IX. Kost Krystal

2.4K 356 38
                                    

Voment juseyo~
.
.
.
.

Seulgi POV

Jika kalian bertemu zombie, apa yang kalian lakukan?

Ah bukan, ganti saja pertanyaannya. Jika kalian menonton sebuah film yang menceritakan tersebarnya virus zombie, apa yang akan kalian lakukan?

Takut? Atau biasa saja?

Namun berbeda dengan Krystal, karena ia malah tertawa senang jika zombie mengejar dan berhasil menggigit targetnya.

Tawanya sangat lepas seraya memakan popcorn. Gue hanya meliriknya tanpa menoleh, takut ketauan memandangnya aneh.

Sejujurnya Krystal yang begitu, lebih seram daripada zombie yang berhasil menginfeksi manusia.

Lampu bioskop menyala, film telah selesai. Gue yang pertama bangkit, karena gue duduk paling ujung sisi jalan.

Kami menuruni anak tangga, berjalan pelan karena banyak orang juga yang hendak keluar.

"Lihat, siapa yang menghabiskan popcorn." Gue menunjuk wadah popcorn yang kosong dengan tatapan datar.

Krystal mendekap tas gue, sedangkan tote bag nya ia pakai di pundaknya. "Makanan tuh buat di makan."

"Iya deh iya.. Asal lo senang, gue juga."

Kami telah keluar dari ruangan. Gue yang hendak membuang sampah, salah sasaran karena pukulan Krystal.

"Gombal mulu lo." Ia memukul lengan gue dengan tas gue lalu segera ngacir duluan.

Gue hanya melongo, namun sedetik kemudian senyuman terukir di bibir gue.

Hari ini menyenangkan.

.
.
.
.

Sekitar jam 4 sore, gue nyampe depan gerbang kost Krystal. Tanpa mematikan mesin motor, gue menunggu Krystal yang kesusahan membuka pengaman helmnya.

"Bukain." Suara Krystal tak terdengar jelas.

Gue membuka pengaman helmnya lalu mematikan mesin motor untuk membuka jok motor.

"Masuk gih." Suruh gue tanpa melihatnya, karena gue sedang memasukkan helm ke dalam jok motor.

"Gak mau mampir?" Tawarnya.

Gue langsung menoleh padanya. Seiring gue menoleh, pintu kost terbuka. Tampak Wheein keluar dengan wajah kusut, menghampiri gerbang.

"Ngapain sih lo berdua? Gue sampe udah tidur nih." Masih dengan mata yang setengah melek, Wheein membuka gembok pagar dengan menggerutu.

"Tiketnya abis, jadi kami nonton yang lain..." jelas Krystal sambil membuka pintu pagar. "Kuy masuk."

Wheein mematung, mengucek-ngucek matanya seraya menguap.

"Gue langsung pulang aja." Gue langsung berbalik, mengambil kunci dari lubang kunci jok. Namun lengan gue ketarik paksa hingga badan gue ikut mundur mengikuti langkah Krystal.

"Motor gue..." gue berkata dengan dramatis. Gue mau aja sih mampir dulu, tapi itu motor gue parkir melintang. Kalo motor lain yang lewat sih gak bakal keganggu. Nah kalo mobil? Bisa kelindes dah motor gue.

"Dih, yaudah sana urus dulu. Lo sih markirnya gitu." Krystal melepas lengan gue lalu berkacak pinggang, melihat gerak-gerik gue.

Gue hanya mengangkat bahu, malas meladeninya. Kan awalnya gue gak niat mampir.

"Masukin aja motor lo, ntar di tabrak truk sampah yang lewat." Wheein yang masih setengah melek menyuruh gue parkir di dalam kost. Tangannya mendorong gerbang.

GENGSI 》ksg×bjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang