Voment juseyo~
.
.
.
.Sudah sejak siang Irene nangis. Matanya membengkak merah. Karena kasihan, Bu Sunmi membiarkannya duduk di lantai, di belakang meja walas agar leluasa menangis.
Karena mapel terakhir jamkos, gue yang penasaran akhirnya mendatangi Bu Sunmi bertanya ada apa dengan cinta.g.
Tentu saja juga karena dorongan dari Moonbyul, Wendy dan Shinbi.
Irene nangis lagi tuh -Wendy
Lo apain dia tadi malem, Seul? -Moonbyul
Samperin dia, dia butuh lo. -Shinbi
Gue hanya menggaruk tengkuk, persis kaya orang bego.
Baiklah, gue coba tenangin.
"Kenapa?" Tanya gue pelan pada Bu Sunmi.
Bu Sunmi mengalihkan pandangannya dari membaca webcomic.
"Kamu yang buat masa kamu gak tau."Fyi Bu Sunmi suka baca webcomic. Lol.
"Hah?" Tatapan gue langsung mengernyit pada Irene.
Dan yang gue tatap hanya memandang gue kosong lalu balik membenamkan wajahnya diantara roknya.
"Kalian harus ngomong." Bu Sunmi berdiri lantas mendorong gue pelan agar duduk di samping Irene. Walau sempit, ada cukup ruang untuk gue duduk disampingnya dengan posisi menghadapnya.
Fyi Bu Sunmi tau hubungan gaje kami berdua, karena Irene cerita ke Bu Sunmi.
Saya udah tau Irene itu beda nganggap kamu, Seulgi. Saya bisa tau dari interaksinya dengan kamu. -Bu Sunmi
Gue yakin Bu Sunmi ga straight sepenuhnya. Mana ada orang straight punya gaydar?
Hadeh Rene... katanya benci sama walas, kenapa curhat ke walas juga.
Gue terdiam, hanya memandang Irene dari samping. Bingung maksimal harus gimana. Gak punya pengalaman tenangin cewe nangis, tapi buat cewe nangis pernah.
Jahad yak.
Soalnya gue kalo nangis pengen sendiri, ga suka di tanya-tanya. Jadi gue pikir semua orang sama kayak gue.
"Saya harus gimana?" Gue bertanya tanpa suara pada Bu Sunmi yang duduk diatas kursi yang berjarak semeter dari kami.
"Ya mana saya tau, coba kamu tenangin dulu." Balas Bu Sunmi tanpa suara pula.
Gue menghela napas pelan lantas mengguncang pelan lengan Irene.
"Berhenti nangis dong Rene.."Irene tetap menundukkan kepalanya, tampak jemarinya mengusap air mata yang jatuh.
"Gue buat salah apa?"
"Lo jahat, Seul. Kenapa lo gak pernah peka sama gue?" Tanya Irene pelan sambil terisak.
Gue membeku. Sebegitunya kah label 'nyaman' Irene ke gue? Dia normal kan? Terus kenapa cuma karena gue gak peka, dia sampe nangis gini? Lagian gue gak peka dalam hal apa coba?
Gue gak masalah sih dia nangis, asalkan gak waktu pelajaran gini. Kenapa dia gak bisa nahan tangisnya coba?
Ini bukan pertama kalinya dia nangis gini karena gue, katanya.
Demi apapun, gue gak ngapa-ngapain Irene. Nyentuh Irene aja takut-takut. Dianya malah yang nemplok bebas di lengan atau bahu gue.
"Cewe nangis tuh di peluk, jangan di tanya-tanyain doang." Cibir Bu Sunmi pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSI 》ksg×bjh
Non-Fiction[Based on true story author] Kisah Bae Irene, seketaris kelas yang awalnya cuek namun berubah karena Kang Seulgi, ketua kelas yang gak peka. Highest rank : #1 gxg #7 girlxgirl #69 non-fiction WARN! G×G CONTECT. Hyejeongbae; June 2018.