HSP 9

234 24 0
                                    

"Lo nggak lupa kan kalau gue bakal kasih hukuman tambahan buat lo?"

Agnes menghela napas berat, dia sudah berada di rumah Sagara. Dia hanya bisa pasrah. Untuk menolak pun tidak bisa, "lo mau hukum gue apalagi sih, hukuman yang satunya aja belum selesai."

"Kerjakan semua tugas gue," Sagara menaruh beberapa buku di atas meja.

Agnes membulatkan matanya, "lo nggak bercanda kan?" Bayangkan saja, kurang lebih ada sepuluh buku apalagi tugas-tugas itu sepertinya sangat banyak.

"Cepet kerjakan."

Dengan berat hati Agnes meraih satu buku dan langsung membuka lembar demi lembar. Tugas itu sudah ditandai oleh Sagara, sekitar ada limabelas soal Fisika. Untungnya dia sedikit mengerti tentang materi itu jadi dia tidak kesusahan untuk mengerjakannya.

Entah Sagara tadi pergi kemana. Dia tak ada tugas untuk membersihkan rumah Sagara, karena rumah Sagara sudah bersih. Soal demi soal telah Agnes kerjakan hingga buku pertama telah ia selesaikan.

Cling!

Feby
Gue sekarang otw rumah Sagara. Mau nitip apa soalnya tadi Sagara nyuruh gue beli cemilan.

To : Feby
Minuman dingin aja.

Feby
Gue denger-denger lo dikasih hukuman tambahan sama Sagara. Hukuman apa?

To : Feby
Ngerjakan semua tugas sekolah dia. Nanti lo harus bantuin gue. Gue tau lo pasti udah selesai.

Feby
Siap bos.

Agnes segera menutup ponselnya karena melihat Sagara yang turun dari tangga. Dia segera meraih buku kedua, Bahasa Indonesia.

"Udah selesai?"

Agnes menatap Sagara yang sedang menyalakan televisi kemudian duduk di sofa, "menurut lo."

Agnes beranjak dari duduknya, dia ingin pergi ke dapur karena tenggorokannya sudah kering, "lo mau kemana?"

"Ke dapur. Kenapa?"

Sagara menggeleng, kemudian kembali fokus dengan acara di televisi itu. Agnes langsung pergi ke dapur malas jika nanti berdebat dengan Sagara yang membuat emosinya kembali naik. Setelah selesai minum Agnes langsung pergi ke ruang tengah untuk kembali mengerjakan tugas Sagara. Sagara masih asik dengan acara televisinya membuat Agnes berdecak kesal.

"Lo nggak ada niat buat bantuin gue gitu?"

"Nggak," jawab Sagara dengan pandangan masih fokus ke televisi.

"Ini tugas lo padahal. Kalau gue jawab dengan asal-asalan gimana?"

"Gue tau lo nggak sebodoh itu. Lagian materi kita juga sama."

Agnes mencebikkan bibirnya, dia ingin sekali membunuh Sagara saat ini juga. Dia sebenarnya masih heran kepada Sagara, hanya masalah helm dirinya dihukum seperti ini. Memang di sekolah mereka terlihat biasa aja, tapi kalau di luar sekolah sifat kasar Sagara akan keluar.

Suara ketukan pintu menyadarkan Agnes, Agnes menatap Sagara yang beranjak dari duduknya. Membuka pintu pastinya.

"Kok lo sendiri Feb, Iqbal mana?"

Agnes menatap Feby dan Sagara yang berjalan ke arahnya. Agnes memutar bola mata malas kemudian melanjutkan mengerjakan tugas.

Agnes menatap minuman dingin yang ada di depannya, kemudian beralih menatap Feby yang asik mengobrol dengan Sagara.

"Minggu depan kita jadi kan tanding sama SMA sebelah?"

"Jadi lah."

Agnes diam sebentar, sepertinya obrolan mereka menarik.

HANIS SAGARA PUTRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang