👙Part 4👙

17.5K 751 3
                                    

Siapa yang nunggu Zee? Sorry ya terbengkalai wkwk

Happy reading👙

Bang Redi
Lagi apa?

Zee menatap malas layar ponselnya yang berisikan pesan dari Redi. Ya Tuhan, ia benar-benar tidak tahu kenapa lelaki itu terus-menerus mendekatinya.

Sudah dua bulan sejak kejadian itu, Zee selalu menghindar dari Redi. Entah ketika Redi mengiriminya pesan, atau ketika berusaha menemuinya.

Tanpa membalas pesan dari Redi, Zee memilih untuk keluar dari kamarnya.

"Mau ke mana kamu malam-malam gini?" Suara dingin milik Silla membuat Zee menghentikan langkahnya.

"Sejak kapan juga Mama peduli sama apa yang aku lakuin?"

Silla melangkahkan kakinya mendekati Zee. Tangannya melayang, sudah siap menampar Zee.

"Mama mau tampar aku? Kenapa enggak sekalian aja Mama bunuh aku?"

Mata Silla melotot, marah dengan ucapan Zee yang berani padanya.

Plak

"Kurang ajar kamu?! Dasar anak tidak tahu diri! Saya sudah merawat kamu selama ini. Tapi ini balasan kamu sama Saya, hah?!"

Di belakang Silla, Sela tersenyum sinis. Merasa puas karena Mamanya menampar kakak sialannya itu.

"Apa yang harus Zee lakukan untuk balas semua jasa Mama yang udah rawat Zee? Mama mau nyawa Zee? Atau mau uang? Tapi kalo uang Zee belum punya, besok Zee kasih Mama kalo Zee udah dapet Om-Om."

"Zee?!" Kali ini suara Bayu; Papanya yang membentak Zee.

"Apa maksud ucapan kamu, hah?!"

Zee hanya terkekeh. "Aku kan emang anak pelacur, jadi harus mengikuti jejak Ibu kandung aku, dong? Mama kan yang bilang kalau Zee ini anak dari seorang pelacur?"

Kilatan amarah terlihat di kedua bola mata Bayu. Ia tak ingin situasi seperti ini terjadi di dalam keluarganya.

"Tuh kan, Pa. Dia itu emang jalang banget. Dia sering open BO. Temen aku juga sering liat dia cek in sama om-om," ucap Sela memperkeruh suasana.

Tiba-tiba saja Zee merasa kepalanya pusing. Ia bahkan sudah tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang Papanya ucapkan.

Akhirnya tubuh Zee limbung karena tak kuat menopang tubuhnya sendiri. Perempuan itu sudah terkulai lemas di lantai.

"Zee?!" jerit Bayu kaget melihat tubuh putrinya terjatuh di atas lantai.

"Palingan juga caper tuh," cibir Sela.

👙👙👙

Bayu menatap tubuh Zee yang terbaring di atas brankar rumah sakit. Matanya sudah tak kuasa menahan air matanya. Pria paruh baya itu manangis dalam diam.

"Maafkan Papa, Nak," lirihnya seraya memegang jemari Zee yang bebas dari selang infus.

Ia tak menyangka jika putrinya akan mengalami hal ini. Ia kira Zee hanya sekadar berontak saja. Tapi nyatanya tidak.

Mata Zee terbuka perlahan. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya. Membiasakan cahaya yang masuk ke kornea matanya.

"Siapa yang sudah melakukannya?" Walau pun dengan suara pelan, namun Bayu tak meninggalkan ketegasannya. Bayu pun sudah melepaskan genggamannya.

Zee memejamkan matanya sejenak. Cepat atau lambat ini semua pasti terjadi. Papanya pasti akan mengetahui ini. Sudah berbagai cara ia lakukan untuk menghilangkan janin yang ada di perutnya, namun berbagai kegagalan juga ia dapati.

"Oh, Papa udah tahu? Bagus deh," balas Zee cuek seraya duduk dari posisi berbaringnya.

"Siapa Ayahnya?"

Zee mengendikkan bahunya. "Gatau, Ayahnya banyak deh keknya. Soalnya kan tubuh aku bebas sana-sini."

"Zee?!" Kembali, Bayu membentaknya.

Bayu kira, Zee akan menangis. Bahkan meminta maaf padanya. Namun sepertinya Zee yang dulu sudah berubah.

Walau dibentak oleh Bayu, nyatanya tak membuat Zee takut. Malah sekarang zee menatap Bayu dingin.

"Gimana? Aku udah mirip sama Ibu kandung aku, kan?"

"Zee..." Suara Bayu melemah.

"Papa tahu kalau Papa salah, tapi jangan menyebut hal yang buruk tentang Ibu kamu. Dia wanita yang sudah melahirkan kamu."

"Karena kelakuan wanita itu juga aku harus menjalani hidup aku kayak gini."

"Kamu enggak tahu apa-apa, Zee."

Zee mengangguk. "Iya, Zee emang gak tau apa-apa. Dan Zee juga enggak mau tahu apa-apa."

Bayu menghela napasnya lelah. Zee sangat keras kepala, sama seperti dirinya.

"Siapa Ayah dari bayi itu, Zee?" tanya Bayu lembut.

"Aku gak akan ngasih tahu siapa pun."

"Zee... Papa mohon kasih tahu Papa. Jangan semakin membuat Papa merasa bersalah, Sayang..."

Ceklek

Pintu terbuka diiringi suara seseorang.

"Saya Ayah dari bayi yang dikandung, Zee."

Tbc👙

Jangan lupa vote dan komen👙

Together By Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang