TAKDIR : [DELAPAN]

1.2K 87 1
                                    

Sejak kejadian kemarin entah perasaannya doang apa memang benar bahwa Ali sedikit berubah. Ali lebih banyak murung dan sedikit dingin.

"Li?," sapa Prilly menyentuh bahunya. Ali hanya menatap menaikan kedua alisnya.

"Marah?"

"Nggak."

"Terus kenapa berubah sikap?"

"Perasaan lo doang." Ali membalas dengan membuang muka, mengganti kosakata 'Aku-Kamu.' menjadi 'Lo-Gue.'

"Maafin deh, walaupun aku nggak tau ada kesalahan apa." Prily tersenyum lalu menyodorkan segelas Coffe Vanilla-Late.

"Nanti aku ikut kerumah ya, mau bawa Aletha." kata Prilly lagi, hm perempuan ini membawa aura positif dia nggak pernah melunturkan senyumannya.

"Lo mau pergi? Mau tinggalin gue terus misahin gue sama Aletha?" Ali langsung menatapnya tajam.

"Emang aku bilang begitu?" Prilly berucap menahan tawa, "Besok aku nggak ada scean, jadi besok waktunya full'day sama Aletha. Anyway tiga hari ini nggak ketemu." tambah Prilly tersenyum geli melihat ekspresi orang di hadapannya.

"Lo ngerti nggak sih kalo gua cemburu. Gua takut kehilangan lo sama Aletha yang kedua kalinya." Ali menekan kata di setiap omongan yang dilontarkan. "Scean lo tinggal berapa?" tanya Ali.

"Iya maaf lagian nggak ada niat buat kamu cemburu kok. Besok malam scean terakhir, kenapa?"

"Sampai besok malam juga scean terakhir gue, berarti besok paginya bisa langsung ke Jepang. Gue pingin ngasih stempel buat lo, biar nggak ada yang ngeganggu gugat." Ali berkata melembut.

"Stempel? emang aku barang," endus Prilly, mau tak mau membuat Ali tertawa. "Kebiasaan kalo udah marah apalagi dingin kaya es. Pangilannya jadi lo-gue." terkekeh Prilly yang diikuti Ali lalu membawa kepala Prilly kepelukannya.

"Ahhh, sesak.." protes Prilly dan langsung mendapat serangan cubitan diPipinya. "Sakiit Ali, kamu bener-bener yaa," tambah Prilly kesal.

"Gemeees sama kamu," tawa Ali pecah saat mengerjai gadisnya.

"Aku mau tanya deh, kenapa kamu jutek terus dingin difirst ketemu? Harusnya kamu marah banget sampe enek buat ketemu cowok berengsek macem aku?" tanya Ali seksama, membuat Prilly mematung lalu mengangkat kedua bahunya.

"Aku nggak tau tapi selama jauh, aku ngerasa ada yang ngeganjel dan aku selalu ngerasa bersalah gitu. Aku nggak munafik kalo aku sakit hati sama kejadian enam tahun lalu." Prilly berkata lirih dengan spontan Ali mengelamkan wajahnya dileher milik Prilly.

"Maaf!!" Ali berkata sesak, ingat betapa jahatnya dulu saat bertengkar hebat dengan Prilly. "Kita buka lembaran baru ya dan aku janji bakal buat kamu sama Aletha bahagia." Ali menatap intens Prilly yang seakan gugup ditatap seperti itu.

**

Dunia seakan gempar bagi fans masing-masing atau netizen diluaran, mereka terkekeh geli ngeliat gimana hebohnya dunia persosmedan karna melihat foto-foto yang tersebar, dari foto prewed mereka hingga foto akad dan resepsi yang sudah tejadi beberapa jam lalu. Tidak sedikit dari mereka yang mengucapkan 'selamat'.

Teringat kata-kata sakral yang keluar dengan mulus dari mulut Ali, rasanya bercampur aduk ditambah dengan peluncuran kata SAH!! membuat semua bernafas lega.

"Ma.. jangan melamun terus, lihat anaknya sudah cemberut." Ali berkata terkekeh.

"ngh.. maaf sayang, Mama melamun. Mau apa?" tanya Prilly pada Aletha.

"Susu biasa." saut seadanya. Prilly mengangguk lalu keluar kamar namun sebelumnya ia sempat bertanya lagi. "Papa mau apa?".

"Coffe Vanilla-Late," Prilly pun menangguk dan berlalu keluar.

"Pa, besok kita ke Disney kan?" Aletha berkata semangat.

"Enggak jadi, maaf ya?"

"Yaaaah, Papa bohong!!!" sebal Aletha hingga Ali tertawa melihat kelakuan Anaknya.

"Bercanda, sayang." Ali langsung membawa Aletha kedalam pelukannya.

"Serius?" Aletha memantapkan.

"Jangan serius-serius ah. Diminum dulu aja terus langsung tidur?" saut Prilly dari belakang membawa dua gelas ditangannya.

"Tapi besok jadi ya, Ma?"

"Tanya Papa aja."

"Pa?" Aletha bertanya, membuat Ali mengangguk. "Aletha tidur di sini ya?" tambahnya, membuat Ali melototkan mata lalu saling pandang dengan Prilly.

"Besok kita meluncur keDisney, tapi Aletha harus tidur di kamar sendiri ya?" Ali berkata pelan.

"Okeeey. Malam Papa, Mama." saut Aletha berlalu dengan gelas ditangannya. Ali mengikuti dari belakang lalu mengunci pintu namun sebelum itu ia menghabiskan segelas Coffe yang sudah dibuatkan oleh istri cantiknya itu.

"Ali?" panggil Prilly was-was, saat melihat Ali mendekat dengan mimik yang cukup aneh.

"Sayang, Aletha udah butuh adik." Ali berkata sendu awalnya ragu tapi Prilly tidak ingin egois. Akhirnya ia tersenyum lalu mengangguk malu.

Malam itu dimana malam penyatuan cinta mereka yang sudah lama tak berjumpa, bersatu dengan rasa rindu dan rasa bahagia. Disaksikan oleh negara jepang betapa mereka saling mencintai. melakukan hingga subuh pun datang.

Tbc

TAKDIR.Where stories live. Discover now