Ayo dibaca ulang dari chapter 1 biar ga lupa alur hehe
Wendy menguap lebar ketika bangun pagi kali ini. Hari Minggu, nggak ada kerjaan selain ngerjain PR yang sudah dikasih oleh guru-guru tersayangnya di sekolah. Untung aja semua PR-nya itu individu alias dikerjain sendiri-sendiri, jadi Wendy nggak perlu ke rumah temen untuk kerjain bareng.
Karena serius, Wendy lagi mager bangeeeeet. Bawaannya mau rebahan aja.
Buktinya, niat awal begitu bangun langsung mandi pun sirna. Tangannya mengambil ponsel di nakas, kemudian buka aplikasi kilogram dan mulai menjelajah dunia maya.
"Santai bentar, gapapa lah ya. Hari Minggu juga, lama abisnya, hehe," monolognya sambil tertawa datar. Emang se-aneh itu Wendy.
Sebenernya, maksud Wendy itu, hari Minggu sebentar abisnya, gak kerasa. Makanya cewek itu lebih milih untuk leha-leha di atas kasur. Nggak ada PR juga, jadi total free. Ya, kecuali kalau sang ibu ratu nggak ngasih tugas rumahan.
30 menit sudah Wendy habisin untuk scroll kilogram. Buka tutup akun olshop baju-baju lucu, lanjut ke akun artis-artis barat yang sedang naik daun, kemudian secara random memberi love pada postingan akun zodiak yang muncul di explore. Segabut itu, tapi gak mau hari Minggu cepet-cepet berakhir.
Baru meletakkan ponsel di sebelah bantal, suara ketukan dari pintu langsung mengalihkan pandangannya.
Tok! Tok! Tok!
"Kenapa, Maaaaa?" Wendy teriak males-malesan dari dalam. Oh, tidak, tugas bersih-bersih rumah.
"Ini Papa, Wen."
'YES, NGEHEDON!!!!'
Wendy langsung saja meloncat dari kasur. Hampir kepeleset karena selimutnya yang jatuh sebagian di lantai, lalu langsung lari dan bergegas bukain pintu untuk Papanya yang tercinta. Biasanya nih, kalau si Bapak Negara udah manggil sampe ke kamar, itu artinya bakal pergi jalan-jalan.
Gak masalah kemana aja. Yang penting keluar dari rumah.
"Iya, Pa? Kenapa, nih? Mau jalan-jalan, ya? Hehe," tanya Wendy sambil masang cengiran polos.
Papanya mengernyit bingung. "Siapa yang mau ngajak jalan? Itu loh, Mama di bawah minta temenin ke pasar. Katanya hari ini ada arisan di rumah."
'Owalaaaa, pura-pura tidur saja tadi harusnya hiks.'
Raut wajah gembira Wendy langsung suram. Bukan sekali dua kali rumahnya dipakai untuk arisan satu komplek. Wendy lupa, gak hitung, tapi yang pasti sering. Dan, yang paling nyebelin adalah Wendy gak bisa nyantai di dalam kamar. Pasti ada aja panggilan dari Mamanya. Entah itu ngambilin sirup, ambilin camilan, atau pernah sekali disuruh beliin sandal jepit di warung (katanya titipan temen mamanya). Gak tau deh, tapi emang separah itu.
"Pa, apa gak kita pergi aja nih? Jalan-jalan gitu. Biar kayak orang-orang, Pa. Father-daughter goal. Kita keliling sini-sini aja sih. McD misalnya atau Timezone," bujuk Wendy, kemudian merengut. "Gak mau di rumah. Mama suka minta aneh-aneh, huhu."
Bukannya ngeiyain, Papanya malah ketawa kecil. Bikin Wendy makin sebel. "Iya, nanti, kalo sempet Papa ajak jalan-jalan. Sekarang siap-siap dulu, mau ke pasar. Biar Papa yang anter."

KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dokter - Sehun ; Wendy
FanfictionPunya dokter pribadi yang ganteng, cool, dan imut dalam waktu bersamaan. Yakin bisa nolak? #1 in wenhun [270120] [ot12] Bahasa tidak baku Garing, receh, typo, dll mohon dimaafkan:) ⓒ2018