👙Part 9👙

15.1K 679 16
                                    

Gatau pengen update aja. Part ini sangat tidak jelas hwhwhwhw

Tapi vote aja ya💋

Happy reading👙

Mendengar suara yang tiba-tiba sukses membuat Zee mematung. Bukan kah tadi tidak ada siapa-siapa di dapur?

"Hey, kamu siapa?" Sekali lagi, suara itu kembali terdengar.

Zee membalikkan tubuhnya menghadap orang itu. Ternyata yang ada di hadapannya itu adalah seorang wanita yang Zee pikir umurnya sama dengan Mamanya. Rambut yang dicat berwarna coklat serta pakaian rumahannya yang sederhana namun berkualitas.

"Hey!" Lagi, suara itu menyadarkan lamunannya.

"Eh, iya."

Wanita itu terkekeh melihat Zee yang terperanjat kaget.

"Saya tanya kamu siapa? Kok malah melamun."

Zee hanya bisa menyengir. "Sa-saya Zee, Tante."

Mata wanita itu membulat. "Zee? Istrinya Rey?"

Rey? Siapa lagi Rey?

Sadar akan kebingungan Zee, wanita itu angkat suara. "Maksud saya Redi."

Mulut Zee membulat seraya mengangguk.

"Saya Zira," ucapnya memperkenalkan. "Maaf ya, saya enggak datang tadi. Rey tidak berbicara pada saya."

"Iya, Tante. Tidak apa-apa."

"Panggil Mami saja, ya? Sekarang kan kamu juga bagian dari keluarga ini."

Zee hanya mengangguk. Sumpah ia sangat canggung sekali.

"Mami tinggal dulu, ya? Kalau mau apa-apa jangan sungkan."

"I-iya, Mi."

Setelah itu, Zira langsung pergi dari hadapan Zee. Tanpa sadar bibir Zee melengkung ke atas membentuk sebuah senyuman. Sepertinya Zira sangat baik. Ia seperti merasakan sosok Ibu dalam diri Zira.

Zee melangkahkan kakinya keluar dari dapur. Sepertinya menyenangkan jika berkeliling rumah ini sebentar.

Ternyata rumah keluarga Redi ini sangat besar. Bahkan hampir 5 kali lipat lebih besar dari rumahnya. Halamannya pun sangat luas. Tumbuhan hijau tertanam indah di atas tanah hingga menimbulkan kesejukan.

Zee baru sadar, rumah ini terdiri dari 3 lantai. Dan kamarnya itu berada di lantai 2. Ia akan melihat-lihat sebentar lantai 3.

"Jangan ke atas, Non. Itu daerah khusus Tuan Rey." Seorang pria yang Zee tahu tadi berjaga di depan kamarnya itu ada di hadapan Zee sekarang. Mencegahnya yang akan menaiki tangga yang menghubungkan ke lantai 3.

"Kenapa? Gue kan istrinya."

"Tuan akan marah kalau ada orang yang masuk ke daerahnya."

"Gue yang akan hadapi dia kalo dia marah." Zee yang sangat keras kepala itu langsung menaiki tangga. Bodo amat dengan penjaga itu.

Sepi.

Itulah hal pertama yang ia lihat di lantai 3 ini. Kalau sepi, untuk apa penjaga itu melarangnya? Lagipula tidak ada apa-apa. Dasar lebay.

Zee melangkah lebih jauh menelusuri lantai ini. Hanya ada satu ruangan di lantai 3 ini. Itu pun digembok.

"Bukannya aku sudah bilang untuk tidak keluar kamar." Suara dingin nan tajam membuat Zee menoleh cepat ke arahnya.

Tatapan orang itu tajam seakan siap mengulitinya.

"Gu-gue..."

"Kamu melanggar perintahku, Zee!"

Together By Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang