7% 💜💜

42.9K 5.6K 663
                                    

Seluruh mahasiswa baru fakultas kedokteran sedang dikumpulkan di lapangan. Entah juga ingin melakukan apa. Jangan-jangan fakultas kedokteran memiliki ide untuk melakukan ospek seperti fakultas teknik? Duh, jangan sampai deh.

"Halo adik-adik sekalian, perkenalkan nama kakak adalah Kun. Di sini kakak mengumpulkan kalian untuk mencari calon bulan dan bintang kampus, mungkin ada yang berminat?" jelas kakak tingkat Haechan yang bernama Kun itu. Haechan mengangguk-nganggukkan kepalanya seolah mengerti, padahal mengerti saja tidak.

"Aduh, maaf ya. Mungkin kalian tidak mengerti apa itu bulan dan bintang kampus. Jadi, universitas kita setiap tahunnya pasti memiliki seorang bulan dan bintang kampus. Bahasa lainnya pangeran dan putri sekolah begitu, kalau kalian mau ikut silahkan maju ke depan." Ucap Kun mempersilahkan mahasiswa-mahasiswi baru untuk maju tanpa sungkan.

Haechan mendengus. Dirinya bingung karena ada-ada saja kegiatan kampusnya itu. Jangan memintanya ikut kegiatan begitu ya karena Haechan tidak setampan pangeran, setidaknya begitulah pikirannya.

"Chan, ikut saja. Lagipula apa salahnya, kau 'kan pintar dan wajahmu not bad-lah." Bisik seorang mahasiswa yang duduk di sebelah Haechan. Dengan cepat Haechan menjawab tidak pada lelaki itu, enak saja, dirinya ogah ikut-ikut begituan.

"Ayo, siapa lagi yang ingin ikut. Kegiatan ini hanya ada satu kali seumur hidup, jadi jangan ragu untuk maju." Kun berusaha memprovokasi mahasiswa maupun mahasiswi baru agar maju ke depan.

"Ayolah, Chan. Dengar tuh, hanya sekali seumur hidup! Kapan lagi 'kan kau dapat kesempatan seperti ini? Siapa tahu kau bisa dekat dengan salah satu bintang tahun lalu."

"Gila." Umpat Haechan yang terdengar seperti bisikan. Dirinya dengan sedikit malas maju ke depan dan berdiri di sebelah 5 lelaki dan 6 perempuan, cukup banyak juga lawan Haechan. Kalau begini dia 'kan semakin pesimis.

Sekilas mata Haechan melirik ke arah lapangan luas yang biasa dipakai untuk umum seperti dipakai untuk bermain sepak bola atau sekedar jogging sore hari. Lapangan tempat Haechan berkumpul itu hanya sekedar lapangan kecil untuk beberapa orang saja karena ya jumlah mahasiswa kedokteran tidak banyak juga, lagipula lapangan besar dipakai anak teknik untuk ospek.

Sejak tadi mata Haechan tidak bisa lepas dari seseorang yang tengah memerintah di tengah mahasiswa-mahasiswa teknik itu. Lelaki itu terlihat sangat...

Mendominasi? Ah, apa sih yang Haechan pikirkan.

"Chan~!" panggil seseorang yang ternyata kakak tingkat Haechan yang bernama Kun.

"Iya, Kun hyung?"

"Sudah siap? Kau oke 'kan?"

"Selalu kok, hyung." Haechan tersenyum agar dapat menenangkan Kun dan tidak berpikiran aneh-aneh.

"Aku akan mengajukan beberapa pertanyaan, kalian semua siap?" Otomatis semua mahasiswa maupun mahasiswi yang berjumlah 12 itu mengangguk cepat.

"Pertanyaan pertama. Ini cukup mudah jika kalian mengenal kakak-kakak tingkat di kampus ini, jadi, siapakah bulan kampus tahun lalu?"

"Mark sunbae-nim." Dengan cepat Haechan menjawabnya, bahkan tanpa berpikir lagi. Haechan sendiri kaget saat nama itu tiba-tiba keluar dari bibirnya.

"Wah, kau tahu banyak ya, Haechan. Oke, Haechan memiliki skor 1 dan yang lainnya 0. Pertanyaan kedua adalah dari SMA mana kah aku berasal?" Berkat pertanyaan itu, lantas saja seluruh mahasiswa yang berada di situ berseru mengejek Kun dengan bercanda.

"NXT highschool, benar 'kan, oppa?" ucap seseorang perempuan yang berdiri di sebelah Haechan. Haechan baru sadar kalau selama ini ada seorang perempuan berdiri di sebelahnya, kemana saja dirinya?

"Benar! Baiklah pertanyaan terakhir, jika ada yang bisa menjawabnya selain mereka berdua maka akan ada duel, tapi jika tidak ada yang tahu atau malah salah satu dari 2 orang ini yang menjawab maka otomatis merekalah yang akan maju sebagai perwakilan bulan-bintang fakultas kita." Kun menarik nafas sebentar sebelum lanjut berbicara. Dirinya tersenyum menghadap 12 calon bulan-bintang dari fakultas kedokteran dan mulai membuka mulutnya.

"Siapakah..." Semua orang mulai membuka mulutnya perlahan.

"Siapakah nama kakak tingkat yang di sana!" Semua mahasiswa lantas menoleh ke arah seseorang yang berdiri di depan pintu masuk lapangan.

"Jaemin sunbae-nim!/Jaemin hyung!"

Haechan dan perempuan yang diketahuinya bernama Somi itu menjawab bersamaan. Kalau begini sih sudah pasti mereka berdua yang akan maju mewakilkan fakultas kedokteran.

"Yow, apa yang kalian lakukan, hyung?" tanya Jaemin dan berjalan dengan sedikit angkuh menuju anak kedokteran yang tengah berkumpul.

Matanya menatap tajam ke seluruh mahasiswa. Namun tatapannya segera melembut saat melihat Haechan yang berdiri di depan.

"Kun hyung, kau menghukum Haechan-ku?" tanya Jaemin yang terdengar seperti rajukan. Lelaki yang terlihat manis tapi tampan itu menatap Kun seolah menuntut jawaban.

"Tidak, aku sedang mencari moon dan star untuk nanti. Ada apa kau ke sini?" Jaemin mengendikkan bahunya tanda tidak tahu dan tidak ingin Kun bertanya lebih lanjut. "Oh ya, bagaimana dengan kalian? Sudah bertemu dengan kandidat moon dan star tahun ini dari fakultasmu?"

Uhuk

Tiba-tiba Jaemin merasa tersedak saat Kun bertanya hal itu. Kalau dipikir-pikir anak teknik wajahnya begitu-begitu saja, yang bisa dibilang tampan bisa dihitung jari. Walaupun Jaemin yakin semua anak teknik pasti gagah.

"Entahlah, nothing special. Mungkin temannya Haechan-ku yang akan kuajukan menjadi perwakilan nanti."

Haechan yang merasa namanya disebut kembali bersuara, "Eh? Temanku, hyung?"

"Iya, si Jeno Jeno itu. Sepertinya dia cocok, wajahnya cukup tampan dan bahkan senyumnya saja seperti bulan sabit," Jaemin berpikir sebentar kemudian menyahut kembali, "OKE! Aku akan mengajukannya!"

Haechan menggelengkan kepalanya. Kalau beginikan dia jadi tidak perlu khawatir memikirkan tentang kompetisi karena salah satu pesertanya adalah temannya sendiri.

"Na Jaemin! Jangan menggoda anak kedokteran, kau ini." Itu teriakan dari seseorang yang tadi Haechan perhatikan, Mark Lee.

Seluruh anak kedokteran menoleh ke arah Mark yang berjalan dengan gagahnya. Mata elangnya menatap seluruh mahasiswa kedokteran dengan tajam seolah-olah matanya bisa menyobek mata orang yang ia tatap.

"Eh, Haechan!"

Merasa dipanggil Haechan menolehkan kepalanya ke arah Mark yang sedang tersenyum seperti idiot ke arahnya. Kening Haechan mengerut, ada keperluan apa seorang ketua ospek menyapanya?

"Ya, sunbae-nim?"

"Kau terpilih menjadi perwakilan untuk fakultas kedokteran 'kan?"

"Yaa, kenapa?"

"Kalau begitu semangatlah, tahun lalu aku menjadi pemenangnya. Kau bisa meminta bantuanku, oke?" Haechan mengangguk pelan tanda mengerti.

Ini benar Mark yang Jeno bilang psikopat, keji, dingin, dan kejam? Tapi kenapa dia tampak ramah pada Haechan? Kalau begini 'kan Haechan jadi bingung. Apalagi seingatnya Jeno tidak pernah berbohong padanya sekalipun sejak pertama kali mereka bertemu. Jadi di sini masalahnya adalah, Mark kerasukan atau kenapa?

"Jaemin, aku kembali duluan. Takutnya kalau aku dicari hyung-deul, kau kalau masih mau di sini ya sudah aku tinggal ya."

"Yo, pergi saja sana. Aku masih ingin menikmati indahnya wajah anak kedokteran yang tidak seperti anak teknik."

Seperti biasa, Na Jaemin yang ahli menggombal. Seorang cassanova yang tidak usah ditanya berapa jumlah mainannya sekarang.

tbc

Ada yang tahu gak karis terinspirasi dari film/novel apa? Kalo bener ntar ada hadiahnya deh

Moon and star di sini maksudnya duta kampus gitulah wkwkwk authornya sendiri belum kuliah sih, jadi masih sok tau ini mah:( ngerti dunia perkuliahan aja kagak malah sok-sokan nulis ginian, gede amat nyalinya /ngehujat diri sendiri/

Potion %Markhyuck ft. Nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang