18% 💙💙

31.3K 3.9K 295
                                    

Seperti pagi-pagi biasanya, Haechan sudah menunggu seseorang untuk menjemputnya, yaitu sahabatnya, Lee Jeno. Menjemput Haechan itu seperti kebiasaan Jeno sejak SMP, dulu sih mereka akan pulang bersama dengan berjalan kaki tapi lambat laun karena Jeno sendiri sudah bisa mengendarai mobil jadilah setiap pagi Haechan dijemput Jeno dengan mobil hitam kebanggaannya.

"Woy, melamunkan apa?" Haechan sedikit terkejut melihat mobil Jeno ada di depannya. Tanpa buang-buang waktu Haechan segera masuk ke dalam mobil Jeno dan pergi menuju kampus mereka.

"Jen, aku ingin bertanya sesuatu."

"Huh? Tanyalah, tumben sekali. Biasanya kau langsung nyerocos saja."

Plak

Haechan memukul kepala Jeno dengan kejamnya. Salahkan mulut Jeno yang berbicara sembarangan. Enak saja meledek Haechan seperti itu.

"Kau, ada hubungan apa kau dengan Jaemin hyung?"

"Ohh, ini tentang Nana hyung. Tidak ada apa-apa, hanya bergaul seperti biasa."

Bergaul? Bahkan walaupun sekilas Haechan tahu itu bukan sesuatu yang bisa disebut dengan 'bergaul seperti biasa'. Namun begitulah kata Jeno, Haechan tidak bisa tidak mempercayainya. Ingatlah, jika ada seseorang yang Haechan akan percaya sampai mati maka itu adalah Lee Jeno.

Haecan nenatap sinis ke arah Jeno yang menyebabkan Jeno mengernyitkan dahinya tanda curiga, "Jangan-jangan kau menyukai Nana hyung, ya? Bilang saja padaku kalau kau menyukainya, aku akan membantumu dekat dengannya."

"Berbicara apa sih kau ini. Aku tidak suka dengan seseorang yang cassanova sepertinya, aku merasa seperti murahan."

"Hei hei hei, kau itu jangan berkata seperti itu ya tentang Nana hyung, dia masih anak baik-baik asal kau tahu. Lagipula, tipemu memang yang seperti apa? Ohhh jangan-jangan yang seperti Mark sunbae ya? Yang diam-diam menghanyutkan."

"Perhatikan mulutmu Lee Jeno!"

"Huuu~ Emosimu cepat sekali tersulut jika membicarakan Mark sunbae. Omong-omong tentang Mark sunbae, kalau kau ingin tahu, hanya kau saja yang berani memanggil Mark dengan sebutan hyung. Di fakultasku tidak ada satupun yang berani menggunakan kata hyung padanya."

"Dia sendiri yang menyuruhku memanggilnya Mark hyung, aku tidak keganjenan seperti para jalang-jalang yang selalu mengikutinya."

"Baiklah."

Jeno tahu kalau dia semakin membahas topik ini pasti mood Haechan akan semakin hancur. Daripada dia diserang secara tiba-tiba lebih baik dia menyudahinya saja. Diserang Haechan? Lebih baik diserang singa, deh.

"Jen,"

"Kenapa, Chan?"

Mereka berdua telah sampai di depan kampus mereka tercinta. Haechan turun lebih dulu daripada Jeno. Matanya menatap ke sekeliling kampus yang cukup sepi, mungkin karena dia mendapat kelas pagi.

"Kau masih ingat Renjun hyung?"

"Masih, kenapa?"

"Semalam aku bertemu dengannya."

"Hah?"

Flashback on

Haechan baru saja pulang dari sesi pemotretan untuk moon dan star kampus bersama Jeno. Jangan tanya kemana Mark karena Haechan juga tidak tahu. Tempat tinggal Haechan itu berada di lantai 3, otomatis dia harus menaiki tangga untuk menuju tempatnya.

"Hei," Terasa ada sebuah tangan di pundak Haechan yang otomatis membuat Haechan berbalik.

"Renjun hyung?" tanya Haechan berusaha mengingat siapakah orang di depannya itu.

Potion %Markhyuck ft. Nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang