Part 2

1.2K 97 8
                                    

Nabilah pov

Sinar cahaya matahari yg masuk dari celah jendela membuatku harus membuka mata.

Mataku menangkap sosok yg sangat kukenali sosok yg menorehkan luka dihatiku.

"Selamat pagi sayang"sapanya dan aku hanya terdiam.

Aku melihat jam sudah menunjukan pukul 9 membuat mataku terbelalak.

"Tadi kakak udah minta ijin buat kamu gak ke sekolah soalnya mamah sama papah nyampe di sini jam 10,sekarang kamu siap siap gih"suruhnya lembut.

"Cih, seenaknya sajah mengatur orang"gumamku namun aku yakin dia mendengarnya.

Saat hendak beranjak dari tempat tidur tiba tiba sajah..

"Arghh"ringisku sambil memegang bahuku kiriku.

Sakit rasanya sangat sakit dan itu dibuat oleh sosok yg kini hadir didepanku.

"Dek, yaampun"ia mencoba menyentuh lukaku namun kutepis.

"Jangan menyentuh luka yg kau buat ini"ucapku sedingin es.karena hatiku sudah ditata rapi oleh es hingga menjadi bukit es.

Aku segera memanggil bi inah untuk membantuku mandi.dan soal pakaianku kurasa ia yg menggantinya dan aku tidak peduli itu.

.
.
.

Keramaian yg membuatku muak.pertemuan dan perpisahan terdapat di sini.ya kini aku sudah di bandara menunggu mamah,papah datang.suka tidak suka aku harus menemui mereka karena bagaimana pun mereka adalah kedua orangtuaku.

Walau aku tau bagaimana reaksi mereka saat melihat putri cacat mereka yg selalu menggunakan kursi roda hadir menjemput mereka.dan aku sudah biasa akan hal itu.

"Kamu jangan takut,mereka pasti senang melihat kita"ujar melody memegang tanganku namun aku menepisnya.

"Jangan sentuh aku!ya mereka akan senang melihatMU tidak denganKU!"ucapku ketus.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu dek"ucapnya dengan suara parau menahan tangis.

Dan aku hanya diam mengabaikannya sungguh muak dengan ini semua.

Ketika sedang duduk menunggu suara seseorang membuat kami menoleh.

"Melody,,"panggil orang itu.

Lihatlah mereka hanya memanggil melody tidak dengan 'nabilah'

"Papah mamah"ucap melody memeluk keynal dan ve.

Sedangkan aku hanya terdiam memalingkan wajahku.

"Kamu kesini dengan siapa?"tanya keynal.

"Aku kesini sama dedek pah"ucap melody tersenyum manis.

Saat aku melihat mereka dapat kulihat wajah mereka menahan amarah segitu malukah mereka terhadapku.

"Ayo kita pulang, sebelum ada teman papah yg melihat anak cacat itu"ucap keynal.

Pelukan itulah yg seharusnya kudapatin.

"Tapi pah de-"

"Biarkan dia pulang sendiri!"ketus ve lalu menarik tangan melody.

Melody tak tinggal diam ia tak ingin terus diam seperti dulu.ia berlari menghampiri nabilah yg sedang menahan sesak.

"Dek ayo"ajaknya.

Aku menoleh kearahnya dengan mata berkaca kaca menahan sesak.

"Dek.."ucapnya saat melihat air mata lolos dari sudut mataku.

Sadness is my life and happiness is your lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang