Flashback 1.4

141 24 1
                                    


Budayakan vote sebelum membaca:v dengan vote dan comment kalian yang bikin aku semangat buat nulis:)

jangan lupa comment juga jika terdapat typo, happy reading guys:*

¤¤¤

Setelah mendapatkan telfon dari sang istri jika anaknya rinna mengalami accident di rumah, langsung saja Mr. Ahsab menyuruh sopir untuk memacu mobilnya ke rumah sakit tempat rinna dirawat.

Setelah menanyakan pada perawat dimana pasien atas nama Aurelie Calerinna dirawat Mr. Ahsab langsung berlari menyusuri koridor yang dimaksud perawat tadi. Ia dapat melihat kepala istrinya yang menunduk dan berusaha menahan tangisnya.

"Mah.." panggil Mr. Ahsab pelan dan mengusap punggung istrinya untuk menenangkan "semuanya akan baik-baik saja, rinna adalah putri kita yang kuat mah" tambah Mr. Ahsab dan menarik sang istri dalam pelukanya.

Tidak dapat ditahan lagi tangis yang tadi sudah berhenti kini mulai muncul lagi, Mrs. Ahsab membenamkan wajahnya pada dada bidang sang suami "pah... rinna sudah bertahan selama 4 tahun dari penyakitnya dan sekarang lihat perbuatan ceroboh adiknya? Rinna hampir meregang nyawa pah" ucap Mrs. Ahsab semakin menangis.

Mr. Ahsab tidak tau harus berbuat apalagi,, sekarang ia hanya bisa memeluk istrinya dan berusaha menjernihkan pikiranya.

¤¤¤

Setelah beberapa jam saat Mrs. Ahsab mulai tenang, perawat datang pada mereka dan mengatakan kalau dokter ingin bertemu. Mr. Dan Mrs. Ahsab hanya mengangguk dan mengikuti sang perawat ke arah ruangan sang dokter.

Setelah sampai Mr. Ahsab dapat melihat dari raut wajah sang dokter bahwa kabar yang akan diberikanya tidak akan baik-baik saja.

"Silahkan duduk tuan dan nyonya" ucap sang dokter pelan. Setelah menarik nafas dalam dokter memulai pembicaraanya "Saya memiliki kabar baik dan kabar buruk" ucap sang dokter pelan "Rinna memiliki penyakit leukimia dan itu tidak baik untuk keadaanya sekarang yang kehilangan banyak darah, kabar baiknya kami masih memiliki persediaan kantong darah untuk rinna. Dan kabar buruknya, kami menemukan bahwa saat ini ginjal rinna bermasalah" lanjut sang dokter, mendengar itu sontak saja Mrs. Ahsab tertawa "Dok... jangan bercanda selama ini rinna hanya memiliki riwayat leukimia bukan masalah ginjal" ucap Mrs. Ahsab berusaha membantah.

"Saya tau nyonya.. tapi sepertinya itu sudah lama dan tidak terdeteksi karena hanya fokus pada leukimianya saja sehingga tidak sadar bahwa ada gejala lain pada ginjalnya dan benturan saat ia jatuh tadi memperburuk kondisi ginjalnya nyonya" jelas sang dokter.

"Tap..tapi dok, pasti ada cara untuk mengatasinya bukan? Lakukan apapun untuk menyembuhkan anakku dokter" Mrs. Ahsab kembali histeris, Mr. Ahsab yang berada disampingnya pun berusaha menenangkan istrinya itu "sabar mah.. sabar, kita akan melakukan yang terbaik untuk rinna" bisik Mr. Ahsab lembut untuk menenangkan istrinya.

"Ada nyonya tapi ini sangat beresiko, rinna memerlukan donor ginjal" Mrs. Ahsab yang mendengar itupun langsung menjawab "ada dok. pendonornya sudah ada, rinna memiliki saudara kembar pasti ginjal mereka akan cocok kan dokter"

"Bisa jadi nyonya karena saudara kembar memiliki ikatan darah yang sangat kuat,, tapi apakah itu tidak akan berdampak pada masa depan saudara kembarnya nyonya? Ia akan hidup dengan satu ginjal" jelas sang dokter.

"Tidak apa-apa dokter, hidup dengan satu ginjal tidak akan membuat seseorang meninggal bukan?" Mendengar itupun dokter hanya mengangguk "Baiklah segera bawa saudara kembar rinna biar bisa kami periksa nyonya, semakin cepat operasi maka akan semakin baik"

¤¤¤

Saat ini aku berada diruangan serba putih, seorang perawat sedari tadi subuk mengatur infus dan mencek apakah keadaanku stabil atau tidak.

Ya sekarang aku berada dirumah sakit setelah beberapa saat lalu melakukan operasi untuk membantu sedikit kedaan kakakku yang saat ini dalam kondisi kritis. Aku tau kalau aku salah, aku sengaja mendorongnya dari tangga dan mengakibatkan dirinya terluka parah dan aku rasa hanya untuk mendonorkan salah satu ginjalku itu tidak akan masalah bukan?

Manusia dapat bertahan hidup walaupun hanya dengan satu ginjal, mungkin dengan ini rasa benci bunda terhadapku akan sedikit berkurang.

¤¤¤

Di ruang inap yang lain tampak banyak dokter yang sedang sibuk mengurusi seorang anak yang mengalami kejang-kejang. Orang tua anak tersebut yang melihat dari luar ruangan tampak panik dan air mata tidak bisa berhenti mengalir. Ia tidak sanggup melihat putrinya begitu kesakitan hanya untuk bertahan hidup.

"Sabarlah sayang.. bunda disini bunda akan selalu menemani kamu, kamu harus kuat kamu gaboleh ninggalin bunda" Mrs. Ahsab menangis dan memeluk dada bidang sang suami.

"Sudahlah mah... jika memang sudah seperti ini takdir hidup rina maka lebih baik kita sabar, jika memang kembali kepada sang kuasa adalah yang terbaik untuk rina maka kita harus merelakanya mah" Mr. Ahsab berusaha menenangkan sang istri.

Tak lama kemudian keluarlah seorang dokter dengan wajah penuh penyesalan "maafkan saya tuan nyonya, kami sudah berusaha semaksimal mungkin menolongnya tapi putri anda tidak bisa diselamatkan"

Mendengar itu sontak saja Mrs. Ahsab berteriak "TIDAK.. TIDAK MUNGKIN ANAKKU MENINGGAL. TIDAK MUNGKIN! KAU JANGAN BERBOHONG DOKTER! Rina itu anak yang kuat tidak mungkin dia menyerah hiks....hiks..."

"Sabar mah... ini sudah kehendak sang pencipta" Mr. Ahsab memeluk istrinya dengan erat "rina pasti lebih bahagia disana"

"Hiks..tidak mungkin pah, rina itu kuaaa..t" lirih Mrs. Ahsab dan tak sadarkan diri.

¤¤¤

Suasana pemakaman rina dihadiri banyak kerabat, mereka semua merasakan kehilangan yang sangat amat dalam. Sandra yang hanya melihat dari kejauhanpun menundukkan kepalanya "aku sudah sangat berdosa padamu kak, dan aku akan menerima apapun hukuman yang akan tuhan berikan kepadaku. Bahkan dibenci ayah dan bunda sekalipun karna aku tau, akulah penyebab kematianmu" ucap sandra lemah dan mengusap air matanya.

.
.
.
.
.
.
.
Kesalahan itu mudah dimaafkan tetapi sulit dilupakan.

201018
By: srii


It's HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang