**
Semakin hari Ali semakin protektif dengan istrinya ini, karena menurut Ali istrinya sangat ceroboh dan sedikit susah di bilangin. Terkadang Ali geram akan sifat istrinya yang tak menuruti ucapannya.
Usia kandungan Prilly sudah memasuki bulan keenam, waktu terasa begitu cepat. Ditambah sifat Aletha mulai manja dan nggak mau kalah sama papanya bahkan Aletha sering menangis karna cemburu melihat Prilly terkesan lebih sayang pada adik yang sebentar lagi akan keluar melihat dunia.
Seperti sekarang Aletha sedang merajuk, selalu ngambek saat dirinya seperti terlupakan sekarang pun Una dan Rara berusaha keras membujuk Aletha.
"Mau mama ajahh!!" teriak Aletha dengan genangan air mata.
"Kakak kok gitu sih?" tegur Ali lalu membawa kepangkuannya, panggilan pun berubah saat usia kandungan Prilly memasuki dua bulan. Aletha setuju saja saat di panggil kakak karena ia menyukai panggilan itu.
"Mau sama mama,," tangis Aletha dengan memukul pelan dada bidang Ali.
"Udah mau jadi kakak masa nakal sih? nggak boleh gitu sama papa ya sayang, nggak sopan namanya. Mama kan ngambil makan buat kakak dulu," tegur Prilly menghampiri dengan tangan kanan memegang piring berukuran sedang dan tangan kiri memegang gelas.
"Tuh mama disitu, lagian kakak kan mau punya adek masa begini terus?" Ali menurunkan anak perempuannya itu kesebelah istrinya.
"Kakak nanti dilupain! nggak disayang lagi sama mama, papa." adu Aletha mengucak mata.
"Aak dulu.."
"Habis ini cuci muka, cuci tangan sama cuci kaki sama teh Una ya. langsung tidur abis itu ya kak?"
"Sama mama aja."
"Okeey sama mama."
"Sama teh Una aja ya dari kemarin kan mama belom istirahat. Ngurusin kakak doang sekarang waktunya mama istirahat sama papa juga, kasian adeknya nanti capek." kata Ali membuat Aletha berteriak menolak.
"Nggak!!" berontak Aletha dengan tangan yang memutar segala arah sampai tak sengaja mengenai perut Prilly.
"Awhhs," ringis Prilly memegang perut buncitnya.
"ALETHA!!" teriak Ali panik dan tak sadar menaiki satu oktaf, "Papa sama mama nggak ngajarin Aletha jadi anak nakal ya." tambahnya belum disadari, Aletha yang mendapat bentakan langsung menangis kencang.
"Papa jahat." teriaknya, Una langsung menghampiri memeluk anak perempuan itu.
"Udah biarin aja Na, masa udah mau jadi kakak bandel? Dari kemarin di bilangin pelan-pelan juga nggak ngerti." ucap Ali kesal.
"Kamu nggak papa kan?" tanya Ali khawatir memeluk istrinya itu.
"Nggak papa udah nanti juga ilang sakitnya, kamu jangan terlalu keras ah sama anak. Aletha itu cuma cemburu takut nggak disayang lagi maklumi masih kecil, Pa." omel Prilly walau sedikit nyeri dibagian perut tapi mulai mereda saat Prilly mengelus pelan lalu bangkit dan menghampiri anak perempuannya yang berada dipelukan Una lalu mengendongnya.

YOU ARE READING
TAKDIR.
ФанфикSepasang manusia yang pernah menjadi bagian terpenting. Namun keduanya sama sama memiliki rasa egois yang tinggi. memutuskan bercerai dan mengorbankan sang Putri. Masih sama sama seorang Public Figure yang mempunyai banyak fans.