HSP 15

140 16 0
                                    

"Aduh Nes, lo ngapain sih ngajakin gue ke bioskop. Terus si Angel sama Clarisa mana?"

Agnes menghela napas, sudah kesekian kalinya Renata ngedumel tidak jelas. Ini adalah bagian dari rencananya agar Renata bisa berduaan dengan Sagara. Sagara sudah duduk manis di dalam bioskop bersama kedua temannya. Dirinya sedikit terlambat karena harus berdebat dulu dengan Renata.




"Gue punya ide Gar."

Sagara bersendekap dada, apakah ide gila dari Agnes?

"Gimana kalau ngajak Renata nonton?"

Bukannya yang diinginkan Sagara adalah acara makan malam, kenapa berubah menjadi nonton?

"Gue yakin rencana ini akan berhasil. Dan lo Gar, lo harus atur tempat duduknya biar lo bisa berdampingan dengan Renata."

*

"Empat tiket buat lo. Dan tiket yang ini kasih ke Renata. Jangan lupa! Dan sisanya buat lo dengan temen-temen lo."

Agnes mengangguk mengerti. Sagara sepertinya benar-benar menyukai Renata. Dilihat dari perjuangan Sagara.





Agnes dan Renata mulai memasuki gedung bioskop. Film akan diputar setengah jam lagi. Karena masih ada waktu untuk beli makanan atau melakukan apa. Agnes berniat pergi ke kamar mandi, dia takutnya nanti saat asyik-asyiknya menonton film malah kebelet.

"Renata, lo tunggu sini dulu ya. Dan nih gue titip tas gue."

Agnes langsung masuk ke kamar mandi. Setelah selesai dengan kegiatannya, Agnes bercermin untuk merapikan penampilannya.

Agnes dan Renata mencari nomor kursi yang sudah tertera di tiket. Nomor 19. Dia mencari kedua sahabatnya yang ternyata sudah berada di belakangnya. Agnes mencari keberadaan Sagara dan Renata. Agnes melupakan nomor kursi berapa milik Renata.

Lampu sudah dimatikan dan hanya ada cahaya dari layar depan, itu membuat Agnes bingung mencari mereka.

"Loh Renata, bukannya lo tadi bareng Agnes?"

Agnes menoleh ke belakang dan Renata sudah duduk manis di samping Angel. Lalu??? Agnes menoleh ke samping dan melihat Sagara yang sudah menatapnya tajam. Agnes berpikir lagi, apakah dirinya salah menberikan tiket? Tapi seingatnya benar kok.

"Kok lo yang ada disini sih Nes?! Mana Renata?"

Agnes mulai merasa takut, apalagi Sagara yang menatapnya tajam. Agnes menunjuk kebelakang. Sagara langsung menoleh ke belakang, dan ternyata Renata sudah menikmati filmnya.

"Lo sengaja ya? Biar bisa deket sama gue?"

Agnes menahan napas ketika wajah Sagara yang mulai mendekat. Apa yang akan dilakukan Sagara kali ini terhadapnya?

"Kerena sudah terlanjur, nikmatin aja filmnya. Tapi lo jangan nyari kesempatan buat meluk gue."

Agnes melihat ke layar depan, dirinya baru tahu kalau film ini adalah genre horor. Tapi untungnya dia tidak terlalu takut. Jadi hanya memasang wajah biasa saja. Berbeda dengan penonton lainnya yang sudah berteriak.

Agnes mulai merasa bosan, ingin keluar tapi malas. Tiba-tiba ada tangan kekar yang memeluk lengannya.

"Itu apaan sih! Nakutin!"

Agnes menahan tawanya melihat Sagara yang masih memeluk lengannya bahkan sambil menutup mata. Ini yang cari-cari kesempatan siapa? Yang penting bukan dirinya. Ingin dia merekam aksi ketakutan Sagara.

"Lo ngapain peluk-peluk gue?"

"Sadar diri dong, yang dari tadi ketakutan siapa? Bahkan sampai meluk lengan gue erat banget."

HANIS SAGARA PUTRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang