19

1K 100 14
                                    

Masih di hari yang sama dengan chap 17-18

"Dek Wendy, mau pesen makanan gak?"

Wendy lihatin papan menu yang ada di atas, milih makanan. Tadi Sehun udah beli tiket lewat aplikasi, jadi gak perlu cape-cape ngantri lagi dan tinggal nunggu jam masuknya aja.

"Popcorn aja, Mas. Yang mix, caramel sama yang asin. Minumnya air mineral aja."

"Itu aja? Gak mau nambah yang lain?" tanya Sehun mastiin.

Wendy senyum lebar. "Iya, itu aja. Lagian aku emang gak tau mesti makan apa lagi hehe."

Ini jujur, Wendy gak lagi jaga image kok. Wendy emang orangnya gak milih-milih soal makanan yang ada di bioskop. Biasanya dia tim yang lebih milih nikmatin film tanpa ngunyah apapun.

"Ya udah," jawab Sehun, terus senyum. Kemudian ngalihin pandangan ke mbak-mbak yang jaga dan sebutin keinginan Wendy.

Manja emang Wendy, gak mau bilang sendiri padahal udah sehadepan sama mbak-mbak yang jaga.

Sesudah mereka pesan dan terima pesanan mereka, Wendy dan Sehun milih buat duduk di sofa panjang yang ada di depan studio 3, studio dimana film mereka bakal tayang.

Oh iya, film yang mereka nonton itu Black Widow.

Wendy seneng-seneng aja sih. Secara dia tim Marvel. Jadi dikasih nonton gratis gini, mana mungkin dia nolak?

"Eum, Mas."

"Iya?" Sehun ngalihin pandangannya dari layar ponsel. Oh iya, tangannya yang satu lagi masih genggam tangan Wendy.

"Makasih ya, udah ditraktir nonton. Traktiran popcorn nya juga, makasih, ya," ucap Wendy tulus. Dia senyum kecil, agak sungkan gitu, mungkin gak enak sama Sehun yang selalu memperlakukan dia baik gini. Padahal bukan siapa-siapa, cuma sebatas anaknya temen dari mamanya.

"Kayak sama siapa aja, kamu. Gak pa-pa, kok, santai aja, ya? Mulai dari sekarang harus membiasakan diri."

Wendy terdiam dong. Bingung. Maksudnya "Membiasakan diri" itu bagaimana?

'EH ANJIR GUE DIBUAT TERBANG LAGI NIH?'

"H-hah? Maksudnya gimana, Mas?"

"Perhatian-perhatian. Pintu Studio 3 telah dibuka-"

Sehun belum menjawab pertanyaan Wendy. Dia cuma senyum, lalu berdiri sambil nenteng kresek putih isi popcorn dan air mineral. "Ayo, udah mau mulai film-nya."

°•°

"Dek, kamu udah makan?"

Wendy ngangguk, nge-iyain. "Udah, Mas. Kenapa? Mas belum makan, ya?"

Kini mereka berdua berjalan beriringan menuju pintu keluar bioskop. Film udah selesai ditonton, dan memang Marvel gak pernah bisa buat Wendy kecewa. Filmnya keren banget, sampe-sampe Wendy gak bisa ngalihin perhatiannya walau dia tau kalau diem-diem Sehun lirik-lirik ke dia.

"Udah, kok," Sehun melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. "Jam 10, nih. Tapi Mas masih ada yang harus dibeli di lantai atas. Mau temenin?"

'Kemana pun aku mau, Mas, asal sama kamu hehe.'

"Oh, iya, gapapa, Mas."

"Janji gak bakal lama, Wen."

Genggaman tangan Wendy sepertinya dilepas tanpa sadar. Sehun kelihatan banget buru-burunya, karena cowok itu langsung jalan cepet buat naik eskalator.

Pak Dokter - Sehun ; WendyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang