TAKDIR : [TIGA]

1.3K 100 2
                                    

**

Sudah lama tidak menginjakkan kaki dirumah ini dimana pertama kali Ali melamar kekasih tercintanya yang sampai sekarang masih dan selalu dicintai dengan Aletha yang berada di pelukannya.

Ali memencet Bell sampai tak lama keluar sosok yang sudah lama tidak pernah ditemui. Walau awalnya Ali ragu untuk dateng kesini namun Ali mau memperbaiki semuanya.

"A- ali?" Prilly berkata tecekat.

"Mama, miss you." Aletha merentangkan tangan padanya dan Prilly langsung mengendongnya walau ternyata otaknya seperti berhenti, hati yang tidak karuan. Tidak jauh berbeda dengan pria di hadapannya.

"Masuk,,, Li."

Prilly meletakkan Aletha disofa dan berjalan ke arah dapur untungnya ia masih ingat minuman kesukaannya sama seperti dirinya, Coffe Vanilla Late.

"Di minum dulu, Mama juga buatin susu kesukaan Aletha lho." saut Prilly berusaha mengurangi rasa cangung yang tercipta.

"Mama taro pakaian kotor Aletha dulu ya?"

"Nanti kesini lagi ya, Mah." Aletha berkata tersenyum yang selalu mengembang disaat melihat kedua orang tuanya bertemu.

"Istirahat sayang kan Aletha belom tidur," oceh Ali membuat Aletha menggeleng keras.

"Kok?"

"Nanti kalo Aletha tidur, Aletha gak bisa ketemu Papa lagi." ucapnya sendu.

"Kalo Papa pergi berarti Papa ada kerjaan. Tapi Papa janji akan selalu sama Aletha, kalo jadwal Papa kosong Papa pasti kunjungi Aletha." Ali berkata lirih memeluknya erat, sementara Prilly menonton dari bilik tembok besar dengan tatapan nanar.

"Bener?"

"Iya sayang. Sekarang bobo ya." Aletha mengangguk patuh dengan bantal yang di atas paha Ali ia tertidur.

"Ali?"

"Iya?"

"Anu-- itu, Aletha maksudnya tolongin Aletha dibawa ke kamarnya aja, kasian nanti badannya sakit." Prilly berkata gugup membuat Ali terkekeh.

"Aku mau ngomong sama kamu." Ali berkata saat sudah berada diruang tamu.

"Udah mau malem, Li." Prilly mengeles.

"Masih mau kan? bukannya udah malem." sela Ali terkekeh. "Sebentar aja gak lama," tambahnya.

"Oke." pupus Prilly.

"Aku mau minta maaf atas kejadian enam tahun silam. Aku dulu cukup emosi pas kamu nggak percaya sama kata-kataku, lebih tepatnya aku marah sama diri aku sendiri. Aku marah ngeliat kamu nangis karena aku, tapi disini aku juga salah main ngambil keputusan disaat lagi emosi. Aku juga minta maaf atas perlakuan kasarku dulu itu benar lepas control, sumpah." lirih Ali memegang tangan Prilly yang sedang mengalihkan pandangan.

"Aku mau ngejelasin kalo kamu salah paham, soal Lia? aku tau dulu aku sangat egois tapi sumpah demi apapun aku gak pernah main dibelakang kamu dan kamu cuma kemakan omongan sama orang yang kamu anggap baik!! kamu cuma di Profokasi sama dia. Lia usianya jauh dibawah aku, kamu pikir deh masa aku demen sama anak kecil? lagi pula Lia udah punya pacar, soal foto yang beredar itu sama sekali gak bener!! yang ngecandid pasti dizoom, karena disitu aku gak berdua ada assistenku ada beberapa pemain lainnya dan soal aku pegang pipi Lia itu gak benar. Aku nampar dia pelan karena ngeledek aku yang selalu murung mikirin perubahan kamu. Demi apapun aku gak bohong, soal aku gak ada waktu? aku minta maaf itu memang benar adanya, aku terlalu sibuk sama project baruku dan aku juga sibuk buat surprice untuk kamu tapi surprice itu gagal gitu aja saat perdebatan malam itu. Kalo kamu masih gak percaya? kamu boleh tanya sama Lia, kamu harus tau kalo sampai detik ini aku masih mencintaimu sama sekali nggak ada yang berubah." tambahnya Ali yang sudah menteskan air matanya dan memeluk Prilly dari samping yang ikut meneteskan air mata.

"Kamu harus tahu. dia, inne. Dalang dari kehancuran rumah tangga kita karena dia gak mau lihat kamu bahagia sama aku. Sumpah aku gak lagi ngrang cerita." Ali berkata disela isakkan. Prilly pun akhirnya membalas pelukan Ali.

"Aku yang harus minta maaf sama kamu, aku salah gak percaya sama kamu, aku yang terlalu egois, aku terlalu cemburu karena aku takut kehilangan kamu. Aku bener-bener minta maaf hiks." isak Prilly.

"Jawab aku jujur apa kamu masih sayang sama aku? apa kamu mau kembali sama aku dan kita akan mengulang masa kebahagiaan, akan membuka lembaran baru. Demi aku, kamu dan Aletha." Ali berkata memohon.

"Jujur aku nggak munafik aku masih sayang sama kamu, aku masih mencintai kamu tapi aku masih butuh waktu." Prilly menatapnya.

"Aku akan nunggu kamu, sampai kapan pun." tegas Ali serius lalu tersenyum dan mengecup kening Prilly lama.

"Kamu sama Aletha itu kebahagian aku, kehilangan kamu sama Aletha kayak kehilangan separuh jiwa aku. loveyou."

Mereka sama - sama tersenyum. menyalurkan rasa rindu yang sudah tak bisa ditahan. Saling memeluk memberikan rasa kenyamanan yang tiada tara dan mulai detik ini mereka harus saling mempercayai. Belajar dari masalalu untuk masa yang akan datang.

Tbc

TAKDIR.Where stories live. Discover now