From : Agnes
Send a pictureBesok temuin gue di tempat itu jam 3 sore. Gue harap lo datang.
Sagara menatap ponselnya. Darimana Agnes tau tempat itu, siapa yang memberitahunya. Tempat rahasia dua sahabat. Sagara mengingat beberapa tahun lalu dimana dia berteman dengan Rendy yang saat ini adalah musuhnya.
"Gue nggak nyangka Gar, kenapa lo diem aja? Nyokap gue berantem dengan bokap, itu gara-gara bokap lo yang terus gangguin nyokap gue."
Sagara menatap Rendy yang masih di selimuti oleh emosi.
"Orang tua gue cerai itu semua gara-gara bokap lo!"
Sagara masih diam, dia tidak berniat untuk membalas sahabatnya itu.
"Gue benci sama lo. Mulai detik ini tidak ada lagi kata sahabat di antara kita."
Sagara menatap kepergian Rendy dengan kecewa. Sagara tidak bisa menjawab, padahal faktanya bukan seperti itu.
Sagara menjambak rambutnya sendiri, dia menyesal tidak menjelaskan yang sebenarnya. Dia sebenarnya merindukan sahabatnya itu. Terakhir mereka bertemu, disaat dirinya menghajar Rendy karena telah menganggu Agnes.
Agnes...
Bukannya dirinya sudah berjanji untuk menjauh dari perempuan itu. Apakah dia harus menemui Agnes besok?
Sagara sudah sampai di lokasi yang di berikan oleh Agnes. Dia penasaran apa yang akan Agnes sampaikan kepada dirinya. Sagara melihat di sekelilingnya, tak ada satupun orang, padahal jam sudah menunjukkan pukul tiga lebih.
Sagara berjalan dan berniat masuk ke dalam ruangan yang sangat lama tidak dia kunjungi. Setelah membuka pintu, konsep di ruangan ini masih sama bahkan pajangan-pajangan yang tertempel di dinding masih sama tak ada yang berubah sedikitpun.
Sagara menghampiri lukisan yang dibuatnya oleh Rendy. Meskipun warnanya yang mulai memudar tapi masih enak untuk dipandang.
"Akhirnya lo datang juga."
Sagara membalikkan badannya, dan dia terkejut. Sagara langsung beranjak pergi dari tempat ini.
"Gue mau minta maaf Gar."
Sagara menghentikan langkahnya ketika di langkah yang ketiga. Kemudian menatap laki-laki itu.
"Gue tau gue salah, karena gue nggak mendengarkan penjelasan lo dulu saat itu. Setelah gue tahu apa yang sebenernya terjadi, gue nyesel Gar. Gue ingin meminta maaf sama lo. Tapi lo selalu ngehindari gue."
Sagara masih menatap cowok itu dia masih enggan mengeluarkan suaranya.
"Lo mau maafin gue kan?"
Sagara langsung memeluk cowok itu, dia rindu dengan canda tawa dari sahabatnya. Sudah hampir dua tahun dirinya menghindari laki-laki itu.
"Tugas gue udah selesai kan?"
Sagara melepaskan pelukannya kemudian membalikkan badannya. Dia mendapati Agnes yang berdiri di depan pintu sambil bersendekap dada.
Agnes menatap Sagara, kemudian beralih menatap Rendy, "gue pamit."
Belum sampai dirinya melagkah tangannya langsung di cekal oleh Sagara. Dengan cepat Sagara mendekap perempuan itu. Agnes terkejut, bahkan dia tidak membalas pelukan cowok itu.
"Gue nggak peduli dibilang nikung temen sendiri. Tapi Nes, gue emang sayang sama lo. Gue nggak peduli kalau nanti persahabatn gue hancur, gue cinta sama lo."
Sagara melepas pelukannya kemudian dia menatap lekat Agnes.
Cup
Sagara mencium kening Agnes, membuat Agnes membelalakkan matanya. Kemudian dia meraba bekas kecupan dari Sagara.
"Gar....."
Sagara masih menatap lekat Agnes, kemudian dia kembali memeluk cewek itu.
"Apa gue salah suka sama pacar sahabat sendiri?"
"Gue dengan Agnes nggak pacaran. Lo salah paham Gar."
Sagara melepaskan pelukannya kemudian menatap seseorang yang berada di belakang Agnes.
"Gue sama Agnes itu saudara. Saudara tiri."
Agnes menunduk. Dia masih tidak berani untuk menatap Sagara atau menatap Feby. Sagara terkejut atas pengakuan Feby. Jadi selama ini hubungan yang mereka tutupi adalah hubungan persaudaraan. Tapi meskipun mereka saudara tiri, tidak memungkinkan kalau mereka memiliki hubungan.
"Gue sayang sama Agnes itu hanya sebatas kakak dan adik. Jadi lo nggak usah khawatir."
Sagara menatap Agnes yang masih menundukkan kepalanya, "Nes, gimana?"
Agnes mendongak, matanya bertemu dengan mata Sagara. Jantung Agnes semakin berdebar hebat. Jujur saja, sebenarnya Agnes sudah jatuh ke pesona Sagara. Bohong jika Agnes tidak tertarik dengan Sagara.
Agnes tersenyum, kemudian memeluk cowok itu.
"Terus jawaban kamu apa?"
"Apa masih perlu aku jawab? Bukannya kamu sudah tahu jawabannya."
Sagara langsung kembali memeluk perempuan yang ada disampingnya, yang statusnya sudah menjadi kekasihnya.
SELESAI
--------
Gimana endingnya???
Kurang pasti???
Sengaja nih aku buat singkat untuk endingnya. Karena nih dapat idenya hanya sampai situ.
Aku mau ngucapin terima kasih buat kalian yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini, yang mendukung cerita ini dan yang memberikan komentar-komentarnya.
Sampai ketemu di cerita yang lain......
KAMU SEDANG MEMBACA
HANIS SAGARA PUTRA (Completed)
Teen Fiction"Tuh Gar, orang yang nyuri helm lo!" Gimana selanjutnya? Penasaran? Langsung baca aja😊