TBBMH #5 - Maximillian Reynolds

11.7K 431 14
                                    

Selamat Datang

First kiss untuk kalian yang buka part story TBBMH #5


Happy Reading

---------------

Manhattan, Kansas
May, 8 2018 . 13:22

Seminggu sudah Aya bekerja di perusahaan kenamaan itu. Namun ada saja kesalahan yang Aya buat dalam membuat perencanaan kerja perusahaan itu dengan tender yang bekerja sama dengannya.

Padahal menurutnya, ia sudah sangat teliti dan berulang kali merevisi sendiri pekerjaannya untuk mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan.

Harusnya semuanya sudah benar. Namun hal itu hanya di mimpinya saja, bahkan ia harus lembur kerja. Beberapa hari ini ia sering pulang larut hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya.

"You can do it" bisik Aya menyemati dirinya sendiri.

"Mau makan siang denganku, nona ?" kata seseorang yang sudah berdiri di depan meja Aya.

Mendengar ada seseorang yang mengajaknya berbicara membuat Aya langsung menoleh seseorang itu.

Astaga. Apakah dia titisan Dewa Yunani ?

Oh lihat ? Matanya yang tajam, tubuhnya yang atletis dan senyumnya yang menawan.

Oh My God. Cium aku aku.
Teriak  Aya di dasar hatinya.

Aya tertegun melihat pria yang berdiri di depannya ini. Sungguh pria itu tak setampan CEO perusahaannya namun pesona dari pria ini sungguh meruntuhkan dinding pelindung Aya dalam satu kali tatap.

Cukup Aya !
Aya pun tersadar dari lamunannya.

"Maukah kau makan siang denganku, nona ?" Ajak pria itu.

Oh astaga.  Astaga . Dewi Fortuna sungguh baik kali ini.

Namun Aya berpura-pura memasang wajah bingungnya.

"Hanya makan siang nona, disana" kata pria itu. Dan telunjuk tangan kanannya menunjuk kearah caffe depan kantor.

Oh astaga. Aya tidak pernah makan disana.

Caffe depan kantornya adalah salah satu caffe termahal di kota ini. Ia hanya bisa makan siang di kantin karena uang bulanannya pas-pasan untuk bulan ini. Aya belum menerima upah kerjanya.

Meja kerja Aya yang membelakangi jendela besar di ruangannya yang langsung menghadap ke depan kantor.

Beberapa gedung kantor dan tempat makan yang berjejer didepannya. Dan ada taman kecil di ujung jalan itu yang masih terlihat jelas dari tempat duduk Aya.

"Sebentar tuan" kata Aya seakan berpikir. Padahal sudah jelas ia akan menerima ajakan itu.

"Cepatlah nona, sebelum jam makan siang kita habis" lanjut pria itu lagi.

Aya berpura-pura menghela nafas kasar.

"Baiklah tuan, saya ke kamar mandi sebentar" kata Aya.

Aya berdiri dari kursinya, mengambil dompet dan ponselnya lalu berjalan menuju kamar mandi didalam ruang kerjanya itu.

------------------

Setelah memesan menu makan siang. Tak banyak obrolan yang terjadi. Pria itu hanya diam. Dan Aya menjadi tak nyaman.

"Tuan bekerja di divisi apa ?" Tanya Aya memulai pembicaraan.

"Aku tidak bekerja di perusahaan itu" jawab pria itu santai.

"Lalu kenapa Anda bisa berada di dalam kantor pusat perusahaan saya ?" Tanya Aya menyelidik.

"Hanya melihat-lihat"

Dan langsung dijawab anggukan pada Aya. Sejujurnya Aya tidak ingin ambil pusing soal keberadaan pria itu. Itu makanya ia memilih menyudahi pembicaraan dengan pria yang belum ia ketahui namanya ini.

Siapa nama pria ini ?

"Max. Maximillian Reynolds" kata pria itu didetik berikutnya.

Aya membelalak kaget saat pria itu seakan bisa menjawab pertanyaan Aya disela-sela bisikan hatinya.

Dan semakin kaget saja saat nama "Raynolds" tersebut dibelakangnya.

"Maaf ?" Tanya Aya memastikan lagi. Memeriksa bahwa pendengarannya tidak rusak.

"Aku kakak dari CEO Bastard itu"

"Kita pernah bertemu di ruangan William. Saat kau dilarang menggunakan blouse merah seksi itu" sambung Max kemudian.

Wajah Aya memanas dan marah secara bersamaan. Ia senang dipuji demikian namun ia marah saat mengingat kejadian itu.

Sial.

Lagi-lagi ia teringat akan pria itu.

"Kau sangat berbeda dengan adikmu itu, tuan Reynolds"

Maxi tertawa renyah mendengar penuturan yang tampak tulus dari Aya.

"Wow, aku tertarik dengan ceritamu nona. Boleh kita bertemu lagi lusa malam ?"

Blushing.

Oh My God . Kali ini Aya benar-benar tidak bisa menutupi rona merah pipinya.

Apakah pria itu baru saja mengajaknya kencan.

Cium aku lagi Tuhan.

"Jika kau diam. Jawabannya adalah iya"

Pria itu tersenyum lagi kepada Aya dengan menawannya.

TO BE CONTINUED
---------------

Terima kasih yang sudah setia membaca TBBMH . Do'a kan TBBMH tamat dengan baik..

😘

The Billionaires Bastard is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang