Rengie (Renji)

10 0 0
                                    

Sepulangnya sekolah aku segera pergi ke kolam milik paman rengie.
Saat aku sudah berada di kolam paman rengie,
Paman rengie menyuruh aku dan rengie untuk membeli makanan ikan.

Aku dan rengie segera pergi untuk membeli makanan ikan dengan mengendarai sepeda rengie.

Seperti biasa rengie yang mengendarai sepeda sedangkan aku di boncengnya.

Meskipun aku sedikit tidak lega kalau di bonceng rengie,karena rengie kalau mengendarai sepeda selalu cepat.

Benar saja saat aku di bonceng rengie.
Rengie mengendarai sepedanya dengan amat sangat cepat.

Kemudian aku meminta agar aku saja yang mengendarai sepedanya.

Rengie pun setuju.
Akhirnya aku yang mengendarai sepeda dan rengie aku bonceng.

Aku mengendari sepeda dengan pelan.
Meskipun aku amat sangat menyukai pengendara yang cepat.

Tapi,jika di bonceng rengie.
Lain lagi urusannya.
Karena aku masih amat sangat ingat pada saat rengie menyenggol mona.

Saat aku yang mengendarai sepeda,rengie sempat protes padaku.
Karena aku mengendarai sepedanya dengan pelan.

Kamu itu lelaki teman,masa berkendaranya sangat pelan sekali.rengie berkata padaku lalu turun dari sepeda.

Rengie memilih turun dari sepeda dari pada di bonceng olehku.

Karena kebetulan,tempat membeli makan ikan sudah dekat.

Makanan ikan yang ingin kami beli adalah makanan untuk bibit ikan.

Jadi,aku harus membelinya di toko.
Sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh dengan kolam ikan pamannya rengie.

Sesampainya di toko,rengie segera membeli makanan untuk bibit ikan.

Sementara aku menunggu di depan toko.
Sesudahnya rengie membeli makanan ikan.

Rengie meminta agar rengie yang mengendarai sepedanya.
Aku menyetujuinya dengan mengisyaratkan agar jangan cepat cepat mengendarinya.

Rengie tidak menjawabnya.
Dan rengie segera mengendarai sepeda,sedangkan aku di boncengnya.

Tanpa menghiraukan perkataanku rengie berkendara dengan sangat cepat.

Entah apa yang di pikirkan rengie,sampai sampai rengie berkendara sangat cepat.

Memang rengie sudah tidak menghiraukan perkataanku.
Rengie tidak mengetahui bahwa aku tidak henti hentinya berdoa jika di bonceng cepat oleh rengie.

Oh tuhan ! ! !

Sesuatu yang tidak di harapkan olehku.
Rengie mulai sempoyongan mengendarai sepedanya.

Saat rengie berkendara sempoyongan di berkata padaku.

Diam kamu K.O.
Ada apa dengan rengie?/rengie yang berkendara sempoyongan malah menyuruhku diam.

Sementara aku sedang sibuk berdoa karena rengie mengendari sepedanya sudah tidak karuan.

Ya tuhan ! ! !

Aku memejamkan mataku saat rengie berkendara sepeda dengan sempoyongan.

Sepeda terasa mulai melambat,ternyata sepeda yang di kendarai rengie dan aku sedang melewati tanjakan.

Tapi,rengie tidak menurunkan kecepatannya menggoes sepeda.
Di saat berada di tengah tanjakan,rengie berhenti menggoes sepedanya.

Sepeda yang di kendari oleh aku dan rengie pun kembali turun,dengan berjalan mundur.

Kisah KlasikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang