Masih di hari yang sama kek di chap 12
Mungkin ini jadi siang yang menyedihkan bagi Wendy untuk minggu ini, pasalnya cewek itu gak jadi pergi sama Papanya dan terpaksa duduk di kursi tinggi yang ada di dapur sambil numpuin pipi di atas counter. Papanya sibuk berbincang sama beberapa temannya yang kebetulan datang juga di halaman belakang. Gak tahu ngomongin apa, tapi sepintas yang Wendy dengar soal saham bla bla bla.
Wendy mana ngerti!
Kenapa Wendy gak di kamar aja? Main hp sambil rebahan? Atau tidur sekalian? Jawabannya adalah karena Mama dan Papanya nggak berhenti untuk manggil dan minta bantuan sepele dari anak sematawayangnya itu. Pura-puranya minta tolong, tapi Wendy paham betul kalau sebenernya mereka mau nunjukkin ke orang-orang kalau ada anak gadis yang nangkring di rumah gak ada kerjaan. Mungkin mau kenalin ke temen-temen yang kali-kali aja ada anak cowok. Siapa tahu kecantol.
Hmmm, gak tau aja kalo Wendy udah duluan nyantol sama Mas Sehun.
Ngomongin soal Sehun, Wendy jadi keinget kejadian singkat di pasar tadi. Selesai Mamanya menyindir, ikan nilai pesanannya sudah selesai disiangi. Bertepatan sekali. Sehun yang di sana langsung bertanya kenapa banyak sekali yang dibeli, dijawablah kalau ada arisan di rumah dan ditanggapi dengan anggukan kepala dari Sehun.
Yang membuat Wendy masih teringat sama momen tadi adalah pertanyaan Sehun yang tiba-tiba, yaitu: "Kalau saya ajak jalan, gapapa dong, Tan?"
Nadanya cengengesan memang, tapi sudah cukup buat Wendy ambyar di tempat.
Aduh, Wendy rasanya mau meleleh aja di sana kalau gak ingat lantai pijakannya tadi kotor oleh jejak sandal pengunjung pasar.
Tapi sepertinya Sehun gak benar-benar serius sama omongannya tadi pagi. Buktinya, udah jam 2 pun, Sehun masih nggak munculin batang hidungnya. Bikin Wendy merengut karena sebal sudah ditipu.
"Ini juga yang lain kenapa gak ada yang ajak main coba?!" Wendy menggerutu sendiri, menatap layar ponselnya. Teman-teman satu grupnya itu seolah menghilang, entah kemana.
Akhirnya daripada bingung harus apa, Wendy memutuskan untuk tidur saja. Membaringkan kepalanya di atas counter dengan bantal kedua tangan yang dilipat. Ponsel dia letakkin di dekatnya. Kalau-kalau nanti ada pesan masuk atau panggilan bisa langsung dijawab.
Tapi belum sampai semenit Wendy memejamkan kedua mata, teriakan nyaring dari Mamanya membangunkannya.
"Wendyyyyyy! Bukain pintunya tuh! Ada tamuu!"
Wendy menegakkan tubuh, meniup helai rambut yang nutupin wajahnya dengan kesal. Kenapa gak dibuka sendiri, sih?! Ogah-ogahan Wendy berjalan untuk membuka pintu depan.
Sebelum sampai ke pintu depan, Wendy menutupi wajah samping nya dengan rambut. Gak mau nunjukkin muka betenya ke temen-temen Mamanya itu.
Begitu pintu dibuka...
'MAS SEHUN!!!'
... iya itu Dokter Sehun yang datang.
Wendy gak bisa lagi nutupin rasa bahagianya. Jadi, dengan gerakan sedikit cepat, cewek itu nutup pintu dan milih untuk ngobrol sama Sehun di luar.
"Mas Sehun!" Panggilnya kepalang senang. Giginya bahkan terpampang, menunjukkan kalau dia lagi senyum lebar.
Sehun terkekeh sekilas. "Iya? Kok kelihatan seneng banget?"
"Senenglah, Mas Sehun akhirnya dateng!"
"Loh 'akhirnya' ? Kamu nungguin Mas?"
Wendy langsung berjengit kaget. 'MATI GUE, KECEPLOSAN KAN KAN KAN KAAAAAAN!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dokter - Sehun ; Wendy
FanfictionPunya dokter pribadi yang ganteng, cool, dan imut dalam waktu bersamaan. Yakin bisa nolak? #1 in wenhun [270120] [ot12] Bahasa tidak baku Garing, receh, typo, dll mohon dimaafkan:) ⓒ2018