Masih di hari yang sama kek di chapter 10
Ke-gep oleh papanya sendiri, Wendy sekarang cuma bisa ngintip-ngintip dari balik penyangga tangga di atas. Posisi badan papanya membelakangi tangga, jadi Wendy gak perlu takut bakal ketahuan oleh papanya.
Di bawah sana, Sehun sama papanya saling diem. Sebenernya, ini yang buat Wendy jadi gugup. Kalau udah saling diem gini, biasanya nanti papanya bakal nanya yang jawabannya susah banget dicari. Wendy takut kalau nanti Sehun gak bisa jawab.
'Mas Sehun... pokoknya kamu harus bisa jawab kalau ditanya nanti!'
"Em... kamu ini siapanya Wendy?"
Di atas sana, jantung Wendy rasanya berhenti mendadak terus berdetak lagi lebih cepat. Cengkramannya pada tiang penyangga pembataspun mengencang. Entah karena apa, Wendy jadi gugup sendiri. Padahal, kalaupun Sehun bilang dia adalah dokter yang dipilih Mama Wendy, pasti Papa Wendy akan tenang-tenang aja.
Mungkin Wendy berharap jawaban yang lain.
Namun, semua keresahan seorang Wendy Son musnah sekejap saja.
"Saya dokter yang disuruh Tante Son untuk ngajarin Wendy selama liburan," jawab Sehun tenang. Bahkan, cowok itu bisa tersenyum ramah ke arah lelaki paruh baya yang menatapnya dingin.
'Ah... kenapa gue harus sepanik itu sih, tadi?'
Wendy meringis sendiri. Pegangannya pada tiang penyangga merenggang.
"Mau jemput Wendy sekarang?"
"Iya, Om. Kira-kira, Wendy bakal pulang jam 7 malam nanti," jawab Sehun, matanya melirik sekilas ke arah Wendy yang ada di atas.
"Jam 7? Berani, ya, kamu ngajakin anak saya di luar rumah sampe semalem itu?" Pertanyaan tajam dari mulut Papanya Wendy membuat bulu kuduk Sehun sekaligus Wendy meremang tanpa sadar.
Tapi, Sehun tetap bisa memasang wajah tenang.
Lain dengan Wendy yang menggigit bibir bawahnya gemas, karena panik.
"Duuuuh... Mas Sehun.... ayo pikirin jawaban yang bisa buat papa bolehin aku..." mohon Wendy dengan suara berbisik, berharap Sehun yang ada di bawah sana bisa berpikir keras untuk mengeluarkan jawaban berikutnya.
"Maaf, Om. Tapi, saya benar-benar serius mengajarkan ilmu yang saya punya kepada Wendy. Wendy juga kelihatan senang dan serius dengan kegiatan sehari-hari di sana," jujur Sehun. "Om bisa memberikan tanggung jawab menjaga Wendy pada saya."
'Aku padamu AA'.'
Di atas sana, Wendy senyam-senyum sendiri layaknya orang gila. Sehun ini satu-satunya cowok yang berani menjawab pertanyaan dingin dari sang Ayah. Ya, emang sih, dibandingin cowok-cowok yang pernah mengajak Wendy untuk keluar, Sehun ini-lah yang usianya paling matang. Wajar kalau Sehun lebih punya nyali.
"Tetap gak bisa saya tolerir."
Ucapan Ayah, membuat Wendy menghela napas panjang lantaran kesal.
"Saya maunya, anak saya sampai di rumah dengan selamat, tanpa lecet, sebelum jam 6."
Oke, berakhir sudah waktu 1 jam yang berharga dengan Sehun nantinya.
•●•
"Mas Sehun."
"Iya?"
Wendy mengulum mulutnya sebentar. Tangannya tanpa sadar menggosok pahanya sendiri yang dibalut celana jeans hitam; gugup.
"Maafin soal Ayah tadi, ya?"
Sehun diam sebentar. Wendy mencuri-curi pandang ke kaca spion kecil di motor Sehun; berniat untuk melihat ekspresi cowok yang ada di depannya sekarang.
"Kok minta maaf? Santai aja, Wen."
"Eh? Beneran?"
Sehun mengangguk sekali. "Iya. Om Shindong begitu gara-gara gak mau kamu ini kenapa-napa sama orang yang bukan keluarganya sendiri. Mas paham, kok."
Wendy menghela napas lega dalam hati, tiba-tiba. Ah, seharusnya Wendy ingat kalau Sehun ini cowok dewasa, bukan seperti cowok-cowok yang dulu pernah main ke rumahnya.
'Tambah cinta iih sama kamu, Mas:*'
"Kalau Mas nanti punya anak cewek juga pasti begitu," ucap Sehun secara mendadak. "Kenapa? Karena enggak semua cowok yang kita lihat baik di luar, juga punya kebaikan di dalamnya."
"Hmm, bener juga tuh, Mas," timpal Wendy. "Ih, tapi bukan cowok aja, Mas. Yang cewek juga."
'Karena gue pun begitu, Mas...'
"Namanya juga manusia, Wen. Orang yang paling baik sekalipun, pasti juga pernah ada niatan untuk membunuh nyamuk yang ganggu tidurnya," sahut Sehun bijak. "Lah? Kok Mas jadi bijak gini, ya?" kekehnya.
'Tapi kamu keren bijak kayak tadi, Mas. Aku suka hihihihihi^__^'
"Aku juga gak nyangka Mas bisa bijak kayak tadi, hahahaha," sahut Wendy sambil tertawa.
Hening untuk beberapa saat. Wendy sibuk menikmati hembusan angin, dan Sehun sibuk dengan jalanan yang ada di depannya.
"By the way, Wendy lebih suka cowok yang kalem ata humoris?" tanya Sehun tiba-tiba.
'APA INI SEMACAM KODE?! AAAAHH....!!'
Wendy mendadak jadi salting.
'TAPI INI PILIHAN SULIT HEEEEMMM.'
Dikatakan pilihan yang sulit, karena Wendy itu sukanya sama cowok yang kalem-kalem tapi humoris. Gimana ya? Ya gitu dah. Dianya itu kalem, tapi bisa diajak bercanda.
"Hmm... suka dua-duanya sih, Mas. Maksudnya, aku suka cowok yang kalem, tapi kalau diajak bercanda bisa nyambung gitu."
"Oohh."
Wendy langsung mendelik tidak suka mendengar respon singkat dari Sehun.
•●•
"OH DOANG NIH?!" -Wendy.
MIANHAE HAJIMA HAJIMA-
gue late update kwwkwkOI TANGGAL 2 NOV BRAPA HARI LAGI SIH?!
TEASER MALEM INI ANAK AYAM WOE
TEASER MALEM INI ANAK AYAM
TEASER MALEM INI ANAK
TEASER MALEM INI
TEASER MALEM
TEASERYAH INTINYA ANAK AYAM!💕
Besok diusahain update lagi ia ia
-Xiao Leng💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dokter - Sehun ; Wendy
FanfictionPunya dokter pribadi yang ganteng, cool, dan imut dalam waktu bersamaan. Yakin bisa nolak? #1 in wenhun [270120] [ot12] Bahasa tidak baku Garing, receh, typo, dll mohon dimaafkan:) ⓒ2018