengikuti Ujian Akhir di Hantan Hight School...