14

1.1K 112 12
                                    

Hari Senin.

Wendy menguap lebar, tapi ditutupi tangannya. Senin ini menguras tenaga banget. Mulai dari upacara, praktikum biologi (membelah kodok), menghapal rumus-rumus fisika (karena tadi ada kuis mendadak), dan terakhir ditutup sama matematika wajib yang untungnya gak terlalu rumit—ya rumit juga sih tapi gak serumit hubungannya dan Mas Sehun.

Bekel yang dibawa oleh Mamanya gak tersentuh sama sekali. Gak sempet dan gak kepikiran buat dihabisin, karena sudah mual duluan dengan segala materi yang masuk ke otaknya. Lebih baik makan di rumah dengan lauk tambahan. Semoga saja ikan nilanya sudah dipanggang, hehe.

Bayangin ikan nila panggang aja udah buat perut Wendy menggelegar hebat. Wendy jadi makin pengen cepet-cepet sampe rumah!

"Eh, Chanyeol!" panggil Wendy riang. Tubuhnya lebih pendek dari Chanyeol, maka cewek itu berjinjit dan merangkul pundak lebar temannya.

"Nebeng, ya? Kuota abis nih, gak bisa pesen ojol," lanjutnya, gak lupa sama senyum lebarnya.

Chanyeol ikut senyum, kemudian nundukkin sedikit badannya biar Wendy gak kesusahan. "Siap, Mba. Gue beresin barang-barang gue dulu, ya."

Kelas udah agak kosong, hanya ada beberapa temen yang lagi piket dan Wendy yang lagi nungguin Chanyeol beresin barang di meja.

"Heh, cepet minggat dari sini kalian berdua. Gue mau cepet balik, kalian malah gangguin debu-debu gue buat jalan keluar." Salah satu teman satu kelas mereka ngegas, namanya Yoongi. Memang terkenal sangar, tapi rajin juga kalau dilihat-lihat.

"Sabar atuh, gak usah ngegas, juga. Ini kita mau balik kok- Chan, buru elah!" sahut Wendy, gak enak juga sebenernya. Bisa dibilang Wendy gak terlalu dekat sama Yoongi. Ya, sangar banget sih, Wendy jadi takut salah omong kalo interaksi keterusan sama Yoongi.

"Nih, udah," kata Chanyeol, menoleh pada Wendy lalu Yoongi. Tasnya sudah disampir di bahu sebelah.

Wendy, tanpa permisi, langsung narik lengan Chanyeol dan menariknya keluar kelas. Tersenyum canggung pada Yoongi yang masih setia memberinya tatapan datar.

"Ini gantungan kuncinya copot- ceroboh banget."

Setelahnya, Yoongi lanjut nyapu, setelah menyimpan gantungan kunci bergambar Molang di saku celananya.

°•°•°•°

G

ak butuh waktu lama untuk sampai di parkiran, kini bahkan Chanyeol dan Wendy sudah berdiri di depan mobil hitam milik Chanyeol. Cowok dengan tinggi di atas rata-rata itu menekan tombol di kuncinya dan setelah bunyi beep singkat mereka berdua kompak membuka pintu untuk mereka masing-masing.

"Untung gue gak nganter Seulgi. Kalo nggak, lo pasti gue tinggal," ujar Chanyeol begitu sabuk pengaman terpasang pas di badannya.

Wendy yang baru saja menancapkan ujung sabuk pengaman di tempatnya langsung mendongak, mukanya nyolot. "Wah, lo jadi gak mau nampung sahabat akrab lo ini? Gila, tipis banget ya tali persahabatan kita."

Mengernyit, "Dih, puitis amat bahasa lo, anjir. Dikasih makan apa deh sama Mama lo?" Chanyeol balas argumen Wendy. Fokusnya kini ke kaca spion di luar, hendak mengeluarkan mobil dari lingkungan sekolah.

Wendy cekikikan mendengarnya. "Hahaha, gue dikasih makan batu dicairin nih, tiap malem."

Selesai mengeluarkan mobilnya, Chanyeol menoleh sekilas pada Wendy yang lagi nahan ketawa. "Pantes gila. Udah, musuhan aja deh kita."

Setelahnya Wendy membiarkan musik yang mengiringi perjalanan dari sekolah ke rumah Wendy. Gak terlalu jauh, tapi cukup makan waktu lumayan banyak juga dengan kondisi jalanan macet seperti sekarang.

Pak Dokter - Sehun ; WendyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang