👙Part 3👙

20.7K 724 4
                                    

Vote and komennya yaaaaa🤗

Happy Reading👙

"Zee!" Teriak seseorang di belakang Zee. Zee membalikkan tubuhnya untuk melihat orang itu.

Senyum manis Zee terpancar indah tatkala melihat orang itu.

"Ada apa sih sampe teriak gitu?" Tanya Zee sedikit terkekeh melihat tingkah sahabatnya.

"Gak ada apa-apa, sih." Orang itu tersenyum menunjukkan deretan giginya yang rapih.

"Ya udah, kita ke kelas yuk!" Ajak Zee merangkul pundak orang itu.

Mereka berjalan sembari saling merangkul satu sama lain.

Banyak pasang mata yang menatap mereka dengan berbagai tatapan. Ada tatapan tak suka, tatapan iri, juga ada yang menatap mereka kagum.

"Lo ngerasa kita diperhatiin gak sih, Ka?" Tanya Zee pada orang disebelahnya yang tak lain adalah Raka.

"Udahlah, Zee. Abaikan tatapan anak-anak sekolah." Balas Raka cuek.

"Bukan mereka, Ka. Tapi ada orang yang merhatiin kita secara sembunyi-sembunyi."

"Itu mah perasaan lo aja, Zee." Zee mengangguk setuju.

Walaupun dihati kecilnya, ia sangat merasakan seseorang itu mengawasi gerak-geriknya.

Kedua orang itu melangkahkan kakinya menuju kelas mereka.

Setelah keduanya pergi, seseorang tengah berdiri di bawah pohon yang jaraknya sekitar lima meter dari tempat tadi Zee dan Raka berdiri. Orang itu menghubungkan earphone pada seseorang di seberang sana.

"Target sedang bersama seseorang. Sepertinya teman dekatnya." Ucapnya pada seseorang di seberang sana.

"Awasi terus." Titahnya.

👙👙👙

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Tapi Zee dan Raka belum juga berniat keluar dari dalam kelas. Bahkan Zee tak menyadari jika bel sudah berbunyi.

Raka memandangi sahabatnya yang hari ini banyak melamun.

"Zee?" Panggil Raka lembut seraya menyentuh pundak Zee yang membuat sang empu kembali ke dunia nyata.

"Ah, ya kenapa?" Mata Zee menyapu seisi kelas.

"Loh, ini pada kemana?" Tanya Zee bingung melihat kelasnya sudah kosong tak ada siapa-siapa dan hanya menyisakan dirinya dengan Raka.

"Ini udah jam pulang sekolah, Zee. Lo kenapa sih hari ini banyak melamun? Lo lagi ada masalah? Ceritalah sama gue, gue sahabat lo, Zee." Raka menatap Zee dengan lembut.

Zee membalas tatapannya. Namun setelah itu, ia memilih memalingkan pandangannya ke arah lain.

"Pulang, yuk!" Ajak Zee menggandeng tangan Raka dengan tangan kirinya yang menggendong tas dipundak.

Raka mendengus kesal. Selalu seperti ini jika ia menanyakan masalah Zee. Sahabatnya itu tak pernah mau membagi penderitaannya pada siapapun, termasuk dirinya. Walaupun mereka sudah bersahabat hampir satu tahun, mengingat mereka bersahabat sejak masuk kelas XII.

👙👙👙

"Bagaimana sekolahmu?" Suara seseorang membuat Zee yang saat itu sedang duduk sendirian di halte tersentak kaget.

Zee menolehkan kepalanya. "Lo mau apa ke sini?" tanya Zee dengan suara tajam.

Orang itu terkekeh. "Mau ketemu calon istriku."

"Lo gila tau gak sih?!"

"Aku emang gila karena kamu, Zee."

Mata Zee menatap orang itu. "Dengerin gue baik-baik..."

"....Jangan pernah lo tunjukin muka lo lagi di hadapan gue. Gue gak sudi liat muka lo?! Gara-gara lo, hidup gue sekarang hancur?! Lo udah perkosa gue, Redi. Lo mau hidup gue sengsara, hah?!"

Tangan Redi meraih jemari Zee yang bergetar kedinginan dikarenakan hujan tiba-tiba turun deras. Redi tahu Zee tidak tahan dengan dingin.

"Aku antar kamu pulang, ya? Nanti kamu bisa sakit kalau masih di sini."

"Lo udah tahu kan kalau nyokap gue benci gue? Terus kenapa lo perkosa gue, Redi? Bokap gue pasti bakal marah besar ke gue. Gue gak akan dianggap anak lagi sama mereka."

Redi tersenyum seraya mengelus puncak kepala Zee dengan lembut. "Masih ada aku, Zee. Aku gak akan ninggalin kamu. Aku akan selalu ada buat kamu. Sekarang kita pulang, ya?"

Zee menyentak tangan Redi kasar. "Gue mau lo pergi, Bang..." lirih Zee.

"Nurut sama aku sekarang, atau kamu mau aku melakukannya lagi di sini?"

👙👙👙

"Assalamu'alaikum," ucap Redi ketika mereka berdua sudah ada di depan rumah Zee.

"Redi?" panggil Bayu ketika netranya menangkap keberadaan Zee dan Redi.

Redi menyalami Bayu. "Apa kabar, Om?"

"Alhamdulillah. Kamu apa kabar?"

"Alhamdulillah baik juga, Om."

Malas mendengar perbincangan tak bermutu dari Bayu dan Redi, Zee memutuskan untuk segera pergi ke dalam rumah.

"Kamu enggak berkerja?"

"Baru pulang, Om. Sekalian Redi anterin Zee."

Ketika mereka tengah asik berbincang di teras depan rumah, suara melengking milik perempuan menyapa Redi yang saat itu tengah duduk dengan Bayu.

"Kak Rediiii?" teriak Sela dengan suara alaynya. "Kak Redi apa kabar? Udah lama gak ke sini?"

Sela memeluk Redi. "Sela kangen banget sama Kak Redi."

Redi tidak menjawab. Melepaskan pelukan yang membuatnya sedikit pengap.

"Redi pulang dulu ya, Om? Titip Zee, soalnya tadi Zee kedinginan."

Tbc👙

Together By Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang