👙Part 1👙

44K 956 31
                                    

Hai ini cerita pertama aku. Semoga suka🙂

Happy Reading👙

"Zee, lo ngapain? Lo gila, huh? Lo udah banyak minum?!" Sentak seseorang yang langsung melempar gelas berisi minuman keras.

"Lo apa-apaan sih, Ka? Gue mau minum!" Kesal gadis yang bernama Zee.

Pria yang bernama Raka berusaha menyadarkan Zee, sahabatnya.

"Zee, sadar! Ini gue, Raka." Ucap Raka seraya mengguncang pelan tubuh Zee agar sadar.

"Gue udah sadar kok, Ka." Racau Zee karena kebanyakan minum minuman itu.

Melihat kondisi Zee yang sudah seperti itu membuat Raka buru-buru mengambil tindakan. Pria itu langsung menggendong Zee ala bridal style.

Dalam gendongannya, Zee terus memberontak.

Raka membawa Zee masuk ke mobilnya. Ia akan mengantar gadis itu ke rumahnya.

"Zee, kenapa lo jadi gini sih? Dulu lo gak mau masuk ke tempat yang beginian." Lirih Raka.

Jujur saja ia merasa sangat sedih melihat Zee berubah drastis sejak dua minggu lalu. Entah apa yang ada di dalam otak cantik gadis itu hingga sering datang ke club malam hanya untuk minum saja.

👙👙👙

"Zee, kita udah sampe di rumah lo. Bangun!" Raka menepuk pelan pipi Zee agar terbangun dari tidurnya.

Gadis itu membuka matanya lalu dikerjapkan beberapa kali hingga kesadarannya kembali.

"Ya udah, makasih ya udah nganterin. Maaf ngerepotin lo, Ka." Kata Zee yang sudah berdiri tegak.

"Zee, kenapa lo berubah?" Tanya Raka penuh selidik.

Zee tertawa samar. "Ka, manusia itu lambat laun pasti akan berubah. Semua manusia gak akan sama aja. Ada yang baik jadi buruk, ada juga yang buruk jadi baik."

"Lo lagi ada masalah?" Tanya Raka lagi.

"Gue masuk ke dalam dulu ya, bye." Pamit Zee melambaikan tangannya dan berjalan menjauhi Raka.

Meninggalkan Raka yang masih berdiri sendirian dan dikelilingi pertanyaan akan perubahan sikap Zee.

👙👙👙

Zee membuka pintu rumahnya yang tidak dikunci.

"Masih inget pulang ternyata." Sindir seseorang di belakangnya ketika ia berjalan menuju tangga.

Zee membalikkan tubuhnya hingga menghadap orang itu. Jaraknya cukup dekat dengan Zee.

"Aku masih punya fikiran yang bisa aku pakai. Dan aku tau kemana aku harus pulang dan singgah. Gak kayak Papa?!" Sentak Zee pada orang itu yang ternyata Bayu, Papanya.

"Kau..." Desis Bayu dengan tangan yang tertahan di udara siap melayangkan tamparan pada Zee.

"Apa? Papa mau nampar aku lagi? Silahkan?!" Tantang Zee dengan mata yang sudah menyala-nyala karena emosi.

"Beraninya kamu melawan saya!" Bentak Bayu dengan mata tajam.

"Aku bukan Zee yang dulu?! Yang bisa di tampar seenaknya dan gak dihargai perjuangannya?!" Teriak Zee yang dapat membangunkan siapa saja.

Bayu hanya diam memandang putrinya.

"Aku cape, Pa hidup kayak gini. Apa yang aku lakukan selalu salah dimata, Papa. Apa Papa pernah menghargai apa yang udah aku lakukan? Ngga, Pa! Ngga pernah?! Aku udah cape dan lelah gak di anggap sama Mama." Akhirnya uneg-uneg yang selama ini ia pendam sendiri keluar juga.

"Papa kira aku gak tau? Aku tau, Pa kalo aku itu bukan anak kandung, Mama?!" Pekik Zee dengan air mata yang sudah mengalir.

Plak

Bayu menampar Zee dengan sangat kencang yang membuat Zee berkunang-kunang.

Zee menatap benci orang yang ada di hadapannya yang sialnya adalah Papanya sendiri.

Gadis itu pergi keluar dari rumah. Bahkan ia sudah sangat membenci rumah ini.

👙👙👙

"Vodka dua gelas." Ucap seseorang pada bartender.

Orang itu menghampiri seseorang yang sedang duduk tidak jauh dari tempatnya sekarang.

"Hei." Sapanya yang membuat orang itu menolehkan kepala hingga menatapnya.

"Bang Redi." Balas orang itu malas.

"Zee, lo sendirian? Pengawal lo kemana?" Tanya orang yang bernama Redi.

Ya, orang itu adalah Zee. Setelah bertengkar dengan Bayu, gadis itu memutuskan untuk pergi lagi ke club.

"Lo liatnya gue sama siapa?" Malas Zee.

Jujur saja, Zee sangat tidak suka dengan Redi. Redi adalah pria brengsek yang sudah membuat para wanita di luaran sana patah hati.

"Jutek amat sih, Zee." Balas Redi.

Tak lama seseorang menyajikan minuman di atas meja mereka.

"Maaf, saya tidak memesan minuman." Ucap Zee pada pelayan itu.

Memang Zee tidak memesan apa-apa untuk saat ini. Karena tadi ia sudah banyak minum ketika bersama Raka.

"Gue yang pesen." Sahut Redi menatap wajah polos Zee.

Setelah pelayan itu pergi, Zee menatap Redi malas.

"Lo kenapa sih, Zee liat gue segitunya. Iya gue tau kalo gue ganteng." Dengan percaya dirinya Redi berucap seperti itu.

"Ganteng buat apa kalo brengsek." Cibir Zee.

"Jaga omongan lo!" Desis Redi menahan amarah.

"Kenapa? Marah, iya? Kalo gak merasa ya udah jangan marah. Gitu aja ribet."

Redi meminum segelas vodka-nya, berharap ia dapat menahan emosi di depan gadis ini.

Zee mengangkat tangannya, "Air putih, satu." Pinta Zee pada pelayan yang tak jauh keberadaannya.

Redi menolehkan kepalanya, "Kenapa pesen minum?"

"Ya gue haus lah. Pake nanya." Ketus Zee tanpa menatap Redi.

"Gue kan udah pesenin minuman buat lo." Ucap Redi berusaha menormalkan suaranya.

"Gue gak mau minum minuman dari lo." Balas Zee dengan sangat ketus.

Baru saja Redi akan kembali bersuara, tapi tertahan karena pelayan menghampiri mereka.

Pelayan itu menyodorkan segelas air putih kepada Zee. Gadis itu langsung meneguknya sekaligus hingga terbatuk.

"Bentar, kok air putihnya beda?" Heran Zee menatap gelas yang sudah kosong.

"Astaga, mungkin minumannya tertukar." Cicit pelayan itu sembari menyembunyikan seringaiannya.

Pelayan itu menoleh kepada Redi seraya tersenyum penuh makna yang dibalas serupa oleh Redi. Lantas pelayan itu pergi meninggalkan Redi yang akan menjalankan aksinya.

Tbc👙

Tinggalkan Vote dan Comment ya
(。ŏ_ŏ)

Together By Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang