**
Hari ini Prilly dan Aletha sedang menuju perjalanan ke lokasi shoting. Prilly akan memerankan film tersebut, film yang sudah ditunggu banyak orang. Tidak hanya dirinya dan Ali tapi ada Vannesha Apricillia orang yang pernah membuat Prilly selalu terbakar api cemburu dan Kenny Falero serta Beby Alena Tsabina, Ricky Putra Cuaca dan beberapa pemain Penganti.
Tepat sehari setelah bertemu Ali, Prilly memutuskan untuk menanda tangani kontrak tersebut, lumayan juga honornya bisa beli buat keperluan Aletha.
"Mama tau nggak? kenapa Aletha senang banget hari ini," Aletha berbicara yang berada dipangkuannya.
"Kenapa?"
"Karena mau ketemu, Papa." Prilly ikut tersenyum saat anaknya berbicara seperti itu.
Mereka berbicara sepanjang jalan, karena Aletha memang anak yang cerewet seperti dirinya, sangat ciplakan Prilly dan bedanya wajah Aletha mirip dengan Ali serta sifat cueknya menurunkan Ali. Sampai mereka tak sadar, bahwa mereka sudah sampai.
"Teh Rara, tolong buka pintunya." Aletha berbicara pada Rara Julia Assisten Prilly yang biasa dipanggil Teh oleh Aletha. "Cepat!!" tambahnya.
"Sebentar sayang, teh Raranya lagi rapihin barang. Mama juga lagi repot," tutur Prilly membuat Aletha cemberut, entah Aletha sangat antusias menemui Papanya padalah kemarin mereka baru bertemu.
"Kalau begitu, teh Una aja." kekeuh Aletha, yang memanggil nama Baby Sisternya.
"Iya iya, ini Mama udah siap. kenapa sih gak sabaran banget, Papa juga gak bakal pergi." oceh Prilly membuka pintu mobil, Aletha hanya menyengir saat mendengar ocehan Prilly.
"Aletha, jangan lari - lari. nanti jatuh." teriak Prilly
duk.
"Tuhkan, Mama bilang apa? jangan lari - lari. kamu gak denger apa kata Mama, jadi jatuh." omel Prilly disela isak kan Aletha, Prilly mengendongnya sampai masuk ke basecamp.
"Kenapa, Prill?" tanya Ali panik saat melihat Aletha menangis.
"Jatuh. dia terlalu excited ketemu kamu, udah dibilang jangan lari." dumel Prilly sambil menaro barang bawaannya.
"Udah gak usah ngomel. Uuu kasian anak Papa." Ali berucap sambil mengelus pungung Aletha dan mencium keningnya.
Di lokasi baru ada Ali dan Prilly, karena pemain lain dicalling jam 10, kata crew. sedangkan sekarang masih jam 8 lewat 15 menit.
Prilly bangkit untuk mengambil obat agar tidak infeksi untuk Aletha. "Mama.. hiks.." Aletha memanggilnya mengira bahwa Prilly marah padanya, makanya ingin berlalu dari kamar.
"Sebentar, Mama mau ambil obat." Prilly berkata lembut dan tak lupa dengan senyuman, karena Prilly tahu bahwa Aletha takut ia marah.
tak butuh waktu lama, Prilly kembali dengan obat ditangannya. dan mendengar nasehat Ali pada Aletha.
"Lain kali, gak boleh begitu ya? dengerin Mama ngomong, kan Aletha anak baik." Ali menasehati dengan senang hati Aletha mengangguk.
"Maaf ya Pah, Mah.." ucap Aletha tersenyum tak lupa memeluk keduanya saat berada disampingnya, mengecup singkat Pipinya.
"Tunggu disini sama teh Rara sama teh Una ya? Mama mau shoting sama Papa." Prilly berkata, membuat Aletha menggeleng.
"Mau lihat." ocehnya, membuat orang dewasa disamping mengangguk menyetujui.
"Una, tolong temenin Aletha ya?"
"Iya, Bu. sini cantik." Una menghampiri setelah sedari tadi menonton drama romantis, Una berharap mereka bisa kembali jadi keluarga seutuhnya.
'Kamu tahu gak? apa yang lebih membahagiakan setelah menjadi orang terspecial kamu.'
'Apa?'
'Hidup bersama kamu selamanya sampai maut memisahkan, dan kita hidup bahagia bersama anak - anak kelak.'
'Aiihh, sweet banget.'
'Kamu harus percaya sama aku, kalo aku sangat mencintai kamu.'
'Udah ah, kaki aku lemes denger omongan kamu. bikin aku melting tau.'
'Dasar ya, selalu merusak suasana.' Ali berkata dengan menggelitiki perut Prilly, seakan dunia milik mereka berdua.
Prok.. Prok.. Prok..
"Good Ali, Prilly!! Acting kalian masih sama. luar biasa." Rio, sang sutradara memberi apresiasi. begitu pun crew lain yang ikut meledek.
"Asiik, masih ada chemistery nih. Bakal gempar nih dunia, kalau tahu kalian balik lagi. apalagi kalau sudah rancang mau nikah kedua kali dengan orang yang sama." Edi, salah satu crew yang antusias meledek.
"Jangan diledek terus. Prilly malu," Prilly berkata dengan muka yang ditutupi oleh kedua tangannya. Ali yang berada disampingnya jadi salah tingkah sendiri. namun sebisa mungkin ia tutupi.
tiba - tiba Ali menarik kepala Prilly dan dibawa kedekapannya. mereka tertawa bersama.
"Insyaallah, kalo takdirnya sama Prilly. kalian bisa apa." masih dengan senyum gemas, Ali berkata sambil membawanya kearah Aletha yang sedang meminum susu. seminggu lagi Aletha akan berulang tahun yang kempat tahun.
"Nanti sore aku ada callingan buat dateng ke acara Rumpi sama Aletha." Prilly berkata pada Ali.
"Kesini lagi gak?"
"Iya, kan aku masih ada lima scean."
"Yaudah, nanti aku anter."
"Gak usah, kamu kan harus take."
"Yaudah, Pulangnya aja aku jemput. Gak ada penolakkan." Ali berkata tegas seolah tak boleh ditolak, Prilly hanya menangguk patuh.
"Seminggu lagi Aletha ulang tahun. aku mau bikin party, gimana?" tanya Prilly berharap.
"Boleh, nanti aku bantu cari tempat ya? sama orang party. kamu tinggal sebar udangan aja." Ali mengelus kepala Prilly.
"Biar aku aja yang cari kue. nanti bertema unicorn ya? Aletha soalnya senang sama kuda poni itu." Ali menangguk setuju.
Tbc
--
Special untuk kalian dihari ulangtahunku. Ada yang mau kasi doa?hehehe, pede banget emang.

YOU ARE READING
TAKDIR.
ФанфикSepasang manusia yang pernah menjadi bagian terpenting. Namun keduanya sama sama memiliki rasa egois yang tinggi. memutuskan bercerai dan mengorbankan sang Putri. Masih sama sama seorang Public Figure yang mempunyai banyak fans.