kenyataan

5 0 0
                                    

Kenapa semua yang aku sayang pergi tinggalkan aku, kenapa?
(Nesya)

Suasana di bandara sangat ramai, banyak orang berlalu lalang dengan urusanya masing masing, dan aku pun kesini dengan urusanku sendiri, yaitu mengantar ayah dan ibuku yang akan mengabdi pada negeri. Ibuku yang menjabat sebagai dokter tentara itu harus ikut karena negara sangat membutuhkan mereka berdua. Walau sejujurnya aku tak bisa membohongi hatiku, jika aku sedih dengan kepergian mereka, tapi- yah negara lebih membutuhkan mereka

Sebenarnya aku tidak sendiri, kak kanya dan kak rais juga Salman pun ikut,

"Yah, jaga ibu buat aku yah, aku mau kalian pulang dengan selamat" ucapku sambil memeluk tubuh ayah

"Insya Allah, ayah sama ibu pulang dengan selamat. Kamu harus nurut sama kakak kamu yah" ucap ayahku

"Udah jangan nangis, jelek kamu kalo nangis dek" ejek kak Fatih

"Kak Fatih jaga ayah sama ibu yah. Jangan sampe mereka ada luka sedikit pun, aku gak mau itu terjadi" ucapku

"Kakak janji sama kamu, tapi kakak gak akan janji kalo keselamatan kakak terjamin" Kak Fatih menangkup wajahku dan menyeka air mataku yang mulai deras

"Jangan bilang gitu, kalian semua harus pulang. Harus!" aku mulai memeluk kak Fatih

Ting tong
"Pesawat akan segera terbang, mohon para penumpang harap segera menuju ke tempat yang telah kami sediakan"

Aku di tarik oleh kak Kanya agar bisa menjauh dari mereka juga supaya mereka bisa langsung berangkat dengan tenang

" ibu berangkat dulu ya sayang " ibu mengecup keningku

Sambil menatap kepergian mereka, Aku menangis di pelukan kak Kanya, sedangkan disampingku, Kak Rais mengendong Salman. Aku memanggil Pak Rais dengan kakak jika di luar rumah, karena kak Rais yang minta

Akhirnya setelah pengantaran kedua orang tuaku juga tak lupa kakak pertamaku, aku segera diajak untuk kembali kerumah, ketika sampai entah kenapa hanya sepi yang kurasa, waktu sebulan? Mungkin itu jadi waktu terlama yang harus aku jalani tanpa mereka, belum lagi kekhawatiranku karna tentu mereka tinggal di tempat terpencil, bagaimana jika nanti kekurangan makanan?

"Udah, nanti juga mereka pulang kok"

Suara kak kanya yang lembut entah kenapa terasa menenangkan, yah toh masih ada kak kanya dan kak rais, apalagi kehadiran salman setidaknya tidak membuat rumah ini jadi sesepi itu

Rasa lelah membuatku berinisiatif untuk segera menghempaskan tubuh kesofa didepanku, ku ambil remot tv, mungkin menonton bisa sedikit menghibur

"Selamat siang pemirsa, di beritahukan bahwa pagi tadi pesawat garuda oleng dan tidak bisa terbang dengan normal sehingga pesawat jatuh di pegunungan dan terbakar. Semua penumpang tewas "

Deg

"Kakak!!!!"teriakku

"Ada apa dek?" kak Kanya menghampiriku dengan tergesa gesa

Aku diam dengan tatapan mengarah kelayar televisi, lidah ku terasa kelu untuk berbicara, rasa sakit dan keterkejutan yang terlalu mendadak membuatku hanya bisa mematung memikirkan tiga orang,

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang