V. Perubahan Irene

2.9K 440 26
                                    

Voment juseyo~
.
.
.
.

Saat ini pelajaran sosiologi yang diajar Bu Lee Sunny sedang berlangsung. Gue ngelirik jam tangan, istirahat siang masih satu jam lagi.

Gue ngehela napas seraya menahan dagu di telapak tangan kanan. Fokus anak kelas pada ambyar karena perbaikan ac. Dua kipas angin yang tergantung di langit-langit kelas tak dapat mengusir rasa panas kali ini.

"Tak!"

Suara buku diletakkan Bu Sunny dengan kasar, membuat kami kembali tersadar dari fikiran masing-masing.

"Seulgi, kamu ketua kelas kan?" Padahal suara Bu Sunny biasa aja, tapi ntah kenapa atmosfernya mendadak kelam.

Gue menegang, kenawhy ini?

"I-iya Bu."

"Sini, kamu pindah sementara ke depan. Saya mau kasih tugas ke kamu."

Bu Sunny menepuk-nepuk meja Hyejeong di depannya agar gue tukar posisi dengan Hyejeong.

Tunggu, Hyejeong kan duduk disebelah Irene?

Jadinya gue duduk di sebelah Irene dong?

Gue refleks ngelihat respon Irene, dia hanya melihat gue dengan tatapan sulit diartikan. Namun sedetik kemudian arah matanya mengode gue agar cepat duduk ke depan.

"Nah," Bu Sunny memberikan buku absen ke atas meja Hyejeong begitu gue duduk.

Oh jebal Bu, nulis nama anak kelas doang kenapa sampe nyuruh gue duduk di depan sih?

Sebenernya gaapa, cuma-

Gue ngelirik Irene yang memasang tampang pura-pura gak tau.

Inikan tugas seketaris.

"Tolong kamu tulis nama anak kelas ini ya." Setelah itu Bu Sunny bangkit untuk mencatat materi di papan tulis. "Yang lain catat yang saya tulis."

"Bu-" baru aja gue mau ngomong, tangan Irene memegang lengan gue, seakan menyuruh gue gak ngomong apapun.

Seakan tersengat listrik watt paling rendah, gue bisa ngerasain lembutnya telapak tangan Irene. Padahal seragam gue lengan panjang.

Duh, kan bisa sih gue nulis di bangku gue aja. Bu Sunny sama aja kaya Bu Sunmi, suka banget deketin gue sama Irene.

Eh tapi bukannya bagus ya? Manatau gue bisa baikan sama Irene karena hal itu?

Gue noleh ke Irene, tangannya telah fokus menulis. Seakan terhipnotis sentuhan Irene tadi, gue langsung diam. Gak jadi protes.

Selang beberapa menit, handphone Bu Sunny berbunyi. Ia izin keluar sebentar karena di panggil kepsek.

Seketika seisi kelas pada menghela napas. Ada yang kipas-kipasan pake buku tulis, ada yang langsung tiduran diatas meja, ada yang ngobrol berkeluh-kesah. Pokoknya ricuh.

Gue masih nulis nama di buku absen. Sebelum keluar tadi, Bu Sunny nyuruh gue nulis nama anak kelas lain juga. Yah, gue sebagai ketua kelas yang baik tak boleh menolak dong.

Tiba-tiba Irene mengambil buku tulis gue, membukanya dan mencatat materi di buku gue.

Gue hanya melongo tanpa mengeluarkan sepatah-kata apapun.

Irene menyadari tatapan gue setelah beberapa detik. Dia langsung noleh dan senyum ke gue.

Irene,

Senyum,

Ke,

Gue.

Ya, seorang Irene Bae telah tersenyum kepada Seulgi Kang. Mana senyumnya lebar lagi, kaya bocah lagi jatuh cinta.

GENGSI 》ksg×bjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang