20

1.8K 116 33
                                    

Wendy udah siap mau ke sekolah pagi ini. Rutinitas yang memang harus dia lakuin sebagai anak sekolahan.

Sekarang dia lagi duduk di kursi meja makan, bareng mama dan papanya. Gak ada yang buka suara, semuanya sibuk sama mi goreng yang dimasak oleh si Ibu Negara pagi ini.

Oh iya, hari ini juga Papanya Wendy bakal balik dinas lagi. Hiks, ditinggal lagi si Wendy. Belum lama padahal manja-manjaan, udah mau ditinggal lagi.

Ah, kalo bahas ditinggal, Wendy jadi keinget Sehun.

Ucapan Mas Sehun bener-bener seolah nampar Wendy dengan kenyataan kalau cowok itu udah ada gebetan. Dan suspek yang paling mendekati adalah Lisa, suster yang kerja bareng Sehun. Lisa itu udah tinggi, cantik, imut, pinter lagi. Dan mana udah ketahuan kalo Lisa memang ngejar-ngejar Sehun, ya pasti Sehun gak bakal nolak lah.

'A ANJIR KENAPA GUE MALAH MUJI KAK LISA??!'

"Wendy, mi-nya jangan ditusuk-tusuk gitu dong. Nanti piring mama rusak," celetuk mamanya, buat Wendy kembali alamnya sendiri.

Wendy merengut gak suka, "Ih iya, Ma, maaf."

"Kenapa cemberut gitu, sih? Mama lihatin dari kemarin, abis pulang sama Sehun, mukanya ditekuk terus," kata mamanya khawatir. Mama mana coba yang gak peka sama tingkah anaknya sendiri?

Tapi berkat perkataan mamanya inilah, papanya Wendy yang semula lagi fokus sama mi goreng kaporitnya, jadi menoleh dan melempar tatapan bingung. "Emang iya? Sehun ngapain kamu?"

'Duh, protektip banget. Gue bingung mesti ngeles paan.'
'HUWEEE ITU JUGA MATANYA PAPA KEK MAU LEPAS DARI KANTONG MATA!!!'

Wendy cuma bisa nunduk sambil mainin mi nya pake garpu. Kakinya di bawah saling membelit, gugup parah dikasih tatapan mengintimidasi dari papa.

Memang papanya ini orangnya protektif banget. Mana dianya masih kurang kenal sama Sehun. Ralat, papanya emang gak mau terlalu kenal sama cowo-cowo yang aroma-aromanya mau pendekatan sama anak cewe satu-satunya ini.

"I-itu..."

Tin! Tin!

"Ah, kayaknya itu temen Wendy, deh. Semalem ada bilang mau tumpangin Wendy ke sekolah karena searah, hehe. Wendy pergi dulu ya, Ma, Pa."

Wendy langsung bangkit dari kursinya. Satu tangannya mengambil tas dukung yang ada di belakang punggugnya, lalu cipika-cipiki sama mama dan papanya yang natap bingung.

"Heh, kamu belum jawab pertanyaan Papa," peringat papanya ketika Wendy berlari kecil menuju pintu keluar.

"Iyaaaa. Nanti, kapan-kapan Wendy jawab. Kasian temenku udah nunggu di luar, dadaaaah!"

Selepas Wendy keluar, papanya Wendy langsung natap mamanya Wendy. Serius.

"Lihatin si Sehun, Sehun itu. Kalo sampe Wendy cemberut lagi, nanti papa yang samperin."

WADUUU.. SEREM NIH.

Mamanya Wendy hanya bisa ngangguk. Serem juga kalau mau ngelak dari perintah papanya itu, walau beliau tau betul kalau sebenarnya Sehun itu anak baik-baik kok.

"Iya, Pa."

°•°

"Makasih, ya. Untung aja lo dateng tadi," ujar Wendy begitu turun dari motor mio Yoongi. Serahin helm dan langsung diterima sama yang punya.

"Iya. Tapi kenapa lo buru-buru banget tadi?"

"Eum, gue gak bisa cerita ke lo, hehe." Iyalah, gue malu abisnya.

Wendy nyengir-nyengir aja sambil jawab. Dalem hati, berharap semoga Yoongi gak kepoan kayak Chanyeol. Bisa mampus kalau sampai kepo, Wendy bisa kehilangan ide buat ngeles.

Btw, ini udah kedua kalinya Wendy dibuat mikir keras untuk nutupin masalahnya sama Sehun. Masalah buat Wendy sendiri sih sebenarnya, tepatnya masalah hati.

"Oh, ya udah. Ke kelas, yuk."

"Hah? Bareng gitu maksud lo?"

"Iyalah. Kita kan lagian satu kelas?" Jawab Yoongi sambil senyum setengah, tapi tetep ganteng.

 Kita kan lagian satu kelas?" Jawab Yoongi sambil senyum setengah, tapi tetep ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"E-eh, iya. Ayo," ajak Wendy.

Walaupun memang niatnya mau jalan bareng ke kelas, Wendy tetap jaga jarak sama Yoongi. Bukan sekali dua kali Wendy dibuat gini, jadi Wendy tau kurang lebih kalau Yoongi ini lagi mau pendekatan. Mana ada cowo yang tiba-tiba dateng ke rumah padahal gak ada omongan dulu sebelumnya? Memang sih Yoongi pernah ngomong waktu di sekolah, tapi cowok itu gak bilang apa-apa waktu di chat semalam. Dulu juga mereka kan sebenarnya gak pernah dekat begini, tiba-tiba jadi mau mendekatkan diri.

Menurut Wendy sendiri, kalau memang mau nambah temen, caranya gak harusnya begini. Bukannya Wendy sok tahu, tapi dia memang pernah ngalamin hal kayak gini dan memang gak mau Yoongi tanggepin lebih cuma karena Wendy yang fine-fine aja dideketin.

"Lo kayak musuhan aja sama gue."

Wendy noleh dan nemuin Yoongi yang setengah meter di sebelahnya. "Hahaha, iya, ya? Tapi ini paling biasa kalo menurut gue."

"Biasa apanya? Seinget gue, lo sama Chanyeol aja sering rangkulan tuh?" Yoongi menyeringai tipis.

Bikin Wendy jadi gak enakan. Ketahuan banget menghindar dari Yoongi.

"Gak pa-pa. Gue tahu kok. Gue kan gak biasanya nyapa dan akrab sama lo ya? Lo pasti gak nyaman. Maaf, ya."

NAH WENDY TAMBAH MERASA BERSALAH.

"GUE YANG HARUSNYA MINTA MAAF, TAU." Wendy sedikit berteriak, untung suasana koridor rada rame jadi suaranya gak terlalu kedengaran. "Maaf, ya. Iya... Gue kurang nyaman, jujur aja. Karena lo gak biasanya gini.." ujar Wendy lalu menunduk, terus jalan menuju kelas.

"Hahaha, oke. Nah, gue duluan ya masuk."

Wendy mengadah, lalu lihat Yoongi yang masuk duluan ke dalem kelas sambil senyum adem.

"AAAAH feeling gue bener kan kali ini?!"

°•°

"Gue salah apa engga ya? Hng." -Wendy.
"Hehe." -Yoongi.


Chapter ini gaje banget ya :(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pak Dokter - Sehun ; WendyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang