"Kemarin lo diapain sama Sagara?"
Agnes menghentikan makannya, kemudian menatap Angel. Agnes kembali membayangkan kejadian kemarin dirinya harus menjadi pembantu di rumah Sagara, "jadi babunya dia."
Ketiga sahabatnya langsung tertawa mendengar jawaban dari Agnes, "tapi Nes, seharusnya lo bersyukur. Kapan lagi lo deket dengan cogan."
Agnes memutar bola mata malas. Kalau cogannya selain Sagara mungkin akan lebih menyenangkan.
"Kalau gue jadi lo nih ya, jadi babu Sagara selamanya gue lakuin."
"Kenapa nggak kalian aja yang gantiin gue?" Agnes kembali menyruput minumannya.
Agnes kembali memakan makanannya karena sebentar lagi bel akan berbunyi. Agnes menatap ke samping karena dia merasa ada yang menatapnya.
Sagara.
Kenapa Sagara menatap ke arahnya? Tiba-tiba Agnes merasakan sesuatu yang tidak enak.
"Balik ke kelas yuk."
-----
Agnes pasrah ketika dia digeret Sagara masuk ke dalam rumah. Sepertinya apa yang dibilang Feby kemarin benar, kalau dirinya akan menjadi babu Sagara selama satu bulan.
"Udah tau kan tugas lo apa?"
Agnes menghela napas, "kenapa lo nggak sewa pembantu aja sih."
Sagara tersenyum miring, "kalau ada yang gratis kenapa harus milih yang bayar, sayang duit gue."
Agnes ingin melempar Sagara sejauh mungkin dan tidak akan kembali. Dengan segera Agnes menaruh tasnya di meja kemudian mencari alat-alat kebersihan.
Agnes berpikir, rumah sebesar ini apa hanya Sagara yang menempati. Lalu dimanakah kedua orang tua Sagara?
Cling!
Feby : Gue perjalanan menuju rumah Sagara. Lo mau nitip apa?
To : Feby
Nggak.Agnes mendengar suara ketukan pintu. Tidak mungkin kalau itu Feby. Agnes segera membuka pintu itu, dan mendapati sahabat Sagara satunya. Iqbal.
"Selamat siang pembantu."
Iqbal langsung berlalu meninggalkan Agnes yang masih terbengong. Kok ngeselin ya.
"Eh... siapa nama lo?" Iqbal mencoba mengingat nama gadis yang ada didepannya, "emm.... nama lo kalau nggak salah Agnes. Tolong bikinin gue jus jeruk ya, gue haus banget."
Agnes masih terbengong, apakah wajahnya begitu mirip dengan pembantu. Sagara saja tidak pernah menyuruhnya untuk membuat minuman atau makanan, tapi Iqbal yang menurutnya tidak ada hubungan dengan masalahnya dia berani menyuruhnya.
"Nih jus jeruk manis buat lo," Agnes tersenyum manis. Dia tidak sabar melihat reaksi Iqbal setelah meminum minuman itu.
Iqbal segera meminum minuman buatan Agnes, karena tenggorokannya yang sudah kering meminta cairan, "sejak kapan rasa jus berubah jadi asin?"
Agnes menahan tawanya, dia sengaja mengganti gula dengan garam, "enak nggak jusnya?"
Iqbal meminum sekali lagi, takutnya lidahnya yang bermasalah, "ini lidah gue atau emang jusnya yang asin?" Iqbal menyadari sesuatu. Dia baru sadar kalau dirinya dikerjain oleh Agnes, "gue tau, lo ngerjain gue kan?"
Agnes tersenyum kemudian segera pergi menjauhi Iqbal, agar tidak terkena semprot.
"AGNES!! AWAS LO!!"
Agnes masih berlari untuk menjauhi Iqbal. Bahkan tanpa sadar dia menabrak seseorang yang tak lain adalah Sagara.
"Lo kira rumah gue ini lapangan?! Sehingga lo bisa lari-larian seenaknya!"
Agnes menepuk jidatnya. Kenapa dia tidak menyadari ada Sagara di depannya. Agnes masih menatap Sagara yang sedang menahan emosi, "ya maaf, lagian lo ngapain sih tiba-tiba ada di depan gue?"
Sagara menggeram kesal, kemudian pergi menuju ke arah pintu karena suara ketukan. Ternyata Feby yang datang dengan membawa beberapa makanan dan juga snack.
"Nih buat lo," Feby memberikan satu kantung kresek yang berisi makanan dan juga menuman dingin.
Feby dan Sagara segera pergi menuju lantai atas. Sedangkan Agnes memilih duduk di sofa dan segera memakan makanan itu. Bukannya tadi dia tidak meminta apa-apa kepada Feby? Tapi kenapa Feby membelikan makanan.
To : Feby
Gue nggak nitip makanan padahal.From : Feby
Sagara yang minta. Udah habisin gue tau lo laper.Kenapa Sagara perhatian kepadanya? Entahlah mungkin alasannya karena tidak ingin menjadi viral karena tidak memberi makan pembantu.
Setelah selesai memakan semua makanannya, Agnes pergi ke dapur untuk mencuci tangan dan sekalian untuk membersihkan dapur. Padahal rumah Sagara sudah bersih dan kinclong lalu apalagi yang perlu dibersihkan.
"Lo apain Iqbal dari tadi dia ngomel-ngomel mulu?"
Agnes menatap Feby yang tiba-tiba datang, "gue kasih jus garam."
Feby menahan tawanya pantas saja sedari tadi Iqbal ngomel karena jus asin, "kenapa?"
"Gue sebel sama dia, masa dia ngira gue pembantu beneran," Agnes mengingat bagaimana reaksi Iqbal tadi. Sangat lucu.
"Nanti gue ke rumah lo."
"Jangan. Nanti sahabat gue mau ke rumah."
Feby mengangguk mengerti, kemudian dia segera pergi karena takut ada yang curiga atau melihatnya bersama Agnes.
-
Kali ini Agnes menyelesaikan pekerjaannya sekitar jam setengah tujuh, lebih cepat daripada kemarin. Mengingat sahabatnya yang akan ke rumah dia lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya meskipun ada beberapa ruangan yang tidak dia bersihkan.
Sama seperti kemarin, ada taksi yang berhenti di depan rumah Sagara. Agnes tak memikirkan hal itu, yang penting dia bisa pulang dengan selamat.
Setelah sampai di rumah dia segera membersihkan badannya dan menemui teman-temannya yang sudah berada di ruang tamu rumahnya.
"Lo kayaknya capek banget Nes," ucap Renata yang menyadari keadaan temannya itu.
"Gimana nggak capek, kerja paksa gue," balas Agnes sambil meminum minuman yang sudah di sediakan. Entah kenapa hari ini dirinya merasa sangat lelah daripada kemarin.
"Nes, kapan-kapan ajak kita ke rumah Sagara ya."
Agnes menatap kesal kepada Clarisa. Kenapa harus Sagara yang mereka bahas, "kalian nggak ada topik lain apa?"
Ketiganya malah cengengesan tak jelas, membuat Agnes semakin jengkel.
---------
Kasihan si Iqbal yang diberi jus asin..😂😂
Jangan lupa ya vote dan komen sebanyak-banyaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANIS SAGARA PUTRA (Completed)
Teen Fiction"Tuh Gar, orang yang nyuri helm lo!" Gimana selanjutnya? Penasaran? Langsung baca aja😊