XIV. Seulgi pacar Irene ?

2.5K 350 25
                                    

Voment juseyo~
.
.
.
.

Seulgi POV

Gue keluar kamar mandi dengan bathrobe selutut dan handuk yang melilit rambut. Melirik sekilas Shinbi yang sedang gonta-ganti channel televisi, Wendy yang sedang membolak-balik majalah bobo dan Irene yang tampak sibuk membalas pesan. Wajah mereka berekspresi sama, bosan. Gue hanya diam berjalan menuju lemari untuk mengambil piyama bermotif kepala beruang dengan berbagai ekspresi.

"Bathrobe lo lucu, beli dimana Seul?"

Pertanyaan Shinbi membuat gue menoleh padanya. "Ogah, tar lu kembaran sama gue."

"Lo gamau kembaran sama gue? Banyak orang yang mau kembaran sama gue padahal dan lo barusan menyia-nyiakan kesempatan itu." Jelas Shinbi dramatis. Matanya memancarkan kilatan penuh harap supaya gue mau bilang beli dimana.

"O.gah." eja gue dengan jelas lalu menahan tawa karena ekspresi Shinbi yang langsung cemberut. Punggungnya merosot perlahan dari dinding.

"Eeh mau kemana lo?" Cegah Wendy saat gue tinggal selangkah lagi masuk ke dalam kamar mandi.

"Pake baju. Mau ikut?" Tanya gue asal.

"Yakali kaga, kuylah." Wendy melangkah duluan ke dalam kamar mandi. Namun belum sempat kakinya masuk, gue menarik kerah kemejanya.

"Eh ngapain lu anjir?"

"Lu ngajak gue ganti baju bareng, kuylah." Wendy menaikkan alisnya dengan tatapan mesum.

Gue menatap Wendy dengan tatapan tak kalah mesum, mengingat dia paling gasuka di sosor.

"Jangan harap sayang." Gue mencium pipinya dengan kilat lalu cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi.

Wendy refleks mundur dengan memegang bekas sosoran gue. "PIPI GUE!!" Teriak Wendy dengan high notenya.

Gue bisa mendengar Wendy menyumpahi gue dengan berbagai jenis makian, namun tidak begitu terdengar jelas dari dalam kamar mandi.

Tampang ngajak mesum tapi gue cium sekali jerit-jerit udah kaya di perawani. Ckckck

Beberapa menit kemudian gue keluar kamar mandi dengan rambut masih basah tergerai. Gue langsung menjemur bathrobe dan handuk di balkon, melewati Wendy yang memperhatikan gerakan gue muka masam.

"Kenapa?" gue menahan tawa melihat tatapan tajam dari mata Wendy yang menyipit.

"Siang gini kok pake piyama sih?"

"Seterah gue lah, gue mau balik hibernasi." Gue menarik bangku meja rias, mencolokkan hair dryer. "Kalian dateng mau ngapain sih sebenernya?"

"Ya mau ngerusuhin lu doang." Jawab Wendy cepat.

"Kalo kami gak dateng, pasti lu gak bakal mandi kan?" Timpal Shinbi yang sekarang sedang main sejenis game hewan berbentuk segitiga.

"Kalo kita berdua yang dateng mah gabakal mandi. Ini karena Rene-"

"Berisik lu muggle!" Gue melempar bungkusan oat dari atas meja rias dengan kesal. "Lah sejak kapan ada oat di kamar gue?"

"Rene yang bawain, tuh banyak." Tunjuk Wendy ke plastik berukuran sedang di pojokan kasur gue.

Entah kenapa tiba-tiba detakan jantung gue lebih cepat dari sebelumnya. Gue hanya mengernyit lewat cermin rias pada Irene seraya mengeringkan rambut.

Irene yang sedari tadi gue tau kalo dia merhatiin gue, cuma tersenyum tipis. Emang gini kalo gak di kelas, pasti Irene pendiam ataupun jaim. Apalagi kalo cuma berdua, seringan ngomong pake qolbu.

GENGSI 》ksg×bjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang