Special part, entahlah.
Bahagia tidak, sedih pun tidak.**
Malam ini Prilly termenung dimobil pasalnya saat ia diundang acara IniTalkShow dirinya sama sekali tidak tahu menahu tentang bintang tamu lainnya.
Tapi barusan ada Maxime Boutier, mantan kekasihnya sewaktu dulu saat dirinya berjarak dengan Ali. Salah satu mantan kekasih terbaik karena yang selalu mengerti dirinya ya mantannya ini, dibackstreet dia bersilaturahmi baik dengan dirinya sampai dia meminta nomer telfon Prilly, memang dirinya kasih tapi itu nomer Ali kok, hehehe. Mantan kekasihnya itu sudah bertunangan dan akan segera menikah.
Namun bukan soal itu yang membuat Prilly pusing tujuh keliling tapi sikap suaminya yang sekarang berada disampingnya, berubah dingin dan tak mau bicara dan Prilly yakin bahwa Ali sedang cemburu berat karna menonton acara talkshow dilokasi.
"Kamu diem mulu sariawan?" canda Prilly namun tak ditanggapi lalu menghela nafas dan mengelus kepala putranya yang tertidur pulas dipangkuannya.
"Biar aku tebak pasti kamu nonton acara tadi." ucap Prilly menghela nafas lagi. "Sumpah, aku sama sekali nggak tahu menahu soal itu." tambah Prilly mengelus bahu suaminya pelan.
"Jangan marah yaa aku gak ngapa-ngapain kok. Emang iya tadi dia minta nomer telfon terus aku kasih tapi itu nomer kamu kok. maaf ya? lagian Max mau nikah." Prilly berkata lirih sampai di depan ada lampu merah membuat mobil Ali berhenti dan langsung menoleh ke istri tercintanya itu.
"Kalau emang mau nikah buat apa pake minta nomer kamu? alasan dia aja tau." saut Ali memalingkan.
"Ali siapa pun temen kita entah udah nikah atau belum harus tetep terjalin silaturahmi."
"Terserah! kamu nggak akan paham."
"Aku ngerti banget sama sifat kamu yang satu ini sayangku, tapi apa yang harus dicemburuin sedangkan aku nggak melakukan hal yang salah."
"Kamu kasih nomer. Menurut kamu nggak salah?."
"Bukan nomer aku, nomer kamu." saut Prilly lelah memang Ali kalau sudah cemburu tak mau kalah.
"Tetep dia bakal whatsapp kamu terus masuknya ke handphone aku, biar aku cemburu gitu?"
"Ck.. terserah ya aku nggak mau debat sama kamu." ucap Prilly yang langsung turun karna sudah berada di depan rumah.
"Bang Ali maaf ya? tapi tadi aku yang jagain neng Ii, dari tadi neng Ii jaga jarak banget kok sama Maxime dan bener-bener gak perduli." ucap Una yang sedari tadi mendengar perdebatannya. Ali hanya mengangguk dengan senyum tipis lalu mengikuti istrinya turun.
Sampai ruang tamu Ali lesehan sebentar dikarpet sambil menonton tv. Sedangkan Aletha sudah dibawa ke kamarnya terlebih dahulu karna ter-tidur dan sekarang ia memejamkan mata hanya untuk mengatur emosi. Dirinya takut kehilangan Prilly sumpah demi apapun. Sampai Ali mencium aroma Coffe kesukaannya.
Saat ia membuka matanya langsung melihat pemandangan yang indah. Istrinya tersenyum dengan secangkir kopi ditangannya. "Nih minum dulu, aku tau kamu lagi emosi." saut Prilly yang ikut duduk disamping suaminya.
"Aku tungguin sampe kamu bisa ngeredam semua emosiĺllĺkamu." tambah Prilly terkekeh dan Ali langsung memeluknya erat tak lupa mengecupi terus menerus.
YOU ARE READING
TAKDIR.
FanficSepasang manusia yang pernah menjadi bagian terpenting. Namun keduanya sama sama memiliki rasa egois yang tinggi. memutuskan bercerai dan mengorbankan sang Putri. Masih sama sama seorang Public Figure yang mempunyai banyak fans.