**
Pagi ini kami sarapan bersama di villa yang cukup luas dan mempunyai fasilitas lengkap, termasuk kolam renang. Mereka membatalkan untuk beristirahat dihotel karna terlalu ramai pengunjung bisa-bisa Ali maupun Prilly tak tenang.
"Pantai dulu yuk. Cuma 20 kilometer dari sini." ajak Baja disela makan.
"Boleh biar sore-nya langsung balik ke jakarta." kata Ali dengan Ale yang berada di pangkuannya.
Tiba-tiba Ali tringat tadi malam saat memanggil dokter karena khawatir dengan keadaan Prilly, ia sendiri seperti kebakaran jengot. Heboh.
"Dok, Istri saya sakit apa?" tanya Ali panik, sedangkan Prilly hanya mengendus.
"Kakak saya hamil ya, dok?" tanya Nathan membuat Prilly melototkan matanya sementara dokter ini hanya tersenyum geli.
"Maaf bu Prilly cuma kurang istirahat, jadi drop. Nggak hamil kok, bu Prilly punya penyakit magh jadi mual." ucap Dokter tersenyum.
"Syukur, alhamdulillah.." ucap Prilly lega membuat dokter itu menoleh,
"Memang tidak mau hamil, Bu?" tanya dokter itu membuat Prilly cengengesan.
"Hehehe bukan begitu dok tapi dua anak saya masih pada kecil kadang kakaknya suka cemburu sama adeknya jadi nanti aja kalau udah gede." jelas Prilly membuat dokter itu memaklumi.
"Oh sudah punya anak dua, kirain baru menikah soalnya masih keliatan muda. Maaf pak nanti resepnya bisa ditebus diapotiek terdekat. saya permisi dulu, bu Prilly, Pak.." pamit dokter itu. Memang Aletha dan Ale sudah lebih dulu terlelap di kamar, sedangkan Prilly berada di sofa ruang tamu yang seperti kasur.
"Trimakasih, dokter." saut Ali mengantar sampai depan.
Lamunan Ali buyar saat bocah tampan menepuk pipinya pelan.
"Papa ngelamun melulu. Anaknya tuh minta biskuit." tegur Prilly saat usai menyuapi Aletha.
"eh iya, Astagfirrulloh.."
"Mama, Aletha mau main sama Rafa." ucap Aletha memohon.
"Nanti ya sayang, kalau Rafa pulang ke jakarta."
Prilly berdiri membersihkan sisa makan mereka dan segera mencuci piring tapi tangisan Ale membuatnya menoleh.
"Sebentar, sama Papa dulu ya." namanya juga anak kecil kalau sudah keinginannya harus dituruti. Buru-buru Prilly membersihkan hingga tuntas.
"Huuuh, anak ribetnya Mama."
drrt.. drrrt..
Ponsel Prilly berdering sedari tadi, ia langsung mengangkatnya ternyata dari managernya yang menanyakan kepulangannya.
"Siapa?"
"kak Sofi,"
"Boong."
"Gak percaya banget si, Pa."
"Mana sini liat."
"Yaallah, gini kelakuan Ali kalau lagi cemburu." ucap Prilly pada teman-temannya. Prilly langsung mengambil handphone dan memberinya pada Ali.
"Tuh, liat." tambah Prilly mengerucut.
"Ini mah kemarin," Ali mendelik sambil tersenyum.
"Ini loh, masih nggak percaya?" tanya Prilly yang berada di samping Ali bersama Ale.
"Nggak."
"Ohyaudah sini aku telfon balik kak Sofi." ucap Prilly langsung saja Ali menyingkirkan handphone milik Prilly lalu mendekatkan wajahnya pada istrinya.
"Iya percaya deh," saut Ali dan langsung menyosor bibir mungil Prilly. Prilly langsung memukulnya pelan.
"Aiih kebiasaan. Ini ada anak kamu." omel Prilly gemas.
"Nggak ngerti ini ya dek, hahaha." ucap Ali yang langsung ngacir membawa ponsel milik istrinya.
"Dasar emang si Ali." oceh Baja yang memainkan ponsel.
"Anyway kita berasa patung deh. Dunia kan serasa milik berdua, nggak inget anak juga." saut Nathan.
**
Tepat dini hari sekitar jam dua pagi mereka sampai di jakarta, tentunya sudah berada di rumah masing-masing. Ali sudah lebih dulu berangkat ke lokasi sekitar jam lima subuh. Sedangkan Prilly harus menghadiri acara Browniss.
"Ayok, Prill." ucap Rara menenteng barang bawaan Prilly.
Una bersama Aletha dan Ale sudah lebih dulu berada di mobil atas suruhan Prilly, sesampai di mobil Prilly menlefon Ali.
'Hari ini aku shoting di acara Browins, aku bawa Ale juga.'
'Yaudah, hati-hati. kalau di tanya macam-macam, kamu kan pinter pasti bisa mencari alasan ya?'
'Iya sayang. kamu dimana?'
'Nanti pulang aku yang jemput kamu, di lokasi nih bentar lagi take.'
'Nanti aja pas acara Ini Talk Show jemput akunya. kamu udah makan belom?'
'Udah kok, hmm yaudah deh. Kata Rara kamu belom makan? makan sana, kamu tuh harus jaga kesehatan kamu masih nyusui Ale.'
'Ini mau makan kok, sekalian nyuapin adek.'
'Yaudah kamu hati-hati, aku tutup telfonnya ya?'
Tut.
Prilly melanjutakan makan sesekali di recoki Aletha, sambil menyuapi Ale yang sudah bisa memakan bubur itu.
Tbc
YOU ARE READING
TAKDIR.
FanfictionSepasang manusia yang pernah menjadi bagian terpenting. Namun keduanya sama sama memiliki rasa egois yang tinggi. memutuskan bercerai dan mengorbankan sang Putri. Masih sama sama seorang Public Figure yang mempunyai banyak fans.