Ucapan hanyalah sebuah ucapan.
Nyatanya, di hari esok, Wendy gak bisa kemana-mana selain berbaring di atas kasur di bawah selimut sambil menggigil. Semalam, Wendy terserang demam ketika dia dipanggil mamanya untuk turun makan malem di bawah.
Kalau kata mamanya Wendy,
"Bandel sih kamu! Udah gede, tapi kalo diomongin gak bisa ngerti. Heran, dulu mama ngidam apa sampe punya anak kayak kamu."
Diceramahin gitu, Wendy cuma bisa diem sambil manyun. Pengen rasanya Wendy jawab omongan mamanya semalem, tapi Wendy inget dosa, jadinya dia urungin.
Pagi-pagi, sekitar jam 9, Wendy udah disiapin nasi goreng pake sosis sama mamanya. Karena Wendy yang gak bisa berdiri apalagi berjalan apalagi berlari, mamanya yang pengertian itu yang membawa sarapan Wendy untuk disantap di kamar.
"Makan, abis ini dokter mau ke sini."
"Hah? Dokter? Gak usah panggil dokter lah, Ma. Lagian, kalau minum obat juga bakal sembuh, nih," sahut Wendy gak suka, lalu mulai memakan sarapannya.
"Halah, kamu tu kalau diomongin suka bandel. Nurut aja, deh."
"Ribet kali, Ma. Panggil-panggil dokter gitu kan ngabisin duit. Mending duitnya buat aku. Lumayanlah buat beli CD bajakan, hehe."
Mama Wendy yang emang orangnya mudah gergetan, langsung mencubit pelan lengan Wendy. Membuat Wendy mengaduh kesakitan.
"Ini ya, otaknya CD bajakan melulu. Oppa-oppa-an melulu."
"Aw, Mama! Bukannya bagus ya kalau anaknya doyan oppa-oppa daripada duitnya aku abisin buat belanja baju-baju?" jawab Wendy sambil ngerutin dahinya.
Mama Wendy gemes lagi. Tangannya nyubit lengan Wendy sekali lagi.
"Kan, kalau dibilangin tuh bandel banget. Gak mau denger! Udah, pokoknya Mama udah manggil dokter buat kesini. Jagain kamu biar cepet sembuh!" Mama Wendy bangkit dan bersiap untuk meninggalkan kamar Wendy. "Dengerin kata dokternya nanti! Awas aja kalau Mama pulang dari rumah Tante Park, terus ada laporan kalau kamunya bandel, siap-siap tak jewer kuping kamu. Denger?"
Wendy cuma bisa ngangguk pasrah. "Iya, iya."
Setelahnya, mama Wendy bener-bener keluar dari kamar.
10 menit terlewat dan Wendy udah selesai sama sarapannya. Dia beres-beres dan bersiap untuk turun ke bawah, mau letakin peralatan makannya di wastafel. Cucinya? Nanti aja, setelah Wendy dicek sama dokternya. Lagian, Wendy mager banget untuk sekedar mencuci piring.
Sesudah dari dapur, Wendy kembali menaiki tangga. Kaki-kakinya udah lemes banget, ditambah punggungnya yang gak tahu kenapa terasa sangat berat. Jadi, Wendy pengin cepat-cepat berbaring di kasurnya.
Tapi, di tangga yang kesepuluh, tiba-tiba bel rumah ditekan terdengar. Wendy menghela napas panjang. Gak ada niatan sama sekali untuk turun lagi dan membuka pintu.
"Ah, biarin. Paling tetangga mau gosip."
Ya, memang tetangga rumahnya itu sering datang untuk sekedar bergosip dengan mamanya. Bahkan kabar kucing yang melahirkan di rumah sakit pernah digosipin sama ibu-ibu tetangga sebelah.
Sesampainya Wendy di kamar, dia langsung melempar badannya ke kasur. Semua rasa lemesnya hilang.
Wendy, kemudian, mejemin matanya yang terasa berat. Berniat untuk tidur sebentar. Tapi, sayangnya, tiba-tiba hp di atas nakas berbunyi nyaring.
"Ck. Gak usah diangkat ah. Paling si cabe."
Wendy membiarkan hp-nya berbunyi kemudian mati dengan sendirinya. Tapi, sialnya, panggilan itu gak berhenti. Tetap aja bunyi terus.
Sampe akhirnya, di panggilan keempat, Wendy dengan kasar mengangkat teleponnya.
"APA SIH, BE?! ORANG LAGI SAKIT DITELPON-TELPON!" Wendy nge-gas. Suaranya yang cetar itu menggelegar ke seisi kamar. Beruntung mamanya udah pergi dari tadi, kalau nggak pasti Wendy sudah dijewer.
"Be? Maksudnya? Ini Wendy, 'kan?"
Mata Wendy membulat. Dia buru-buru menjauhkan hp dari kupingnya dan melihat nomor asing yang tertera di sana. Gak ada nama 'Cabe Joy' disana. Wendy makin gugup karena berarti dia sudah kasar sama orang asing.
"Eh, anu, maaf. Saya gak tau. Ini siapa ya?" tanya Wendy pelan sekaligus takut.
"Ini Sehun, dokter pribadi Wendy. Ini bener dek Wendy, kan?"
•●•
"Mampus. Pen ngilang aja gue." -Wendy.
Nuhhh ini pendek banget huehue:((( sorry gaes
-Xiao Leng💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dokter - Sehun ; Wendy
FanfictionPunya dokter pribadi yang ganteng, cool, dan imut dalam waktu bersamaan. Yakin bisa nolak? #1 in wenhun [270120] [ot12] Bahasa tidak baku Garing, receh, typo, dll mohon dimaafkan:) ⓒ2018