👙Part 2 👙

27.4K 757 34
                                    

Hati-hati, ada 18+ nya:v

18+++++

Udah diperingatin loh😝

HappyReading ya👙

Zee memegang kepalanya yang mulai terasa pusing.

Redi menyeringai dalam diam.

"Zee, lo kenapa?" Tanya Redi berpura-pura panik. Ya, pria itu berpura-pura panik, karena ia sudah mengetahuinya dari kode pelayan yang tak lain adalah temannya.

"Kepala gue pusing, Bang." Adu Zee dengan tangan yang masih memegang kepalanya.

"Mau gue anter pulang?" Tawar Redi merangkul pundak Zee.

Zee mengangguk sebagai jawabannya. Mendapat respon dari Zee, Redi langsung merangkul Zee. Bukannya keluar dari club, namun Redi malah membawa Zee ke salah satu kamar yang tersedia di club.

"Kok malah kesini, sih, Bang?" Bingung Zee.

Ya, Zee sadar bahwa sekarang ia bukan diajak untuk berjalan keluar dari club, melainkan malah diajak masuk ke kamar. Walaupun ia mabuk, namun ia juga masih sadar.

Bukannya menjawab ucapan Zee yang kebingungan, Redi malah memeluk Zee dari belakang. Zee meronta dalam pelukan Redi.

"Bang, lepasin! Gue mau pulang!" Sentak Zee yang masih berusaha melepaskan pelukan lelaki itu.

"Gue bakal lepasin lo, setelah kita mengalami pelepasan bersama." Bisik Redi tepat di belakang telinga Zee dengan nada sensual.

Redi langsung menyeret Zee mendekat pada tembok lantas mengurung Zee diantara kedua tangannya. Lelaki itu melumat bibir Zee dengan rakus. Yang hanya lelaki itu pikirkan adalah kenikmatan selanjutnya.

Sadar jika Zee kehabisan oksigen, Redi memberi kesempatan pada Zee untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Redi menggendong Zee ala bridal style menuju ranjang yang sebentar lagi akan menjadi saksi bisu atas kenikamatan yang mereka capai. Redi merangkak menaiki tubuh Zee ketika Zee sudah ia baringkan dengan lembut. Lantas ia kembali mencium bibir Zee yang sedikit membengkak akibat ulahnya tadi. Redi menggigit bibir bagian bawah Zee agar memberi jalan untuk lidahnya yang ingin menyapa lidah Zee. Tak sampai disitu, Redi dengan lancangnya mulai menggerayangi bagian tubuh Zee yang lainnya. Redi meremas buah dada Zee menggoda.

"Ssshh..." Zee menahan desahannya agar tidak keluar dari bibir mungilnya.

Ciuman Redi turun ke bawah dan mencecap leher jenjang Zee.

"Bang..." Panggil Zee disela desahannya.

"Yes, baby. Call my name." Racau Redi.

"Bang...ssshhh...gue mohon...ahh berhenti." Pinta Zee yang sama sekali tidak digubris Redi.

Seolah tuli, Redi kembali melanjutkan aksinya. Namun kali ini lelaki itu melucuti semua pakaian yang Zee kenakan. Dan sekarang, Zee sudah full naked di hadapan Redi. Redi menatap tubuh polos Zee dengan tatapan lapar dan ingin langsung menerkam.

Merasa diperhatikan tubuhnya, Zee menutup rapat selangkangannya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Jangan malu, Zee." Redi kembali membuka selangkangan Zee.

Dengan cepat, Redi juga melucuti pakaiannya hingga sekarang keadaan mereka sama-sama telanjang.

"Bang, lo gak beneran bakal ngelakuin itu sama gue, kan?" Tanya Zee hati-hati.

Tak mendengar pertanyaan Zee, Redi langsung menyetubuhi Zee dengan kasar. Ia tak peduli jika ini yang pertama bagi Zee.

"Aaarrrgghhh..." Teriak Zee kesakitan ketika Redi menyetubuhinya brutal.

👙👙👙

Zee membuka matanya ketika cahaya matahari mulai memasuki retina.

Ia menolehkan kepalanya ke samping karena merasa ada seseorang yang tidur di sebelahnya. Ketika itu ia merasa yakin bahwa semalam ia tidak bermimpi. Semua nyata. Ya semuanya, ketika Redi merenggut keperawanannya.

Gadis, ah ralat. Saat ini ia bukan gadis lagi. Zee melihat Redi yang membuka mata.

Mata mereka bertemu. Ada perasaan benci, marah, dan menyesal ketika Zee menatap wajah Redi.

Mereka bertatapan dalam diam. Tak ada yang ingin memulai pembicaraan. Hingga Zee yang pertama memutuskan kontak mata diantara keduanya.

Zee memungut pakaiannya yang berserakan di lantai, lantas memakainya. Persetan jika Redi melihat tubuh polosnya. Yang ia inginkan adalah pergi dari sini secepatnya.

Zee bangkit dari duduknya berniat keluar dari sana. Tanpa Zee sadari, Redi juga langsung memakai pakaiannya ketika Zee berpakaian.

"Zee, tunggu!" Pinta Redi menyusul langkah Zee.

Zee tak memperdulikan panggilan itu. Ia ingin pergi menjauh dari lelaki bajingan itu.

"Minggir, gak?!" Bentak Zee ketika Redi menghadang langkahnya.

"Zee, gue minta maaf oke?" Ucap Redi menatap mata Zee.

Zee membalas tatapan itu dengan tajam. "Segampang itu lo minta maaf, huh?" Teriak Zee. Redi hanya diam membisu.

"Denger sama lo baik-baik. Sekalinya pun gue hamil, gue gak akan minta pertanggung jawaban, lo?!" Ucap Zee penuh penekanan.

Lantas perempuan itu keluar dari sana tanpa memperdulikan Redi yang memanggil-manggil namanya.

👙👙👙

Zee memasuki kamarnya dengan lesu. Ia memandang pantulan wajahnya yang ada di cermin.

"Selamat, Zee. Karna lo sekarang udah hancur banget." Ucap Zee pada pantulannya dengan nada mengejek.

Seseorang mengetuk pintu kamarnya diiringi oleh suara yang sangat ia kenal.

"Zee, sarapan dulu." Ucapnya.

Zee membuka pintu kamarnya setelah ia yakin jika penampilannya tidak berantakan.

"Aku gak lapar." Zee menatap malas orang di hadapannya.

"Kamu jangan begini, Zee. Papa tau kalau kamu masih marah sama Papa. Tapi please, jangan buat perut kamu kosong. Bagaimanapun juga kamu tetap anak Papa." Balas orang yang tak lain adalah Bayu, Papanya.

Zee menghela napas pasrah dan mengikuti langkah Bayu. Bagaimanapun juga, Bayu tetap Papanya. Orang yang masih sedikit peduli setelah ART di rumahnya.

Bayu dan Zee duduk di kursi masing-masing. Bayu yang mengambil duduk di sebelah istrinya, dan Zee yang memilih duduk di seberangnya. Di sebelahnya ada Sela, adiknya.

"Lo kenapa duduk disini?" Ketus Sela.

"Sela, kamu yang sopan sama Kakak kamu!" Ucap Bayu dengan nada penuh penekanan.

"Aku udah gak selera makan." Ucap Silla, Mama Zee dan Sela. Silla berniat bangkit dari duduknya tapi suara Zee memberhentikannya.

"Mama gak usah pergi, biar Zee aja yang pergi. Sekarang Mama lanjutkan makannya." Zee bangkit dari duduknya menuju dan berjalan menuju ke dapur.

Bayu ingin menghentikan langkah Zee, tapi Silla memperingatinya agar tetap duduk dalam diam. Yang bisa pria itu lakukan hanya bernapas pasrah.

👙👙👙

"Hai, Bi." Sapa Zee semangat melihat Bi Sumi, ART di rumahnya yang sedang membersihkan kitchen set.

Bi Sumi menolehkan kepalanya. "Eh, non Zee. Gak sarapan, non?"

"Aku lagi gak laper, Bi." Jawab Zee berbohong.

"Non, gak baik perut kosong. Nanti non sakit. Bibi gak mau liat non sakit lagi kayak tahun lalu." Balas Bi Sumi mengingat kejadian satu tahun yang lalu.

"Hehe, Zee kan strong, Bi." Kekeh Zee puas.

Bi Sumi ikut terkekeh. Setidaknya ia bisa melihat anak majikan yang sudah ia anggap anaknya sendiri itu terkekeh bahagia. Walaupun ia tahu bahwa itu kebahagian semu.

Tbc👙

Yang masih dibawah umur tapi tetep baca dosa tanggung sendiri ya:v

Together By Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang