**
Saat ini Ali dan Aletha sedang bermain di ruang tamu dan berencana besok akan pergi ke Bali.
Akan menjumpai kebun binatang di sana. Mumpung Ali sedang berlibur tiga hari, Ali akan menghabiskan waktu bersama Anaknya sebaik mungkin.
"Papa Aletha mau bawa foto ini ke Bali ya?" Aletha berkata dengan membawa figura berukuran sedang di kamar Papanya.
"Boleh tapi disimpan baik ya?" Ali tersenyum sambil mengelus pipi Aletha.
"Fotonya mirip sama punya Mama, Aletha sering lihat dikamar Mama." celetuk Aletha membuat Ali ikut tersenyum senang.
"Dedek ini Aletha ya Pah?"
"Iya dong, lucu kan?"
"Papa,, Aletha mau telfon Mama." Aletha menatap memohon pada Ali yang sempat termenung ragu. Pasalnya baru pertama kali ia akan menelfon kembali setelah kejadian enam tahun silam.
"Mau ngapain? nanti ganggu Mama sayang." Ali menolak halus.
"Aletha kangen Mama." sautnya dengan mata berkaca membuat Ali tak tega padanya, ia berusaha menyampingkan ego yang membara.
"Oke, kita telfon ya?"
Sekali.
Dua kali.
Tiga kali.
Empat kali.
Lima kali.
Panggilan itu diputuskan secara sepihak, ia mengerti posisi Prilly saat ini. Sampai ia mengetik pesan singkat.
'Tolong kali ini sampingkan rasa egois kamu, angkat telfon ku. Aletha kangen sama kamu.'
Sekali lagi Ali menelfon Prilly dan hanya butuh waktu lima menit. Prilly mengangkatnya hm satu yang dirasa, Cangung.
'Hallo, Assalamualaikum.'
'Waalaikumsalam.'
Hening. saat Ali membalas sapaannya Ali langsung men louspeaker agar Aletha mendengar.
'Mama.. Aletha kangen.'
'Mama juga kangen sama Aletha, kapan Aletha pulang?'
'Nggak tahu. tapi besok Aletha akan pergi ke Bali.'
'Hah?!! Sama siapa? Mau ngapain? Mau tinggalin Mama ya?'
Aletha terkikik geli saat Mamanya mengkhawatirkannya di ikuti senyuman geli Ali.
Seandainya dulu Prilly mengerti dan seandainya Prilly tidak salah paham, seandainya dulu mereka tak egois dan bisa menyelesaikan dengan baik baik mungkin mereka masih bersama sampai sekarang.
'Aletha mau liburan ke kebun binatang, Mah, sama Oma dan Papa juga.'
Terdengar helaan nafas lega dari sebrang telfon sana.

YOU ARE READING
TAKDIR.
Fiksi PenggemarSepasang manusia yang pernah menjadi bagian terpenting. Namun keduanya sama sama memiliki rasa egois yang tinggi. memutuskan bercerai dan mengorbankan sang Putri. Masih sama sama seorang Public Figure yang mempunyai banyak fans.