60% ♥

20.2K 2.8K 680
                                    

Mark buru-buru pergi ke tempat tinggal Haechan setelah mandi sebentar di apartemennya. Paling tidak dia harus terlihat bersih dan wangi di hadapan Haechan, bisa malu dia kalau Haechan mencium bau busuk dari dirinya. Walaupun Mark pada dasarnya berbau harum sekalipun ia tidak mandi.

Haechan yang sedang bermalas-malasan di kamarnya sedikit tersentak mendengar ketukan ringan dari depan pintunya. Dengan cemberut ia membuka pintunya, sudah siap dengan sumpah serapahnya.

Pintu berwarna biru itu dibukanya, mulutnya sudah siap berkata-kata tidak baik pada orang itu tapi segera ditahannya saat melihat siapakah orang dibalik pintu itu. Matanya melebar melihat kedatangan Mark yang tiba-tiba.

"Kau sedang apa ke sini?!" tanya Haechan dengan suara kecilnya. Ia mengeluarkan sedikit kepalanya dan menoleh ke kanan kiri mencari tahu apakah ada seseorang yang melihat Mark.

Melihat keadaan aman, Haechan menarik lengan Mark masuk ke apartemennya. Akhir-akhir ini Haechan sedikit takut saat melihat Mark datang ke apartemennya. Itu semua karena ia mendapat gosip jika tetangga sekitarnya merupakan salah satu penggemar Mark. Lagipula siapa yang tidak mau dengan duta kampus dan ketua ospek? Kecuali Haechan ya.

Tanpa menjawab pertanyaan Haechan, Mark langsung menyentuhkan tangannya ke kening Haechan. Merasa deja vu dengan kejadian itu Haechan menatap aneh ke arah Mark.

Sejak kapan Mark tahu aku sakit? Kira-kira begitulah yang ada di pikiran Haechan saat ini. Kaget saja saat Mark tidak berkata apa-apa tapi malah menyentuh keningnya.

"Kan aku sudah bilang padamu, Haechan. Lihat sekarang kau jadi sakit."

"Haish, aku tidak apa-apa. Hanya—" Haechan menjeda kalimatnya sebelum, "HATCIM!" Suara bersin keluar dari mulutnya. Tangannya otomatis menyeka hidungnya yang mulai tidak kuat menampung cairan di dalamnya.

Haechan pun berlari ke arah kamar mandi untuk membuang semua cairan kental tersebut dan mengambil sebuah tisu untuk ditaruh di hidungnya.

"Kau flu?" tanya Mark yang dijawab anggukan oleh Haechan. "Lalu absenmu?"

"Santai saja sudah diurus Somi, tadi dia ke sini membawa jus jeruk untukku. Entah untuk apa, padahal aku tidak suka." Jawab Haechan malas. Ia berbaring di kasur yang diikuti oleh Mark.

Sore itu hanya dihabiskan dengan Mark dan Haechan menonton tv bersama hingga akhirnya Haechan mati kebosanan. Ia pikir jika ada Mark maka akan menambah teman bermainnya, ternyata sama saja.

"Hyung~ Ayo bermain." Ajak Haechan dan diangguki Mark.

"Sebelumnya minumlah jusmu itu. Setahuku jus jeruk itu bagus untuk seseorang yang terkena fku sepertimu."

"Tidak mauuu~ Jus jeruk asam!"

"Benarkah?" Mark berpikir sebentar dan terlintaslah sebuah ide menarik di otaknya. "Aku punya cara agar jus jeruk itu tidak terasa asam."

"Bagaimana bisa? Kau tambahkan gula begitu? Yang ada aku diabetes!" tolak Haechan tapi Mark tidak gentar. Ia mengambil sekotak jus jeruk tersebut dan menuangkannya ke sebuah gelas.

"Kau ingin tahukan caranya?" Haechan mengangguk polos. Awalnya Haechan berpikir Mark akan mencampur es jeruk itu dengan gula yang sangat banyak, tapi fakta yang ia temukan malah Mark meminum jus jeruk tersebut.

"Loh, hyung kenapa diminum?" Mark menelan jus tersebut dan menatap Haechan yang menatapnya bingung.

"Tadi hyung hanya mencicipinya." Jawab Mark seadanya lalu meminumnya kembali. Haechan sudah akan mengajukan pertanyaan yang sama sebelum Mark menarik tengkuknya.

Potion %Markhyuck ft. Nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang