Vote dan komen biar cemunguddd😚
Happy reading👙
"Zeeeeeee," teriak tiga gadis ketika Zee memasuki kelas bersama Raka.
"Whoaaa, couple kelas kita udah comeback aja nih," ledek Abun, sang ketua kelas. Semua orang yang ada di kelas itu tergelak mendengar ledekan Abun.
Zee dan Raka memang kerap kali disebut pasangan di kelas. Karena mereka selalu berdua ke mana-mana. Maka tak aneh lagi jika mereka mendapat ledekan seperti itu.
"Berisik ya lo semua," cibir Zee. Ia langsung melangkahkan kakinya mendekati ketiga temannya.
"Kemarin ke mana lo?" tanya Mika yang sedang memakan rotinya.
Tiya menoyor kepala Mika kencang. "Biarin dia duduk dulu napa sih, Mik."
Zee hanya terkekeh melihat kelakuan temannya. "Udah lah jangan berantem. Bentar lagi Bu Mini masuk."
Akhirnya mereka pun menuruti ucapan Zee.
👙👙👙
Zee membereskan buku-bukunya ke dalam tas. Saat ini sudah memasuki jam istirahat.
Tiba-tiba saja perutnya terasa dililit. Tangan kanan miliknya meremas perutnya. Teman-temannya sudah menunggu di luar. Katanya sekalian menemani Tiya yang bertemu kekasihnya.
Keringat sudah bercucuran di dahinya. Bahkan rasanya Zee ingin menangis. Namun tak bisa.
"Zee lama banget sih, udah ditungguin juga! Gue sampe ditinggal mereka," gerutu Safa yang kembali masuk dan menghampiri Zee.
Setelahnya ia tersadar melihat kondisi Zee yang sudah pucat pasi. Keringat yang membanjiri dahinya.
"Zee, lo kenapa?"
"Perut gue sakit, Saf." Zee kembali meringis.
"Aduh gimana nih?" Safa yang panik itu mendadak blank. Ia tiba-tiba tak tahu harus bagaimana.
Menepuk jidatnya. "Bentar gue telepon dulu Raka."
Safa meletakkan ponsel itu di telinganya. Lama menunggu Raka menerima panggilan darinya.
"Lama banget lo angkat telepon gue!" omel Safa pada Raka di seberang sana.
"Ga usah teriak-teriak juga bego!"
"Ya lo sih bikin emosi."
"Lo telepon gue ada apa? Cuma mau teriak?"
Lagi, Safa menepuk jidatnya. Lagi-lagi sifat pelupanya muncul.
"Zee sakit nih. Mukanya pucat, cepet lo ke kelas!"
"Saf..."
"Tahan ya, Zee. Bentar lagi Raka datang. Please, jangan bikin gue ikutan panik, Zee." Safa yang panik pasti akan kumat.
"Zee, mana?!" teriak Raka yang masuk ke dalam kelas dengan berlari. Napasnya terengah-engah.
"Lo ke-napa?" tanya Raka dengan napas yang terputus-putus.
"Ka, sakittt..."
Raka langsung membopong Zee yang kini sudah menangis. Lelaki itu membawa Zee ke uks yang kebetulan dekat dengan kelasnya.
"Pacarnya kenapa, Kak?" tanya gadis yang berjaga di UKS.
"Perutnya sakit."
Mengerti dengan keadaan Zee, gadis itu langsung mengambil obat pereda sakit di lemari obat.
"Ini, Kak obatnya." Diberikannya obat itu pada Raka.
Raka menerimanya lantas membantu Zee meminumkan obat itu. Sebelumnya ia sudah mengambil segelas air yang tersedia di sana.
Gadis itu tersenyum melihat Raka yang terlihat khawatir sekali.
"Tenang aja, Kak. Itu memang wajar pas lagi datang bulan."
Raka yang mendengarnya langsung menatap gadis itu. "Hah?"
Menggeleng. "Kalau begitu saya keluar saja, ya. Oh iya, Kak. Jangan lupa oleskan minyak angin di perutnya, ya. Biar sakitnya reda."
Raka mengangguk. "Thanks."
"Bentar gue panggil dulu Safa buat olesin minyak angin."
Di luar tidak ada siapa-siapa. Raka berdecak. Dasar si pikun. Ke mana coba dia di saat temannya sakit begini. Tadi katanya akan menunggu di luar, tapi sekarang entah di mana.
"Si bolot gak ada, Zee. Gue yang olesin aja, ya?"
Zee hanya mengangguk. Ia terlalu lemas. Lagipula ia yakin Raka tidak akan berbuat macam-macam padanya.
"Thanks ya, Ka."
Raka mengulas senyumnya. "Enggak perlu berterima kasih sama gue, Zee. Bagaimana pun lo sekarang kakak ipar gue."
Mendengarnya membuat Zee merasa bersalah. "Maafin gue."
"Apa sih? Lo enggak salah apa-apa, Zee. Sekarang lo istirahat aja, nanti gue yang minta ijin kalo gurunya masuk."
👙👙👙
"Zee, lo beneran udah gak sakit lagi, kan?" tanya Tiya cemas. Walaupun kelakuannya yang liar, namun di antara tiga teman Zee, Tiya yang sangat dewasa pemikirannya.
"Gue udah baik-baik aja, kok. Kalian gak usah khawatir."
"Gue sama Zee balik dulu," ucap Raka seraya tangannya merangkul pundak Zee.
"Lo pake motor?"
Raka melirik pada Miko yang bertanya padanya. "Kebetulan hari ini gue pake motor."
"Yang, kunci mobil kamu mana?" tanya Tiya pada Viko, kekasihnya. Lelaki itu langsung memberikan kunci mobilnya pada Tiya.
"Nih, Ka. Lo pake mobilnya Viko aja. Kalo nemu yang aneh-aneh, diem aja, ok?"
Semua yang ada di sana menggelengkan kepalanya mendapati sikap Tiya.
"Kondom maksud lo?" ledek Mika yang dihadiahi jitakan oleh saudara kembarnya.
"Thanks guys."
Setelah berpamitan dengan mereka, Raka langsung membawa Zee ke tempat di mana mobil Viko di parkir.
"Yakin gak mau ke dokter dulu?" tanya Raka ketika mobil sudah melaju.
"Gue gak apa-apa, Ka. Menurut artikel yang gue baca, ini wajar kok buat yang hamil muda. Katanya emang bakal kram gitu."
Menghela napas, Raka akhirnya mengangguk. "Ya udah. Kalo sakit lagi, kasih tahu gue pokoknya."
Zee terkekeh. "Iya-iya, bawel."
Tbc👙
Sorry kalo ga ngefeel, oke?
Aku mau bikin alur ceritanya santai. Ga mau buru2 juga hehe. Yang penting komen sajaaaaaSee you next part syg2ku❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Together By Accident [END]
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA!!!] ||Redi-Zee|| [PART DIHAPUS SEBAGIAN DAN SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAYBOOK] Banyak orang bilang; mencintai tidak selalu harus memiliki. Namun berbeda bagi lelaki bernama lengkap Reinaldi Alteeza. Keinginannya untuk memiliki Z...