Flashback 1.3

167 29 15
                                    

Budayakan vote sebelum membaca:v

jangan lupa comment juga jika terdapat typo, happy reading guys:*

Enjoy:*

¤¤¤
Dion POV

Kenapa sandra itu sangat membingungkan? Kadang dia galak seperti singa kadang juga dia selembut kapas, dan aku tak tau mengapa aku merasa seperti ada dua orang berbeda dibalik sifat-sifat sandra seperti itu. Tapi aku lebih suka sifat sandra seperti tadi dia marah, jutek dan perhatian di saat bersamaan bahkan ia menunjukan perhatiannya dengan wajah datar dan itu sangat manis. Aku ingin terus bersama sandra yang seperti itu, Sun ku.

Sapu tangan ini, sapu tangan ini tidak akan aku kembalikan kepadanya biarlah ini menjadi bukti bahwa aku sangat mengingikanya nanti pada saat yang tepat dia akan menjadi milikku, pendampingku.

Dion POV end.

¤¤¤

"Rinna sandra bangun sayang ini sudah sore cepat mandi dan turun untuk makan malam" Mrs. Ahsab mengelus-elus lembut rambut kedua putrinya "ayo sayang bangun"

"Baiklah bunda" jawab rinna dan sandra kompak, rinna terlihat masih menutup matanya saat menjawab panggilan bundanya itu. "Bunda kepalaku pusing" rinna memberi tahu bundanya sedangkan matanya masih tertutup.

Sandra yang melihat itupun meletakkan tangan kananya di atas kening rinna "Bunda keningnya kakak panas" ujar sandra khawatir.

"Sandra apa kakakmu meminum obatnya?" Mrs. Ahsab menatap tajam sandra "bukankah sudah bunda katakan padamu jangan sampai kakakmu tidak meminum obatnya?! Kenapa kau tidak mengerti juga hah?!"

"Maaf bunda sandra tadi ketiduran" ucap sandra menunduk. "Bunda aku tadi meminum obatnya kok, bunda jangan marahin sandra" rinna menjawab pelan.

"Yasudah  sekarang kamu istirahat ya sayang, nanti bunda buatkan bubur" ucap Mrs. Ahsab lembut "dan sandra cepat mandi dan turun untuk makan malam, jangan ganggu kakakmu dia butuh istirahat" setelah mengucapkan itu Mrs. Ahsab berlalu keluar kamar.

Sandra menatap kepergian budanya dengan nanar sekali lagi dia yang salah "Lebih baik sekarang aku mandi daripada nanti bunda marah lagi" ucap sandra dalam hati.

¤¤¤

Setelah selesai mandi sandra turun kebawah untuk makan malam "bunda apa ayah belum pulang?" Tanya sandra pada bundanya yang sibuk meletakkan makanan untuk dihidangkan. "Belum, sekarang makan sendiri saja, ayah belum pulang bunda juga harus menyuapi bubur untuk kakakmu" jawab Mrs. Ahsab datar.

"Baiklah" jawab sandra lesuh, kalau kakaknya sudah sakit pasti meja makan akan sepi tidak seperti biasanya. Biasanya kakaknya selalu ribut dimeja makan dan diceramahi oleh bundanya begitu juga dirinya apalagi kalau ayah pulang cepat pasti meja makan ini akan seperti pasar karena penuh gelak tawa.

Sandra rindu momen-momen seperti itu dimana kakaknya tidak sakit, bundanya ceria dan ayahnya selalu pulang cepat. Sandra pun hanya makan dalam diam dan mengenang masa-masa itu.

Sesaat setelah sandra menyudahi makan malamnya ia melihat rinna yang berdiri di samping tangga "mungkin ia sudah lapar" batin sandra berbicara.

Sandrapun menaiki tangga hendak membantu rinna turun karena ia yakin kakaknya itu belum sembuh betul "kau sudah lapar kak? Buburnya sebentar lagi siap kok" ucap sandra memberitahu "ayo aku bantu turun" sandra menggenggam tangan rinna dan membantunya menuruni tangga.

"Kak tadi main apa sama dion?" Tanya sandra pada rinna dan menatap wajah pucat kakaknya itu "sepeda, ke taman juga dia tadi membelikanku ice cream" jawab rinna sambil tersenyum dipaksakan sakitnya tidak bersahabat sekarang, kepalanya sangat sakit.

"Ooh" jawab sandra datar.
Seharusnya yang bermain dengan dion tadi aku walaupun aku selalu jutek padanya tapi aku menyukainya, kenapa kakak selalu dapat momen-momen bahagia? Lebih disayang ayah sama bunda dan dekarang dia lebih mendapatkan perhatian dion?! Apa harus aku yang mengalah terus?!

Dengan sengaja sandra melepaskan genggaman tanganya pada rinna dan sedikit mendorong bahu kakaknya itu, rinna yang dalam keadaan sakit tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya.

Rinna terjatuh dan terguling dari beberapa anak tangga, Mrs. Ahsab yang tidak sengaja melihat perlakuan sandra pada kakaknya itupun langsung berlari menghampiri rinna yang sudah tidak sadarkan diri dangan kepala berdarah.

"Kau?! Apa yang kau lakukan pada kakakmu sendiri huh?! Apa kau berniat membunuh kakakmu sendiri?! Kau benar-benar anak tidak berguna!!" Ucap Mrs. Ahsab tajam kepada sandra yang masih shock melihat keadaan kakaknya, ia yang menyebabkan kakaknya seperti itu?

Mrs. Ahsab langsung menggendong tubuh mungil sandra dan berlari memanggil supirnya "pak ayo kerumah sakit terdekat SEKARANG!" Sopir pun terburu-buru membukakan pintu dan segera berlari ke pintu kemudi.

Sandra yang masih shock melihat bundanya dengan panik membawa kakanya yang sudah tidak sadarkan diri "apakah aku sudah keterlaluan? Apa yang aku lakukan? kakak itu sakit dan aku dengan sengaja mendorongnya dari tangga?! Ya tuhan ampuni aku" sandra pun berlari memanggil kepala maid "Bi..bibi kerumah sakit mana kakak dibawa? Bi antarkan aku aku ingin melihat kakak bi! Aku mohon" Air mata sudah membanjiri pipi sandra, ia sadar apa yang dilakukanya sudah keterlaluan.

"Non,,, lebih baik sekarang non tenang dulu biarkan nyonya yang mengurus non rinna, dia pasti baik-baik saja non yang tenang, jangan menangis" Kepala maid itu berusaha menenangkan sandra yang sudah segukan karena menangis.

"Ak...aku salah bi, aku mendorong kakak dengan sengaja dari tangga aku jahat bi aku jahaat" ucap sandra terus menangis.

Kepala maid yang tidak tega melihat sandra seperti itu memeluk sandra "sudahlah non, kita berdoa saja semoga non rinna tidak apa-apa" sandra yang mendengar itu hanya mengangguk kecil dipelukan kepala maid.

¤¤¤

Setelah tiba dirumah sakit rinna langsung dilarikan ke ruang darurat, Mrs. Ahsab menunggu dengan cemas di luar ruangan.

Setelah satu jam dengan kekhawatiran dan tampa kepastian dari dokter yang berada di ruangan itu Mrs. Ahsab bernafas lega melihat dokter keluar dari ruang darurat itu.

"Maafkan kami Nyonya tapi anak anda sekarang sedang kritis akibat benturan yang ia alami, bahkan jika ia tidak sadarkan diri dalam 24jam kami khawatir akan kondisinya"

Mrs. Ahsab yang mendengar penjelasan dokter itupun tidak dapat berkutik kakinya terasa lemas "bagaimana bisa? Anaknya sudah berusaha hidup selama 4tahun dan sekarang harus meregang nyawa hanya karena kesalahan adiknya yang fatal itu?!" Tampa sadar Mrs. Ahsab menangis dalam diam.

"dok..dokter tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya, saya mohon berapapun biayanya akan saya bayar asalkan anak saya selamat dokter" tangis Mrs. Ahsab pecah ia tidak dapat melihat anaknya dalam keadaan sekarat seperti itu.

"Kami akan usahakan nyonya tetapi anak anda juga memiliki riwayat penyakit serius seperti leukimia, sekarang keajaiban tuhanlah yang kita tunggu agar anak anda bisa segera sadar nyonya" dokterpun berlalu pergi.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kesalahan itu dapat dengan mudah dimaafkan tetapi akan sangat sulit untuk dilupakan.


Maaf ya aku late up:( kemaren itu ceritanya lagi galau+gaada kuota:v

Mian,-, 

8juli2018

Bysrii

It's HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang