I. Hari pertama

8K 590 101
                                    

Vote dan komennya ditunggu:)
.
.
.
.


Masa orientasi siswa baru telah selesai, hari ini hari pertama mulai pembelajaran.

Gue udah nulis rencana masa depan di karton gede yang tertempel di dinding kamar. Selama SMA gue harus berubah jadi anak baik yang membanggakan.

Begitu masuk kelas, gue langsung duduk di bangku paling depan. Pas depan papan tulis. Ini langkah awal. Memperhatikan guru dengan seksama ketika menerangkan pelajaran lalu mencatatnya dengan pulpen warna-warni di buku tulis.

Duit bulanan gue terkuras karena beli pulpen warna-warni btw.

Walau gue ragu bakal berubah, setidaknya harus punya tekad yang kuat bukan?

Berubah jadi anak berprestasi maksudnya. Anak emas kebanggaan guru dan sekolah.

"Hoi," seseorang menepuk pundak gue.

Sontak gue noleh. "Eh, elu."

Khayalan tentang anak emas langsung lenyap.

Wendy Son, anak blasteran canada-korea yang satu kelas pas gue SMP dulu. Iya, sekelas dari tahun pertama sampe lulus. Dan sekarang sekelas lagi.

Gatau gue harus bersyukur atau menyalahkan takdir.

"Tumben milih bangku depan?"

Dih, belagu bener blasteran sebiji ini.

"Iya dong, manatau ntar gue jadi anak emas."

"Anak midas?" Wendy tampak menahan tawa.

"Emas, loh. Garing bener." Gue menatapnya datar.

Kelas udah mulai ramai oleh manusia. Gue menatap sekeliling kelas.

Yang satu SMP sebangku, yang baru kenal hari ini malu-malu, meminta izin duduk disebelahnya.

Biasa deh masih baru masuk. Sebulan lagi juga bakal ilang muka malu-malu kucingnya.

Atau ga nyampe sebulan ya?

Pas gue SMP dulu malah seminggu kemudian udah anjing anjingan aja sambil jambak-jambakan.

Alasannya?

Karena main suit pukul.

Tau kan?
Itu loh, permainan suit yang kalo kalah dipukul punggung tangannya sama yang menang.

Gue kalo main itu ga pernah bisa lama. Soalnya baru lima menit uda merah banget tangan gue, serasa mati rasa.

"Selamat pagi anak-anak..."

Lah wali kelas gue kapan masuknya?

"Nama saya Sunmi. Saya wali kelas kalian mulai hari ini sampai setahun kedepan. Mohon kerjasamanya."

Gue perhatiin Bu Sunmi dari ujung ke ujung, ini mah badi gols.

Dari ujung rambutmu sampe ujung kakimu semuanya aku suka.

Lah malah nyanyi.

Oh ya tentang rencana masa depan, gue harus buat tambahan nama Bu Sunmi ke daftar masa depan gue. Ehe.

"Eh anjir. Harus sopan. Harus sopan. Harus sopan." Gue komat kamit sendiri.

Sepertinya gue harus jaga pandangan deh.

"Baik, pertama seperti biasa kita akan perkenalan dulu. Sebutin aja nama buat mempersingkat waktu, karena waktu bebas kita cuma 15 menit. Dimulai dari... kamu, yang duduk di sebelah kanan saya."

Pandangan gue teralih ke anak yang dimaksud. Telunjuknya menunjuk dirinya sendiri dengan muka terkejut.
"Sa.. Saya bu?"

Bu Sunmi mengangguk sambil tersenyum lebar.

GENGSI 》ksg×bjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang